Kisah Nabi Idris, Manusia Pertama yang Menjahit dan Wafat Saat Plesir ke Surga

Rabu, 26 Januari 2022 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Idris berkata, “Hai Malaikat Maut, aku masih punya permintaan yang lain.”

“Apa itu?” tanya Malaikat Maut.

Idris berkata, “Bawalah aku ke neraka jahanam agar aku bisa melihat kengeriannya!”

Allah mengizinkan Malaikat Maut untuk melakukan perjalanan itu. Maka, dibawalah Nabi Idris oleh Malaikat Maut datang ke malaikat penjaga neraka. Allah memerintahkan kepada malaikat penjaga neraka, “Letakkanlah hamba-Ku di pinggir jahanam agar dia bisa melihat apa yang terdapat di dalamnya.”

Setelah Nabi Idris berada di sana dan melihat isi jahannam, dia pingsan karena melihat kengeriannya. Lalu Malaikat Maut menghampirinya dan membawanya lagi ke tempat asalnya.



Melihat Surga
Semenjak melakukan perjalanan ke neraka jahanam Nabi Idris tidak memakai cela di matanya menjelang tidur. Tidak bersenang-senang dengan makanan yang enak-enak dan minuman yang lezat. Dan tidak memiliki tempat tinggal yang tetap karena kengerian yang pernah dia lihat.

Nabi Idris mencurahkan diri beribadah kepada Allah dan menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung anak laki-laki. Setelah anak itu terlahir, dia diberi nama Matusyilakh dan cahaya yang ada di kening Nabi Idris pindah ke kening anaknya.

Setelah anak itu besar dia diberi wasiat oleh Nabi Idris; diserahi suhuf, tali, dan tabut; dan dia diwasiati agar membaca suhuf (wahyu Allah) dan selalu mendirikan salat.

Nabi Idris berkata kepadanya, “Hai anakku, aku akan naik ke langit. Aku tidak tahu apakah akan kembali atau tidak. Maka, terimalah dariku apa yang akan kuwasiatkan kepadamu.”

Kemudian Nabi Idris masuk ke mihrabnya dan meminta kepada Allah agar diperlihatkan surga seperti Dia telah memperlihatkan neraka. Atas permintaan Idris tersebut, Allah memerintahkan kepada Malaikat Ridwan, malaikat penjaga surga, untuk menurunkan sebuah tangkai dari surga. Maka, Ridwan menurunkan tangkai dari pohon Thuba. Kemudian Nabi Idris berpegangan ke tangkai itu dan naik ke langit.

Lalu Malaikat Ridwan memasukkannya ke dalam surga. Nabi Idris melihat nikmat-nikmat yang ada di sana. Setelah cukup lama berada di dalam surga, Malaikat Ridwan berkata kepadanya, “Silakan keluar! Engkau telah melihat surga dan isinya.”

Nabi Idris berkata, “Aku tidak akan keluar. Allah berfirman: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati ( QS Ali ‘Imran [3]: 185, QS Al-Anbiyaa’ [21]: 35, QS Al-‘Ankabuut [29]: 57), dan aku telah merasakannya. Dia pun berfirman: Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu ( QS Maryam [19]: 71), dan aku pernah mendatanginya. Dan Dia juga berfirman: Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya (surga) ( QS Al-Hijr [15]: 48), maka aku tidak akan keluar dari surga.”

Maka, Allah mewahyukan kepada Ridwan, “Katakanlah kepada hamba-Ku, Idris, hendaklah dia jangan keluar dari surga untuk selama-lamanya.”

Wahab bin Munabbih mengatakan, Nabi Idris telah naik ke langit ketika dia berumur 365 tahun. Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwa Nabi Idris dan Nabi Isa bin Maryam hidup di langit. Terkadang Nabi Idris berada di langit keempat untuk beribadah kepada Allah di langit dan terkadang bersenang-senang di surga.

Allah berfirman: Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS Maryam [19]: 56-57).



Pelanjut Nabi Idris
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa setelah Nabi Idris AS naik ke langit, yang mengurus urusannya setelahnya adalah anaknya, Matusyilakh. Dia menghukumi di antara manusia dengan benar. Dan setelah Matusyilakh meninggal, tabut dan suhuf diserahkan kepada anaknya, Lamik.

Al-Kisa’i mengatakan bahwa Lamik itu sangat keras dan sangat kuat. Dia bisa membalikkan batu besar dan bisa mencopotnya dari gunung. Salah satu peristiwa yang terjadi kepadanya adalah bahwa pada suatu hari dia pergi ke sebuah lapangan. Dia melihat seorang wanita cantik yang sedang menggembalakan domba-dombanya. Wanita itu membuatnya kagum. Dia menghampirinya dan menanyakan namanya.

Wanita itu menjawab, “Aku adalah Fainusah binti Iklil keturunan Qabil anak Adam.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)