Catatan Emas Jihad di Zona Laut Daulah Umayyah

Senin, 01 November 2021 - 05:15 WIB
loading...
Catatan Emas Jihad di Zona Laut Daulah Umayyah
Muawiyah adalah pelopor angkatan laut Islam. Selama Daulah Umayyah angkatan laut Islam menjadi raja lautan. (Foto/Ilustrasi : Ist/mhy)
A A A
Daulah Umayyah atau Umawiyah yang didirikan Muawiyah bin Abu Sufyan sampai kini dikenang sebagai dinasti mujahid di zona laut, selain tentu saja darat. Pada masa kekuasaan pengganti Khulafaurasyidin ini, angkatan laut dibangun sangat kuat. Muawiyah pun berjuluk pelopor angkatan laut Islam.



Selama kekuasaan dinasti ini (661-750 M atau 41-132 H), Daulah Umayyah menjadikan angkatan laut sebagai kekuatan besar yang mampu melakukan jihad di wilayah laut di berbagai lokasi dan dalam waktu yang bersamaan.

Syaikh Abdul Aziz Az-Zuhairi dalam bukunya berjudul "Khairuddin Barbarossa: Pahlawan Islam Penguasa Lautan" memaparkan sejarah angkatan laut Islam bermula seiring dengan penaklukan wilayah Syam dan Mesir dengan garis pantainya yang luas.

Muawiyah bin Abu Sufyan dinilai sebagai pendiri angkatan laut Islam, sejak ia menjadi gubernur Syam pada era pemerintahan Khalifah Umar bin Al-Khathab dan Utsman bin Affan.

Saat menjadi khalifah, Muawiyah mengembangkan angkatan laut dengan mendirikan beberapa pabrik pembuatan kapal di kota Iskandariya dan Akka. Untuk mendukung upayanya itu, ia memanfaatkan tenaga-tenaga trampil yang memahami seluk-beluk dunia maritim.

Strategi maritim yang handal menjadikan Umayyah berhasil menaklukkan beberapa kota di wilayah Laut Mediterania seperti: Cyprus, Arwad, dan Rhodes.

Kota-kota ini kelak menjadi benteng pertahanan maritim Islam dalam menghadapi ancaman angkatan laut Byzantium, bahkan kelak menjadi kota utama yang balik mengancam pertahanan Byzantium.

Bermula dari kota ini, angkatan laut Islam beberapa kali melancarkan serangan ke Byzantium.

Di zaman Khulafaurrasyidin, angkatan laut Islam menahan serangan Byzantium atas Iskandariya tahun 25 H dan dalam Perang Dzatu Shawari tahun 34 H.



Blokade Konstantinopel
Sedangkan pemerintahan Daulah Umayyah berhasil menorehkan prestasi yang belum pernah diraih sebelumnya, yaitu beberapa kali melakukan blokade atas kota Konstantinopel dari tahun 54-60 H dari tahun 98-99 H.

Blokade tersebut dilakukan dengan tujuan menaklukkan kota tersebut. Blokade ini merupakan lompatan besar yang dilakukan oleh angkatan laut Islam.

Manuver besar Daulah Umayyah tidak hanya dilakukan di belahan bumi timur. Angkatan laut Islam didukung oleh angkatan daratnya bahkan melakukan perang besar melawan penjajah Byzantium yang didukung oleh kabilah-kabilah Barbar di negeri Maghribi dan Afrika Utara.

Beberapa kali angkatan laut Islam berusaha menaklukkan Pulau Sicilia pada tahun 46 H. Upaya ini menjadi bukti kemajuan angkatan laut Islam di wilayah Maghribi.

Angkatan Laut Mesir
Angkatan laut Mesir adalah pioner yang memimpin ekspedisi laut di Afrika Utara. Angkatan laut Mesir inilah yang menyerang Sicilia pada tahun 46 H. Angkatan laut Mesir-lah yang melakukan peperangan di lautan di bawah pimpinan Ugbah bin Nafi pada tahun 49 H. Angkatan laut Mesir pula yang melakukan perang melawan Byzantium di wilayah di bawah pimpinan Hissan bin An-Nu'man.

