Kisah Nabi Yusuf Mengajarkan Tauhid di Dalam Penjara

Selasa, 01 Maret 2022 - 21:56 WIB
loading...
Kisah Nabi Yusuf Mengajarkan Tauhid di Dalam Penjara
Nabi Yusuf mengajak penghuni penjara untuk bertauhid kepada Allah dan mengikuti agama yang dibawa para Nabi. Foto/tangkapan layar film Nabi Yusuf
A A A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Yayasan Pustaka Afaf,
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir

Lanjutan tadabur Surat Yusuf Ayat 38 menceritakan bagaimana Nabi Yusuf 'alaihissalam mengajarkan Tauhid ketika memulai dakwahnya di dalam penjara. Beliau mengajak tahanan di dalam penjara untuk beriman kepada Allah dan agama yang dianut para Nabi.

Berikut firman-Nya dalam Surat Yusuf Ayat 28:

وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ اٰبَاۤءِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَۗ مَا كَانَ لَنَآ اَنْ نُّشْرِكَ بِاللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ ذٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ

Artinya: "Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri (Nya)." (QS Yusuf Ayat 38)

Pesan dan Hikmah
1. Nabi Yusuf kembali melanjutkan dakwahnya kepada dua napi itu dengan menjelaskan bahwa agama dan keyakinan yang dibawanya bukanlah hal yang baru. Agama yang beliau dakwahkan ini adalah agama yang sama diyakini dan didakwahkan oleh orang tua mereka, mulai dari Ibrhaim, Ishak dan Ya'kub.

2. Agama para Nabi itu satu nama yaitu Islam. Seperti dijelaskan dalam firman Allah: "Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam" (QS. Al Baqarah: 132). Lihat pula ayat 133 dan 136.

3. Kesatuan dakwah para Nabi adalah mengajak iman kepada Allah dan hari akhir serta tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

4. Iman kepada Allah dan hari Akhir adalah karunia berharga yang dengannya hidup bermakna, bahagia dan selamat di dunia sampai akhirat. Karenanya bahagia dan banggalah dengan keimanan kita, jaga dan tingkatkan iman ini.

5. Iman dan dakwah para Nabi bukanlah karunia yang terbatas kepada mereka namun menjadi karunia untuk umat. Dengan kata lain adanya nabi dan dakwah yang diperjuangkannya merupakan karunia untuk umat jika kita mau menyadarinya.

6. "Tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri (Nya)." Artinya, mayoritas manusia tidak menyadari jika iman itu anugerah dan karunia paling utama dan berharga, sehingga mereka tidak mensyukuri nikmat iman itu bahkan mengingkari keimanannya kepada tuhan selain Allah atau keyakinan lain.

Allahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1722 seconds (0.1#10.140)