Kisah Perempuan Rupawan Minta Ditiduri Ayah Rasulullah SAW, Imbalan 100 Ekor Unta
loading...
A
A
A
Pada suatu hari Abdulah bin Abdul Muthalib berjalan melewati seorang perempuan dari suku Khats'am yang bernama Fathimah binti Murr. Dia adalah perempuan yang sangat cantik, masih muda, dan sangat menjaga kemuliaan dirinya.
Dia juga perempuan yang terpelajar dan membaca banyak buku. Karena itu, para pemuda Quraisy banyak berbicara tentang dirinya. Kemudian perempuan itu melihat cahaya kenabian pada wajah Abdullah. Maka dia bertanya kepada Abdullah, “Pemuda, siapa namamu?” Abdullah pun menerangkan siapa dirinya.
Perempuan itu kembali berkata kepadanya, “Apakah engkau mau meniduriku, dan nanti saya berikan engkau seratus ekor unta?”
Abdullah memandangnya, kemudian berkata, “Jika engkau mengajakku melakukan perbuatan yang terlarang, maka kematian lebih saya pilih. Jika itu perbuatan yang dilakukan dalam kehalalan, maka harus dipikirkan terlebih dahulu. Tentang bagaimana hari esok, apa yang engkau rencanakan.”
Kemudian Abdullah pergi menemui istrinya, Dia menceritakan tentang perempuan dari Khats'amiah itu, serta kecantikannya dan tawarannya.
Berikutnya dia kembali menemui perempuan Khatsamiyah, namun kali ini perempuan itu tidak menyikapinya dengan antusias, sebagaimana yang dia lakukan dahulu.
Maka Abdullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau sungguh-sungguh dengan tawaranmu dahulu?”
Perempuan itu menjawab, “Waktu itu saya menawarkannya kepadamu. Sedangkan hari ini tidak. Karena saya tidak ada keinginan lagi terhadapmu.
Kemudian perempuan itu bertanya, “Apa yang engkau telah lakukan selepas bertemu denganku sebelumnya?”
Dia menjawab, “Saya meniduri istriku, Aminah binti Wahab.”
Perempuan itu berkata, “Demi Tuhan! Saya bukanlah orang yang peragu. Tapi waktu itu saya melihat cahaya kenabian di wajahmu. Maka saya ingin agar cahaya itu masuk ke tubuhku. Namun Tuhan berkehendak lagi, dan meletakkannya sesuai yang Dia kehendaki.”
Kisah tersebut disampaikan Abul Fayyadh Al-Khats'ami dan dikutip dalam buku "Uyun Al-Hikayat Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawodir Az-Zahidin" karya Imam Ibnul Jauzi.
Peristiwa antara Abdullah dan perempuan jelita itu kemudian menjadi pembicaraan para pemuda Quraisy. Bahwa perempuan Khatsamiyah itu menawarkan dirinya kepada Abdullah, namun Abdullah menolaknya. Maka, mereka pun membicarakan dirinya dengan buruk. Sehingga perempuan itu menjawab, menerangkan sebab perbuatannya itu,
“Saya melihat, padanya ada cahaya yang bersinar, yang menyinari semesta dengan cahaya berpendar”
Urwah dan lainnya mengatakan, bahwa perempuan itu bernama Qatilah binti Naufal, saudari Waraqah bin Naufal.
Dia juga perempuan yang terpelajar dan membaca banyak buku. Karena itu, para pemuda Quraisy banyak berbicara tentang dirinya. Kemudian perempuan itu melihat cahaya kenabian pada wajah Abdullah. Maka dia bertanya kepada Abdullah, “Pemuda, siapa namamu?” Abdullah pun menerangkan siapa dirinya.
Perempuan itu kembali berkata kepadanya, “Apakah engkau mau meniduriku, dan nanti saya berikan engkau seratus ekor unta?”
Abdullah memandangnya, kemudian berkata, “Jika engkau mengajakku melakukan perbuatan yang terlarang, maka kematian lebih saya pilih. Jika itu perbuatan yang dilakukan dalam kehalalan, maka harus dipikirkan terlebih dahulu. Tentang bagaimana hari esok, apa yang engkau rencanakan.”
Kemudian Abdullah pergi menemui istrinya, Dia menceritakan tentang perempuan dari Khats'amiah itu, serta kecantikannya dan tawarannya.
Berikutnya dia kembali menemui perempuan Khatsamiyah, namun kali ini perempuan itu tidak menyikapinya dengan antusias, sebagaimana yang dia lakukan dahulu.
Maka Abdullah bertanya kepadanya, “Apakah engkau sungguh-sungguh dengan tawaranmu dahulu?”
Perempuan itu menjawab, “Waktu itu saya menawarkannya kepadamu. Sedangkan hari ini tidak. Karena saya tidak ada keinginan lagi terhadapmu.
Kemudian perempuan itu bertanya, “Apa yang engkau telah lakukan selepas bertemu denganku sebelumnya?”
Dia menjawab, “Saya meniduri istriku, Aminah binti Wahab.”
Perempuan itu berkata, “Demi Tuhan! Saya bukanlah orang yang peragu. Tapi waktu itu saya melihat cahaya kenabian di wajahmu. Maka saya ingin agar cahaya itu masuk ke tubuhku. Namun Tuhan berkehendak lagi, dan meletakkannya sesuai yang Dia kehendaki.”
Kisah tersebut disampaikan Abul Fayyadh Al-Khats'ami dan dikutip dalam buku "Uyun Al-Hikayat Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawodir Az-Zahidin" karya Imam Ibnul Jauzi.
Peristiwa antara Abdullah dan perempuan jelita itu kemudian menjadi pembicaraan para pemuda Quraisy. Bahwa perempuan Khatsamiyah itu menawarkan dirinya kepada Abdullah, namun Abdullah menolaknya. Maka, mereka pun membicarakan dirinya dengan buruk. Sehingga perempuan itu menjawab, menerangkan sebab perbuatannya itu,
“Saya melihat, padanya ada cahaya yang bersinar, yang menyinari semesta dengan cahaya berpendar”
Urwah dan lainnya mengatakan, bahwa perempuan itu bernama Qatilah binti Naufal, saudari Waraqah bin Naufal.
(mhy)