Imam Masjidil Haram dari Indonesia Cuma 3 Ulama Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya

Jum'at, 12 November 2021 - 18:13 WIB
loading...
Imam Masjidil Haram...
Imam Masjidil Haram dari Indonesia yang tercatat dalam sejarah adalah Syaikh Junaid Al Batawi, Syaikh Imam Nawawi Al Bantani, dan Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. (Foto/Ilustrasi : Ist/mhy)
A A A
Imam Masjidil Haram dari Indonesia sepanjang sejarah tercatat ada tiga ulama. Mereka adalah Syaikh Junaid Al Batawi, Syaikh Imam Nawawi Al Bantani , dan Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.

Mereka merupakan ulama yang menjadi panutan dan mempunyai banyak anak didik. Jejak pemikiran mereka juga kelak turut mengilhami kemerdekaan di tanah air.



Tak sembarang orang yang bisa menjadi Imam Masjidil Haram dan khatib di masjid tersebut. Ada agenda khusus pemilihannya langsung oleh pemerintah atau mufti setempat sebelum ditunjuk menjadi Imam Masjid.

Umumnya kandidat yang ditunjuk adalah orang yang tinggi akhlaknya serta memiliki pemahaman yang baik soal ilmu agama.Tak heran, Pemerintah Arab Saudi betul-betul menyiapkan seleksi pemilihan imam sekaligus khatib yang ketat. Penilaiannya mulai dari pengetahuan agama, latar belakang pendidikan hingga kualitas suara, hafalan, bacaan bahkan asal-usulnya.

Adapun syarat jadi seorang Imam di Masjidil Haram, Makkah ataupun Masjid Nabawi di Madinah adalah penghafal Al-Quran, memiliki kedalaman ilmu agama, punya kedudukan terhormat dalam pandangan masyarakat setempat, bijaksana dan alim, punya suara yang merdu dan jelas, serta berasal dari keluarga atau keturunan yang baik.

Apabila suatu saat Imam Masjidil Haram berhalangan hadir dalam memimpin sholat jamaah, tak sembarangan orang bisa menggantikannya. Pemerintah juga persiapkan pengganti yang sudah dipercaya oleh Imam Masjid. Bisa jadi Muazin-nya ataupun orang yang dianggap memiliki ilmu agama.

Bukan hanya itu, pemerintah Arab Saudi konon juga menerapkan qarar (peraturan) yang mewajibkan seluruh imam dan muazin haruslah orang Saudi sendiri. Itu sebabnya mengapa sudah puluhan tahun, ulama Indonesia absen untuk menjadi imam Masjidil Haram. Kini Imam Besar Masjidil Haram adalah Syekh Abdurrahman As-Sudais.



Syaikh Junaid Al-Batawi
Imam Masjidil Haram asal Indonesia yang pertama adalah Syaikh Junaid Al-Batawi. Beliau lahir di Pekojan, Jakarta Barat. Beliau dikenal sebagai seorang pendidik yang tangguh. Hingga akhir hayatnya dihabiskan untuk mengajar. Syaikh Junaid dikenal sebagai syaikhul masyayikh madzhab Syafii.

Syaikh Junaid Al-Batawi wafat di Makkah pada tahun 1840. Diperkirakan usianya 100-an tahun. Berkat jasa beliau, nama Betawi untuk pertama kalinya diperkenalkan di mancanegara. Di antara muridnya yang kemudian masyhur adalah Muhammad Nawawi Al Bantani.

Syaikh Nawawi al-Bantani
Ulama Indonesia kedua yang menjadi Imam Besar Masjidil Haram adalah Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani . Ia dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten tahun 1815. Namanya masyhur hingga sekarang dengan karya yang banyak.

Ayahnya, Syaikh Umar bin Arabi al-Bantani merupakan seorang ulama lokal di Banten, sekaligus menjadi guru agamanya yang pertama. Ia juga belajar kepada sejumlah ulama lokal sebelum memutuskan ke Makkah pada usia 15 tahun.

Di Makkah, beliau memperdalam ilmu agama kepada guru-gurunya selama kurang lebih 30 tahun. Semakin hari semakin masyhur hasil pemikiran Syaikh Muhammad Nawawi. Ketika menetap di Syi'ib 'Ali, Makkah dan mengajar, muridnya banyak dan berdatangan dari berbagai bangsa.

Namanya kemudian tersohor sebagai Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Artinya Nawawi dari Banten, Jawa. Syaikh Nawawi meninggal di Mekkah tahun 1897.



Syaikh Ahmad Khatib
Ulama Indonesia ketiga yang jadi Imam Masjidil Haram adalah Syaikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi. Ulama ini lahir Sumatra Barat, di Koto Tuo, Kabupaten Agam, pada 26 Juni 1860.

Sejak kecil kecerdasannya sudah terlihat. Kala itu, ayahnya, Syakh Abdul Latif mengajaknya ke Makkah pada usia 11 tahun (1871) untuk menunaikan ibadah Haji. Namun, setibanya di tanah suci, Ahmad tak ingin pulang dan mau menetap demi menuntaskan hafalan Al-Quran.

Selain menghafal Al-Qu'an, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.

Kealiman Syaikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika diangkatnya beliau menjadi imam dan khatib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram. Jabatan ini imam dan khatib bukanlah jabatan yang sembarangan. Jabatan ini hanya diperuntukkan orang-orang yang memiliki keilmuan yang tinggi.

Syaikh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid dan menjadi ulama-ulama besar, diantaranya Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul, ayah dari Buya Hamka ), KH Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah).

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)