Masjid Cambridge Inggris Gelar Buka Puasa Bersama, Undang Pembicara Kristen dan Yahudi

Selasa, 19 April 2022 - 16:01 WIB
loading...
Masjid Cambridge Inggris Gelar Buka Puasa Bersama, Undang Pembicara Kristen dan Yahudi
Buka puasa diadakan dengan menampilkan pembicara Kristen dan Yahudi untuk merayakan keragaman di Masjid Pusat Cambridge, Inggris, 16 April 2022. Foto/@OpenIftar
A A A
LONDON - Masjid ramah lingkungan pertama di Eropa menggelar buka puasa bersama selama akhir pekan Paskah. Dalam acara itu, ditampilkan pembicara Kristen dan Yahudi untuk “merayakan keragaman kita.”

“Di bulan yang istimewa ini, pada malam yang diberkahi ini, saya merasa terhormat untuk menyambut begitu banyak orang yang memberi tahu mereka bahwa puasa adalah tentang berpantang dan disiplin diri,” ujar Sejad Mekic, kepala imam Masjid Pusat Cambridge, pada Sabtu (17/4/2022).

“Dan saya mengucapkan selamat kepada semua anggota komunitas kita yang berbeda yang telah berkumpul di sini untuk merayakan keragaman kita,” papar dia.



Tahun ini, Paskah bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi (Passover) dan bulan suci Ramadhan untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade.



Masjid bermitra dengan Open Iftar untuk menjadi tuan rumah acara tersebut.

Tokoh masyarakat, termasuk Pendeta Devin Mclachlan dari Great St Mary's, gereja Universitas Cambridge, dan Dr Rachel Berkson, anggota Sinagoge Reformasi Beth Shalom hadir dalam acara buka puasa tersebut.

Open Iftar adalah inisiatif yang mengundang orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan agama untuk berkumpul selama bulan suci Ramadhan untuk memecahkan roti dan menciptakan ruang dialog, keterlibatan, dan pertukaran timbal balik.

“Kita bisa berdiri bersama dan kita bersatu. Solidaritas manusia adalah sesuatu yang kita semua hargai dan ingin kita menangkan,” tutur Mekic.

Mclachlan mengatakan, “Ini adalah suatu kehormatan untuk berbicara dan belajar tentang puasa dalam Yudaisme, Kristen dan Islam, dan ini cara yang sangat tepat untuk menghabiskan Sabtu Suci."

“Sungguh luar biasa untuk merenungkan tentang tradisi puasa Yahudi, Muslim dan Kristen, dan saya pikir bagi banyak orang Kristen ini adalah periode untuk menemukan kembali praktik spiritual puasa, dan apa artinya dan bagaimana kaitannya dengan amal, dan bagaimana itu terkait dengan doa. Senang sekali bisa menjadi saksi komunitas ini dan diundang,” ujar dia.

(sya)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2684 seconds (0.1#10.140)