5 Penyimpangan yang Harus Dijauhi Kaum Wanita, Nomor 2 Paling Populer

Minggu, 21 November 2021 - 05:08 WIB
loading...
5 Penyimpangan yang...
Penyimpangan dalam masalah keimanan, ibadah atau akhlak masih kerap terjadi di masyarakat, dan ironisnya banyak pelaku penyimpangan ini adalah kaum wanita. Foto ilustrasi/ist
A A A
Penyimpangan dalam masalah keimanan, ibadah atau akhlak masih kerap terjadi di masyarakat. Saat ini, banyak penyimpangan yang tersamar atau tidak nampak, bahkan banyak yang tidak disadari oleh pelakunya. Penyimpangan ini, seperti penyakit ganas yang baru disadari oleh si sakit ketika kondisi sudah parah.

Jika si pelaku diberi peringatan maka ada saja alasan yang dikemukakan untuk membela diri dengan menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ironisnya, penyimpangan-penyimpangan tersebut banyak dilakukan oleh sebagian kaum wanita .



Dikutip dari kitab “Mukhālafāt Nisa'iyyah, 100 Mukholafah Taqo'u fiha 'I-Katsir mina 'n-Nisa' bi Adillatiha 'sy'Syr'iyyah" Abdul Lathif bin Hajis Al-Ghomidi penyimpangan-penyimpangan dalam masalah keimanan dan ibadah yang sadar atau tidak sadar banyak dilakukan oleh sebagian kaum wanita saat ini. Berikut, beberapa di antaranya :

1. Bersumpah dengan selain nama Allah

Kesalahan yang sering terjadi pada sebagian perempuan adalah seringnya mereka bersumpah dengan selain nama Allah Ta'la, karena hal itu termasuk syirik ashghor (kecil). Namun jika orang yang bersumpah meyakini sesuatu yang ia jadikan sumpah tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan Allah Ta'ala bahkan lebih agung dari-Nya, maka syirik kecil ini menjadi syirik akbar (besar) yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama dan menjadikannya murtad dari Islam.

Dari Abdullah bin Umar radhiyyalhu'anhu diriwiyatakan bahwa ia berkata, Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat kesyirikan". (Shohih Sunan Abu Dawud dan Shohih Sunan At-Tirmidzi)

2. Suka mendatangi tukang ramal

Mereka pergi ke tukang sihir dan tukang ramal, dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit atau melepaskan sihir atau mencari pekerjaan dan lain-lainnya. Mendatangi tukang sihir atau ramal ini termasuk amalan yang membinasakan dan menghinakan.

Bahkan barangsiapa yang mempercayainya maka ia telah kafir, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu dia mempercayai perkataannya maka dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Muslim)

Tidak ada yang mengetahui hal gaib selain Allah Ta'ala dan tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang kecuali Dzat yang Maha Mengetahui segala sesuatu.



3. Menggantungkan jimat

Yang bisa memberikan manfaat dan mendatangkan mudharat hanyalah Allah Ta'ala. Dialah yang menentukan kebaikan dan kejelekan, yang menciptakan penyakit dan obat, yang menurunkan bencana dan menentukan kesembuhan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tiada yang mampu menolak sesuatu yang membahayakan selain-Nya dan tiada yang mampu menolak sesuatu yang tidak disukai selain-Nya.

Oleh karena itu, semua hati wajib menggantungkan dirinya kepada Dzat yang mengetahui hal yang gaib dan tidak menoleh kepada selain_nya, yaitu kepada sesuatu yang tidak mampu memberikan daya, kekuatan, kematian, kehidupan dan kebangkitan.

Allah Ta'ala berfirman :
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yunus : 107)

4. Menangisi dan meratapi orang yang meninggal dengan berlebihan

Misalnya mereka menangis dengan berteriak-teriak atau meraung-meraung, memukul-mukul wajah dan merobek pakaian ketika ada yang meninggal dunia. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah termasuk dari (golongan) kami orang yang memukul pipinya, merobek satu (pakaian)nya dan meneriakkan teriakan-teriakan jahiliyah.” (Muttafaq ‘alaih)

Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Wanita yang meratap, apabila dia tidak bertaubat sebelum meninggal, (maka) pada hari Kiamat dia akan dibangkitkan dan dipakaikan pakaian dari cairan tembaga serta mantel dari penyakit kudis.” (HR. Muslim)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2686 seconds (0.1#10.140)