Malam Panjang, Proses Matahari Terbit dari Barat Tanda Awal Kiamat

Kamis, 23 September 2021 - 09:34 WIB
loading...
Malam Panjang, Proses...
Matahari terbit dari barat merupakan tanda-tanda pertama terjadinya kiamat. (Foto/Ilustrasi: AP/Charlie Riedel)
A A A
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul " Dahsyatnya Hari Kiamat " memaparkan sejumlah hadits yang menjelaskan bahwa masih ada orang yang melakukan qiyamullail pada detik-detik menjelang matahari terbit dari barat. Pada saat itu malam sangat panjang, lebih panjang dari malam-malam biasa.



Hadits-hadits ini secara detail juga menggambarkan proses terjadinya tanda-tanda awal hari kiamat tersebut. Salah satunya adalah hadits dari dari Abdullah bin Abi Aufa, yang mengaku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

“Akan datang kepada manusia satu malam yang setara dengan tiga malam seperti malam kalian ini. Jika itu muncul, orang-orang yang melaksanakan shalat malam mengenalnya. Seorang dari mereka melaksanakan shalat malam lalu membaca wiridnya lalu tidur, lalu bangun dan membaca wiridnya kemudian tidur. Saat mereka dalam kondisi seperti itu, orang-orang saling berteriak satu dengan lainnya: Ada apa ini?"

Mereka pun berhamburan ke masjid. Ternyata mereka melihat matahari telah terbit sehingga ketika sudah berada di tengah langit, matahari kembali lagi dan terbit di tempat terbitnya.

Beliau bersabda: “Saat itulah tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu".

Bintang Tak Terlihat
Sementara itu, Ibnu Mardawih mengemukakan dari jalur Sufyan ats-Tsauri, dari Manshur, dari Rub'i, dari Hudzaifah, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, apa tanda matahari terbit dari barat?”

Beliau bersabda: "Malam itu panjang hingga menjadi selama dua malam. Lantas orang-orang yang terbiasa shalat malam terjaga dan melaksanakan shalat malam sebagaimana sudah biasa dikerjakan sebelumnya. Saat itu bintang tidak terlihat karena berada di tempatnya. Mereka pun tidur kembali lalu bangun lagi untuk mendirikan shalat malam kemudian tidur lagi lalu bangun lagi melaksanakan shalat malam. Mereka merasakan malam yang panjang hingga orang-orang pun terkejut karena tidak mendapati pagi.

Saat mereka menanti terbitnya matahari dari timur, tiba-tiba matahari terbit dari barat. Sesaat setelah manusia melihat matahari, mereka pun beriman, tetapi iman mereka tidak ada gunanya'.



Maksud Surat Al Kahfi Ayat 86
Ada juga hadits dari Abdullah bin Mas'ud. Ia bertanya kepada teman-teman duduknya tentang maksud Surat Al Kahfi ayat 86 yang berbunyi: (Matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam."

“Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu," jawab teman-temannya.

"Ketika matahari terbenam, ia sujud kepada Allah, bertasbih, dan mengagungkan-Nya kemudian ia berada di bawah Arasy. Jika sudah datang waktu terbit, ia sujud kepada Allah, bertasbih dan mengagungkanNya lalu memohon izin. Tatkala waktu penahanannya tiba, matahari bersujud kepada Allah, bertasbih, dan mengagungkan-Nya lalu meminta izin. Lantas dikatakan kepadanya: “Tunggulah".

Selanjutnya, matahari ditahan selama seperti waktu dua malam.

Ia meneruskan pada saat itulah orang-orang yang bertahajud panik dan seseorang menyeru tetangganya pada malam itu: "Wahai fulan, bagaimana keadaan kita pada malam ini? Aku tidur hingga pulas, mendirikan shalat hingga lelah".

Selanjutnya, dikatakan kepada matahari: “Terbitlah dari tempat engkau terbenam."

Itulah hari, tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu."

Allah SWT berfirman:

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا ۗ قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ


Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". ( QS Al-An'am: 158 )

Menafsirkan ayat ini Prof Dr Quraish Shihab mengatakan ketika tanda-tanda itu datang dan membuat mereka beriman, keimanan itu tidak berarti apa-apa bagi mereka, karena merupakan keimanan yang terpaksa. Sekarang tidak ada gunanya lagi pertobatan dan ketaatan orang yang berbuat maksiat. Fase penugasan kewajiban (taklîf) telah berakhir. Katakan kepada pembangkang-pembangkang yang mendustakan itu, "Tunggulah salah satu dari tiga hal di atas ini. Teruskan pendustaan kalian. Kami pun menunggu ketentuan hukum Allah tentang kalian."
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2490 seconds (0.1#10.140)