Pada tahun 79 H, angkatan laut Mesir mendapatkan kemenangan gemilang atas Byzantium di wilayah perairan Cartagena.

Di masa pemerintahan Marwan bin Abdul Malik, angkatan laut Mesir turut serta dalam menyerang Pulau Sardania.

Angkatan laut Mesir terus berpartisipasi dalam perang laut, sampai kemudian Hissan bin An-Nu'man membangun pabrik pembuatan kapal di Tunisia pada tahun 89 H. Itu dilakukan setelah Mesir mendapatkan tekanan berat dari angkatan laut Byzantium di pantai-pantai Mesir sendiri.

Byzantium melakukan manuver itu dengan tujuan membendung agar jangan sampai angkatan laut Mesir menguasai pantai-pantai di wilayah Maghribi.

Hissan bin An-Nu'man memanfaatkan keterampilan tangan-tangan orang Mesir dalam mengembangkan pabrik pembuatan kapal, dan Khalifah Abdul Malik bin Marwan memberi orang-orang Mesir itu kebebasan dari kewajiban membayar pajak. Itu dilakukan demi mendorong mereka agar mau pindah ke Tunisia dan bekerja di pabrik pembuatan kapal yang berada di sana.

Daulah Umayyah memiliki beberapa kapal besar yang beroperasi di beberapa wilayah berbeda. Armada Syam dan Mesir beroperasi di bagian timur Laut Mediterania. Armada Tunisia beroperasi di bagian tengah Laut Mediterania.

Tahun 58 H Daulah Umayyah melakukan manuver besar-besaran di Laut Tunisa. Tujuan manuver ini adalah membuka pulau-pulau di wilayah Laut Mediterania bagian barat, terutama pulau-pulau di Sicilia. Pulau-pulau ini menjadi target strategis Daulah Umayyah demi menghalangi kemajuan AL Byzantium.

Saat itu muncul nama-nama besar dalam barisan Islam, antara lain Musa bin Nusair didukung oleh para perwiranya seperti Ayyasy bin Ukhail, Abdul Malik bin Fathin, Abdullah bin Musa, Abdullah bin Murrah, dan Muhammad bin Aus bin Tsabit Al Ansari. Mereka berhasil mengalahkan angkatan laut Byzantium.

Serangkaian jihad tersebut mengantarkan umat Islam untuk menaklukkan pulau Sardania, Andalusia, dan Mayurigah.

Manuver-manuver laut ini terus berlanjut sampai hilangnya kekuasaan Daulah Umayyah pada bulan Rabiul Awal 132 H. Sejak itu, kekuatan angkatan laut Islam mengalami stagnasi selama kurang lebih setengah abad.



Syaikh Abdul Aziz Az-Zuhairi mengatakan angkatan laut Islam mencapai puncaknya di masa dinasti Umayyah meski usia dinasti ini relatif lebih singkat.

Daulah Umayyah dikenang sebagai dinasti mujahid di zona darat dan laut. Angkatan Darat Daulah Umayyah melakukan perluasan wilayah hingga bumi belahan timur yang mencakup seluruh wilayah Khurasan, bahkan mencapai batas wilayah China dan India.

Angkatan laut Daulah Umayyah menaklukkan hampir semua pulau di wilayah Laut Mediterania di sisi timur dan baratnya: menembus Lautan Qairani dan Laut Adriatik, serta menaklukkan bumi Andalusia, menyerbu sebagian besar wilayah terdalam Prancis.

Daulah Umayyah berhasil menjadikan sebagai kekuatan besar yang mampu melakukan jihad di wilayah laut di berbagai lokasi dan dalam waktu yang bersamaan.

Ini dikenal dengan perang berstrategi ganda, jihad di darat dan laut dalam waktu bersamaan dengan jangkauan wilayah yang sangat luas. Strategi ini hanya dilakukan oleh Daulah Umayyah dan Daulah Utsmaniyah.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1433 seconds (0.1#10.140)