Tanda-Tanda Sudah Ada, Benarkah Kiamat Akan Datang Pada Hari Jumat?
loading...
A
A
A
PERCAYA atau tidak, kiamat sudah pasti bakal datang. Hanya saja, kapan hari akhir itu akan tiba hanya Allah SWT saja yang tahu.
Sudah banyak yang memberitahukan tanda-tanda datangnya hari kiamat. Sebagian tanda-tanda itu sudah terjadi. Ada yang buruk ada yang baik.
Pembicaraan tentang kiamat kembali meletup sejak menjelang Ramadhan kemarin. Sebuah broadcast di media sosial mengabarkan akan terjadinya kiamat pada 15 Ramadhan tahun ini. Hal itu dikait-kaitkan dengan jatuhnya bulan puasa di Hari Jumat. Begitu juga pertengahan Ramadhan juga hari Jumat.
Kiamat di hari Jumat memang ada dasarnya. Terdapat hadis sahih yang menjelaskan bahwa hari kiamat terjadi pada hari Jumat, sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Muslim.
Menurut Imam al-Munawi dalam syarah Jami‘ al-Shagir, hari kiamat itu terjadi pada hari Jumat di antara waktu Subuh dan terbitnya matahari.
Hanya saja, hari Jumat kapan kah hal itu terjadi? Tidak ada keterangan khusus mengenai kapan terjadi kiamat itu. Bisa bulan Ramadhan ini, Syawal, atau entah beberapa puluh atau ratusan tahun lagi.
Tanda-tanda Hari Kiamat
Dari sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, yang menceritakan tentang kisah malaikat Jibril berguru kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.
فأخبرني عن الساعة قال ما المسئول عنها بأعلم من السائل
قال : فأخبرني عن أماراتها قال أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان
Jibril berkata, “Mohon jelaskan kepadaku tentang kiamat.”
Rasulullah menjawab,” Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
“Kalau begitu mohon dijelaskan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Tanya Jibril kembali.
Rasulullah menjawab,” Saat budak perempuan melahirkan tuannya. Saat engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan.” (HR. Muslim)
Dari hadis itu terlihat bahwa tidak semua tanda kiamat itu buruk. Tanda kiamat bermacam jenisnya ada yang baik, ada yang buruk, ada yang tak ada kaitannya dengan baik dan buruk. Munculnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa di akhir zaman, itu adalah tanda yang baik.
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan,
لَيْسَ كُلُّ مَا أَخْبَرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَوْنِهِ مِنْ عَلَامَاتِ السَّاعَةِ يَكُونُ مُحَرَّمًا أَوْ مَذْمُومًا، فَإِنَّ تَطَاوُلَ الرِّعَاءِ فِي الْبُنْيَانِ ، وَفُشُوَّ الْمَالِ ، وَكَوْنَ خَمْسِينَ امْرَأَةً لَهُنَّ قَيِّمٌ وَاحِدٌ : لَيْسَ بِحَرَامٍ ، بِلَا شَكٍّ، وَإِنَّمَا هَذِهِ عَلَامَاتٌ ، وَالْعَلَامَةُ لَا يُشْتَرَطُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ، بَلْ تَكُونُ بِالْخَيْرِ وَالشَّرِّ ، وَالْمُبَاحِ وَالْمُحَرَّمِ ، وَالْوَاجِبِ وَغَيْرِهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ
“Tidak semua yang Nabi shallallahu’alaihi wasallam kabarkan tentang tanda-tanda kiamat, otomatis menjadi haram atau tercela. Contohnya berlomba meninggikan bangunan, tersebarnya harta kekayaan, jumlah wanita lima puluh banding satu pria, ini semua bukan sesuatu hal yang haram tanpa ada keraguan. Ini hanya sebagai tanda, dan yang namanya tanda tidak disyaratkan hal tersebut (harus tercela, pent). Namun tanda bisa berupa perkara baik atau buruk, bisa juga mubah atau haram, bisa juga wajib dan yang lainnya. Wallahua’lam.” (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, 1/159)
Demikian pula yang dijelaskan oleh Imam Al-Munawi rahimahullah,
ليس كل علامة على قرب الساعة تكون مذمومة ، بل ذكر لها أمورا ذمها، كارتفاع الأمانة، وأمورا حمدها ، وأمورا لا تحمد ولا تذم، فليس أشراط الساعة من الأمور المذمومة
“Tidak semua tanda dekatnya kiamat itu tercela. Bahkan memang ada yang tercela seperti diangkatnya sifat amanah, ada yang terpuji, dan ada yang tidak berkaitan dengan pujian dan celaan. Maka tanda kiamat tidak otomatis hal yang tercela.” (Faidhul Qodir 9/6)
Sudah banyak yang memberitahukan tanda-tanda datangnya hari kiamat. Sebagian tanda-tanda itu sudah terjadi. Ada yang buruk ada yang baik.
Pembicaraan tentang kiamat kembali meletup sejak menjelang Ramadhan kemarin. Sebuah broadcast di media sosial mengabarkan akan terjadinya kiamat pada 15 Ramadhan tahun ini. Hal itu dikait-kaitkan dengan jatuhnya bulan puasa di Hari Jumat. Begitu juga pertengahan Ramadhan juga hari Jumat.
Kiamat di hari Jumat memang ada dasarnya. Terdapat hadis sahih yang menjelaskan bahwa hari kiamat terjadi pada hari Jumat, sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Muslim.
Menurut Imam al-Munawi dalam syarah Jami‘ al-Shagir, hari kiamat itu terjadi pada hari Jumat di antara waktu Subuh dan terbitnya matahari.
Hanya saja, hari Jumat kapan kah hal itu terjadi? Tidak ada keterangan khusus mengenai kapan terjadi kiamat itu. Bisa bulan Ramadhan ini, Syawal, atau entah beberapa puluh atau ratusan tahun lagi.
Tanda-tanda Hari Kiamat
Dari sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, yang menceritakan tentang kisah malaikat Jibril berguru kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.
فأخبرني عن الساعة قال ما المسئول عنها بأعلم من السائل
قال : فأخبرني عن أماراتها قال أن تلد الأمة ربتها وأن ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان
Jibril berkata, “Mohon jelaskan kepadaku tentang kiamat.”
Rasulullah menjawab,” Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
“Kalau begitu mohon dijelaskan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Tanya Jibril kembali.
Rasulullah menjawab,” Saat budak perempuan melahirkan tuannya. Saat engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan.” (HR. Muslim)
Dari hadis itu terlihat bahwa tidak semua tanda kiamat itu buruk. Tanda kiamat bermacam jenisnya ada yang baik, ada yang buruk, ada yang tak ada kaitannya dengan baik dan buruk. Munculnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa di akhir zaman, itu adalah tanda yang baik.
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan,
لَيْسَ كُلُّ مَا أَخْبَرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَوْنِهِ مِنْ عَلَامَاتِ السَّاعَةِ يَكُونُ مُحَرَّمًا أَوْ مَذْمُومًا، فَإِنَّ تَطَاوُلَ الرِّعَاءِ فِي الْبُنْيَانِ ، وَفُشُوَّ الْمَالِ ، وَكَوْنَ خَمْسِينَ امْرَأَةً لَهُنَّ قَيِّمