Karomah Sa'ad Bin Abi Waqqash, Sahabat Pemilik Doa Mustajab (1)

Kamis, 28 Oktober 2021 - 05:07 WIB
loading...
Karomah Saad Bin Abi Waqqash, Sahabat Pemilik Doa Mustajab (1)
Sahabat bernama Saad Bin Abi Waqqash ini selain dikenal sebagai pemanah hebat, beliau juga pemilik doa mustajab. Foto ilustrasi/dok manhaj
A A A
Sa'ad bin Abi Waqqash adalah satu dari sahabat Nabi Muhammad yang memiliki karomah luar biasa. Sa'ad dikenal ketika memimpin perang Al-Qadisiyyah melawan Persia dan kiprahnya mengenalkan Islam ke China pada Tahun 651 Masehi.

Beliau merupakan orang-orang yang awal memeluk Islam ketika berusia 17 tahun. Sa'ad Bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu lahir di Makkah pada Tahun 595 berasal dari Bani Zuhrah dari suku Quraisy. Beliau orang pertama yang melesatkan panahnya di jalan Allah dan tidak pernah meleset dari sasaran.

Syekh Yusuf Bin Ismail an-Nabhani dalam "Kisah Karomah Wali Allah" menceritakan karomah Sa'ad Bin Abi Waqqash yang memiliki doa mustajab. Berikut kisahnya.

Jabir radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa penduduk Kufah mengadukan Sa'ad bin Abi Waqqash kepada Khalifah 'Umar. 'Umar lalu mengutus seseorang untuk bertanya tentang Sa'ad kepada orang-orang Kufah.

Utusan itu berkeliling dari masjid ke masjid di Kufah dan semua orang yang ditanyainya memberikan penilaian positif terhadap Sa'ad. Akhirnya ia berhenti di sebuah masjid dan bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku bernama Abu Sa'dah. Laki-laki itu berkata: "Kami mengadukan Sa'ad karena ia tidak membagi rampasan secara sama rata, tidak berjalan bersama pasukannya, dan tidak berlaku adil dalam menghukumi sesuatu."

Mendengar kabar itu, Sa'ad Bin Abi Waqqash pun berdoa: "Ya Allah, kalau ia berdusta, maka panjangkanlah umurnya, panjangkan kefakirannya, dan timpakan berbagai fitnah padanya."

Ibnu Amir menceritakan bahwa ia menyaksikan laki-laki yang mengadukan Sa'ad itu berumur panjang, sampai-sampai alisnya menutupi mata karena saking panjangnya. Ia betul-betul ditimpa kemiskinan dan di sebuah jalan ia pernah bertemu dengan budak-budak perempuan kemudian merabanya, karena itu ia terkena fitnah.

Sewaktu ditanya: "Mengapa kamu bisa jadi begini?" Jawabnya: "Aku menjadi tua bangka dan terkena fitnah karena doanya Sa'ad." (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan Al-Baihaqi dari jalur Abdul Mulk bin Amir)

Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Sa'ad tengah berpidato di hadapan penduduk Kufah, beliau bertanya: "Bagaimana kepemimpinanku menurut pandangan kalian?" Seorang laki-laki berseru: "Engkau sungguh tidak adil dalam mengemban tanggung jawab, tidak membagi secara rata, dan tidak ikut berperang bersama pasukan."

Sa'ad berdoa: "Ya Allah, kalau ia berdusta, maka butakanlah matanya, segerakan kefakirannya, panjangkan umumya, dan timpakan fitnah padanya." Lelaki itu kemudian buta, jatuh miskin sehingga menjadi peminta-peminta, difitnah sebagai orang yang sombong dan pembohong, dan karena itu ia dibunuh. (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari jalur Mush'ab bin Sa'ad)

Riwayat lain menceritakan bahwa ada seorang laki-laki muslim mengejek Sa'ad bin Abi Waqash. Kemudian Sa'ad berdoa: "Ya Allah, potonglah lidah dan tangannya dengan kehendak-Mu."

Pada waktu perang Al-Qadisiyyah, laki-laki itu terlempar hingga lidah dan tangannya putus. Ia tidak bisa berbicara sepatah kata pun sampai ajal menjemputnya. (Diriwayatkan oleh Al Thabrani, Ibnu 'Asakir dan Abu Na'im dari Qabishah bin Jabir)

Dikisahkan pula bahwa ada seorang perempuan yang mempunyai perawakan seperti anak kecil. Orang-orang mengolok-oloknya. "Itu puteri Sa'ad, ia membenamkan tangannya pada tempat bersuci Sa'ad." Kemudian Sa'ad berdoa: "Semoga Allah menunjukkan kekuatanmu meskipun engkau tidak bisa tumbuh besar lagi." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Asakir dari Mughirah)

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ada seorang perempuan terus menerus memperhatikan Sa'ad. Kemudian Sa'ad menegurnya, tetapi ia tidak mengindahkannya. Suatu hari ketika perempuan itu muncul, Sa'ad berkata: "Buruk sekali wajahmu."Tiba-tiba wajah perempuan itu memuntir ke belakang dan tidak bisa menoleh ke depan. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Asakir dari Mana' dari Abdurrahman bin Auf)

Qais bertutur, "Ada seorang laki-laki mengejek Ali. Maka Sa'ad berdoa, "Ya Allah, laki-laki ini telah mengejek salah seorang walimu. Jangan pisahkan golongan ini, sampai Engkau perlihatkan kekuasaanMu." Demi Allah, kami belum berpisah, hingga kudanya terbenam ke dalam lumpur, kemudian ia terlempar di bebatuan, sampai otaknya keluardan akhirnya mati." (Riwayat Al-Hakim)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Sa'ad mendoakan buruk untuk seorang laki-laki. Tiba-tiba laki-laki itu tertubruk seekor unta betina hingga ia mati. Kemudian Sa'ad menahan nafas dan bersumpah tidak akan mendoakan buruk untuk seorang pun. (Riwayat Al-Hakim dari Mush'ab bin Sa'ad).

Sahabat Ketakutan KetikaSa'ad Berdoa
Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Al-Musayyab bahwasanya Marwan pernah berkata: "Harta ini milik kami, maka kami berhak memberikannya kepada orang yang kami kehendaki." Kemudian Sa'ad mengangkat kedua tangannya dan berkata: "Aku akan berdoa."

Marwan meloncat, lalu merangkulnya sambil berseru: "Engkau akan berdoa kepada Allah, hai Abu Ishaq. Tolong jangan berdoa, karena harta itu adalah milik Allah."

Diceritakan pula bahwa Sa'ad bin Abi Waqqash pernah berdoa: "Ya Allah, hamba memiliki anak-anak yang masih kecil, maka tangguhkan kematianku sampai mereka dewasa (balig)." Dua puluh tahun kemudian, Sa'ad baru menemui ajalnya, sesudah menderita sakit parah. (Riwayat Al-Baihaqi dan Ibnu Asakir dari Yahya bin Abdurrahman bin Labibah)

Dikisahkan juga bahwa ketika Sa'ad sedang berjalan-jalan, lewatlah seorang laki-laki sambil mencaci maki Ali, Thalhah, dan Zubair. Sa'ad berkata kepada laki-laki itu: "Kamu mencaci-maki para pemimpin yang dianugerahi keunggulan oleh Allah. Demi Allah, kamu harus menghentikan cacianmu kepada mereka atau aku akan mendoakan keburukan untukmu."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2226 seconds (0.1#10.140)