Jelang Kiamat, Munculnya Binatang Melata yang Bisa Berbicara kepada Manusia
loading...
A
A
A
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul " Dahsyatnya Hari Kiamat " menyampaikan menjelang datangnya hari kiamat ditandai munculnya binatang melata dari bumi. Binatang tersebut bisa berbicara dengan manusia.
Dalam kitab Asyraathus Saa’ah karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil juga menyebutkan bahwa munculnya binatang bumi di akhir zaman adalah salah satu tanda dekatnya Kiamat telah tetap berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah .
Allah SWT berfirman,
“Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin pada ayat ayat Kami.” ( QS An-Naml: 82 )
Ibnu Abbas, al-Hasan, dan Qatadah berkata mengenai tafsir dari ayat “yang akan mengatakan kepada mereka,” yakni berbicara langsung dengan mereka.
Ibnu Jarir membenarkan bahwa binatang melata itu berbicara langsung dengan mereka. “Bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”
Ia menuturkan keterangan ini dari Ali dan Atha'. Dalam hal ini ada perbedaan pandangan. Dari Ibnu Abbas, “Berbicara kepada mereka artinya melukai mereka, menulis KAFIR di kening orang kafir, dan darinya berbicara dengan mereka dan mengeluarkan mereka.
Yusuf bin Abdillah menjelaskan surat An-Naml ayat 82 menjelaskan kemunculan binatang. Hal itu terjadi ketika manusia telah rusak, meninggalkan perintah-perintah Allah, dan menggantikan agama yang benar. Ketika itu Allah mengeluarkan binatang dari dalam bumi kepada mereka, lalu dia berbicara dengan manusia atas hal itu.
Para ulama berkata tentang makna firman Allah Ta’ala, وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ ,maksudnya adalah telah pasti ancaman atas mereka karena perbuatan mereka yang terus-menerus melakukan kemaksiatan, kefasikan, pembangkangan, berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak mentadabburinya, tidak mengamalkan hukumnya, juga tidak berhenti melakukan kemaksiatan, dan sehingga nasihat tidak lagi bermanfaat, tidak dapat diingatkan lagi dari kedurhakaan.
Lalu Allah berfirman, ‘Jika mereka telah demikian, maka Kami akan mengeluarkan binatang dari dalam bumi yang dapat berbicara dengan mereka,’ yaitu binatang yang dapat memahami dan berbicara dengan mereka, padahal biasanya binatang tidak bisa berbicara dan tidak mengerti, hal itu agar dia memberitahukan manusia bahwa apa yang terjadi adalah tanda (dekatnya Kiamat) dari Allah Ta’ala.
‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Jatuhnya perkataan (ketetapan) atas mereka terjadi dengan wafatnya para ulama, hilangnya ilmu dan diangkatnya al-Qur-an.”
Kemudian beliau berkata, “Perbanyaklah membaca al-Quran sebelum ia diangkat!” Mereka bertanya, “Mushhaf-mushhaf ini akan diangkat, lalu bagaimana dengan yang ada dalam dada-dada manusia (hafalan mereka)?”
Beliau menjawab, “Al-Quran akan diambil pada malam hari, lalu di pagi harinya mereka kosong (dari al-Quran), melupakan Laa ilaaha illallaah, dan mereka terjatuh pada ucapan Jahiliyyah juga sya’ir-sya’ir mereka, hal itu terjadi ketika perkataan (ketetapan) jatuh atas mereka.”
Dalil-dalil dari as-Sunnah al-Muthahharah.
Pertama: Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tiga hal yang jika keluar, maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya, terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi.’”[Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh an-Nawawi)].
Dalam kitab Asyraathus Saa’ah karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil juga menyebutkan bahwa munculnya binatang bumi di akhir zaman adalah salah satu tanda dekatnya Kiamat telah tetap berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah .
Allah SWT berfirman,
وَ اِذَا وَقَعَ الۡقَوۡلُ عَلَيۡهِمۡ اَخۡرَجۡنَا لَهُمۡ دَآبَّةً مِّنَ الۡاَرۡضِ تُكَلِّمُهُمۡۙ اَنَّ النَّاسَ كَانُوۡا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوۡقِنُوۡنَ
“Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin pada ayat ayat Kami.” ( QS An-Naml: 82 )
Ibnu Abbas, al-Hasan, dan Qatadah berkata mengenai tafsir dari ayat “yang akan mengatakan kepada mereka,” yakni berbicara langsung dengan mereka.
Ibnu Jarir membenarkan bahwa binatang melata itu berbicara langsung dengan mereka. “Bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”
Ia menuturkan keterangan ini dari Ali dan Atha'. Dalam hal ini ada perbedaan pandangan. Dari Ibnu Abbas, “Berbicara kepada mereka artinya melukai mereka, menulis KAFIR di kening orang kafir, dan darinya berbicara dengan mereka dan mengeluarkan mereka.
Yusuf bin Abdillah menjelaskan surat An-Naml ayat 82 menjelaskan kemunculan binatang. Hal itu terjadi ketika manusia telah rusak, meninggalkan perintah-perintah Allah, dan menggantikan agama yang benar. Ketika itu Allah mengeluarkan binatang dari dalam bumi kepada mereka, lalu dia berbicara dengan manusia atas hal itu.
Para ulama berkata tentang makna firman Allah Ta’ala, وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ ,maksudnya adalah telah pasti ancaman atas mereka karena perbuatan mereka yang terus-menerus melakukan kemaksiatan, kefasikan, pembangkangan, berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak mentadabburinya, tidak mengamalkan hukumnya, juga tidak berhenti melakukan kemaksiatan, dan sehingga nasihat tidak lagi bermanfaat, tidak dapat diingatkan lagi dari kedurhakaan.
Lalu Allah berfirman, ‘Jika mereka telah demikian, maka Kami akan mengeluarkan binatang dari dalam bumi yang dapat berbicara dengan mereka,’ yaitu binatang yang dapat memahami dan berbicara dengan mereka, padahal biasanya binatang tidak bisa berbicara dan tidak mengerti, hal itu agar dia memberitahukan manusia bahwa apa yang terjadi adalah tanda (dekatnya Kiamat) dari Allah Ta’ala.
‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Jatuhnya perkataan (ketetapan) atas mereka terjadi dengan wafatnya para ulama, hilangnya ilmu dan diangkatnya al-Qur-an.”
Kemudian beliau berkata, “Perbanyaklah membaca al-Quran sebelum ia diangkat!” Mereka bertanya, “Mushhaf-mushhaf ini akan diangkat, lalu bagaimana dengan yang ada dalam dada-dada manusia (hafalan mereka)?”
Beliau menjawab, “Al-Quran akan diambil pada malam hari, lalu di pagi harinya mereka kosong (dari al-Quran), melupakan Laa ilaaha illallaah, dan mereka terjatuh pada ucapan Jahiliyyah juga sya’ir-sya’ir mereka, hal itu terjadi ketika perkataan (ketetapan) jatuh atas mereka.”
Dalil-dalil dari as-Sunnah al-Muthahharah.
Pertama: Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ، لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـي إِيْمَانِهَا خَيْرًا: طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ.
“Ada tiga hal yang jika keluar, maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya, terbitnya matahari dari barat, Dajjal, dan binatang bumi.’”[Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab az-Zamanul Ladzi la Yuqbalu fiihil Iimaan (II/195, Syarh an-Nawawi)].