Benarkah Al-Quran Menggunakan 40 Dialek Bahasa Arab?

Rabu, 29 Desember 2021 - 16:24 WIB
loading...
Benarkah Al-Quran Menggunakan...
Dalam bahasa Arab banyak dialek. Ada yang berpendapat Al-Quran menggunakan 40 dialek bahasa Arab. (Foto/Ilustrasi : Dok. SINDOnews)
A A A
Al-Quran menggunakan Bahasa Arab. Namun, banyak dialek dalam Bahasa Arab. Lalu, dalam dialek apakah al-Qur'an diturunkan? Sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai kini soal ini mengundang perdebatan di kalangan para ahli kaum Muslim sendiri.

Dr Abdul Aziz MA dalam bukunya berjudul "Chiefdom Madinah: Kerucut Kekuasaan pada Zaman Awal Islam" mengutip ath-Thabari mengatakan bahwa bahasa Arab mempunyai dialek yang banyak.

Sejumlah ulama ada yang menyebut al-Qur'an diturunkan dalam 40 dialek bahasa. Dialek itu adalah Quraisy, Hudzail, Kinanah, Khasy'am, Khazjar, Asy'ar, Numair, Qis Aylan, Jurhum, Yaman, Azad Syanu-ah, Kindah, Tamim, Himyar, Madyan, Lakhm, Saad al-Asyirah, Hadramaut, Sadus, Amaligah, Anmar, Ghassan, Madzhaj, Khuzaah, Ghathafan, Saba, Oman, Banu Hanifah, Tsa'lab, Thayyi, Amir bin Sha'sha'ah, Aus, Mazinah, Tsaqif, Judzam, Baliyy, Udzrah, Hawazin, Namir, dan Yamamah.



Sejumlah ayat al-Qur'an, menurut Abdul Aziz, memberi petunjuk bahwa al-Qur'an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab mubinah (bi-lisanin Arabiyyin mubin). "Namun begitu, tidaklah jelas dialek manakah yang dianggap sebagai bahasa Arab mubinah itu," tulisnya.

Ath-Thabari mengutip suatu hadis riwayat Abu Hurairah, yang menyatakan bahwa al-Qur'an diturunkan dengan tujuh huruf (sab'ah abruf), dan yang dimaksud dengan huruf yakni dialek.

Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas) menyebutkan, ketujuh dialek itu adalah lima dari kelompok Ulya Hawazin, yaitu kabilah Bani Saad bin Bakar, Bani Jasyam bin Bakar, Bani Nashar bin Muawiyah dan Bani Tsaqif, serta dua Kaab, yaitu Bani Kaab dari kelompok Quraisy dan Bani Kaab dari kelompok Khuzaah.

Hatim al-Sajastani menyebutkan bahwa al-Qur'an diturunkan dengan dialek Quraisy, Hudzail, Tamim, Azad, Rabiah, Hawazin, dan Saad bin Bakar.

Ahli lain menyatakan bahwa ketujuh dialek itu adalah Quraisy, Hudzail, Tsaqif, Hawazin, Kinanah, Tamim, Yaman, dan Saad bin Bakar.

Menurut al-Baqillani, kata “arabiyyan" dalam al-Qur'an mencakup semua kabilah Arab, baik Hijaz maupun Yaman. Ia mengutip ucapan Ibnu Abbas yang mengaku tak tahu arti kalimat fathir al-samiwat wa al-ardh, kecuali setelah seorang Badui menggunakannya untuk menjelaskan sumur yang dia gali.

Sebaliknya, Ibnu Qatadah membantah pendapat bahwa al-Qur'an diturunkan dalam banyak dialek. Menurutnya, al-Qur'an hanya diturunkan dalam dialek Quraisy.



Ibnu Katsir menukil suatu hadits riwayat Bukhari, yang menyebutkan bahwa al-Qur'an diturunkan dalam dialek Quraisy dan Arab, dan bahwa bahasa Quraisy adalah ringkasan (khulashah) bahasa Arab.

Abdul Aziz mengatakan dari banyak pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menjelang kedatangan Islam, pada dasarnya orang Arab telah menggunakan bahasa dari rumpun yang sama, yaitu bahasa Arab, tetapi dengan dialek yang berbeda-beda.

"Penggunaan dialek Quraisy sebagai standar bahasa Arab fashibah tampaknya berlangsung bersamaan dengan standardisasi penulisan al-Qur'an pada zaman Khalifah Utsman bin Affan," ujarnya.

Dia mencontohkan, kala terjadi perbedaan bacaan antara Zayd bin Tsabit yang membaca tabuh dan orang Quraisy yang membaca tabut, Utsman bin Affan memerintahkan untuk menggunakan dialek Quraisy itu.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2564 seconds (0.1#10.140)