Syekh Sudais, Didoakan Ibunya Jadi Imam Masjidil Haram
loading...
A
A
A
Syekh Sudais yang bernama lengkap Syeikh Abdurrahman bin Abdul Aziz As-Sudais adalah Imam Masjidil Haram , Mekkah, Arab Saudi. Jabatan mulia ini bisa dia raih karena doa sang bunda tatkala beliau masih kecil.
Kisah Syekh Sudais ini amat populer. Alkisah, Syeikh Sudais kecil tengah asyik bermain tanah. Di saat yang sama, ibunya sibuk menyiapkan hidangan makanan untuk tetamu yang hendak berkunjung. Ketika jamuan telah tersaji, lantaran para tamu belum datang, tiba-tiba tangan mungil Syeikh Sudais kecil dengan segenggam tanah ditaburkannya debu itu ke atas makanan.
Sontak, mendapati kelakuan nakal sang anak, ibu pun marah besar. “idzhab ja’alakallahu imaaman lil haramain (pergi kamu, biar kamu jadi Imam di Haramain),” ujar sang ibu dengan nada marah.
Entah apakah ini doa atau kutukan seorang ibu. Yang pasti, intinya ibunya memang menginginkannya menjadi orang yang bermanfaat bagi umat. Dan dalam kesehariannya, sang ibunda kerap memanggil Syeikh Sudais kecil dengan sebutan “Ya Abdurrahman, ya hafidzal quran, ya imamal masjidil haram.” Rupanya lewat panggilan itulah doa yang kerap diucapkan ibu kepadanya.
Kini, Syeikh Sudais tak sekadar hafidz, tapi suaranya yang begitu merdu kala melantunkan ayat-ayat Al-Quran begitu menyejukkan hati. Pada tahun 2012 Syeikh Sudais mengemban amanah dari Kerajaan Arab Saudi, sebagai Kepala Dua Tanah Suci, Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawarah. Sebuah jabatan khusus setingkat menteri di Arab Saudi.
Sosok ulama kharismatik kelahiran Riyadh, 10 Februari 1960 ini dikenal sebagai ulama berpandangan moderat dan tetap tampil sederhana. Lahir dan dibesarkan dari Bani Anza, Syeikh Sudais telah berhasil menghafal 30 juz Al-Quran di usia yang sangat belia, 12 tahun. Pendidikan formalnya dimulai di Al-Muntaha bin Harits, kemudian kuliah di Fakultas Syariah Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, Arab Saudi.
Pada tahun 1984, untuk pertama kalinya, Syeikh Sudais ditunjuk sebagai salah satu khotib di Masjidil Haram. Kala itu, ia tengah menjadi imam sholat Ashar pada 22 Syaban 1404 Hijriyah, bertepatan dengan 23 Mei 1984. Dan di tahun yang sama, ia meraih gelar Master Degree, dengan predikat Excellent. Setelah itu, Syeikh Sudais menjadi dosen di Fakultas Syariah Universitas Ummul Qura, Mekkah. Di universitas tertua dan ternama ini pula, ia meraih gelar doktor.
Kisah Syekh Sudais ini amat populer. Alkisah, Syeikh Sudais kecil tengah asyik bermain tanah. Di saat yang sama, ibunya sibuk menyiapkan hidangan makanan untuk tetamu yang hendak berkunjung. Ketika jamuan telah tersaji, lantaran para tamu belum datang, tiba-tiba tangan mungil Syeikh Sudais kecil dengan segenggam tanah ditaburkannya debu itu ke atas makanan.
Sontak, mendapati kelakuan nakal sang anak, ibu pun marah besar. “idzhab ja’alakallahu imaaman lil haramain (pergi kamu, biar kamu jadi Imam di Haramain),” ujar sang ibu dengan nada marah.
Entah apakah ini doa atau kutukan seorang ibu. Yang pasti, intinya ibunya memang menginginkannya menjadi orang yang bermanfaat bagi umat. Dan dalam kesehariannya, sang ibunda kerap memanggil Syeikh Sudais kecil dengan sebutan “Ya Abdurrahman, ya hafidzal quran, ya imamal masjidil haram.” Rupanya lewat panggilan itulah doa yang kerap diucapkan ibu kepadanya.
Baca Juga
Kini, Syeikh Sudais tak sekadar hafidz, tapi suaranya yang begitu merdu kala melantunkan ayat-ayat Al-Quran begitu menyejukkan hati. Pada tahun 2012 Syeikh Sudais mengemban amanah dari Kerajaan Arab Saudi, sebagai Kepala Dua Tanah Suci, Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawarah. Sebuah jabatan khusus setingkat menteri di Arab Saudi.
Sosok ulama kharismatik kelahiran Riyadh, 10 Februari 1960 ini dikenal sebagai ulama berpandangan moderat dan tetap tampil sederhana. Lahir dan dibesarkan dari Bani Anza, Syeikh Sudais telah berhasil menghafal 30 juz Al-Quran di usia yang sangat belia, 12 tahun. Pendidikan formalnya dimulai di Al-Muntaha bin Harits, kemudian kuliah di Fakultas Syariah Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, Arab Saudi.
Pada tahun 1984, untuk pertama kalinya, Syeikh Sudais ditunjuk sebagai salah satu khotib di Masjidil Haram. Kala itu, ia tengah menjadi imam sholat Ashar pada 22 Syaban 1404 Hijriyah, bertepatan dengan 23 Mei 1984. Dan di tahun yang sama, ia meraih gelar Master Degree, dengan predikat Excellent. Setelah itu, Syeikh Sudais menjadi dosen di Fakultas Syariah Universitas Ummul Qura, Mekkah. Di universitas tertua dan ternama ini pula, ia meraih gelar doktor.
(mhy)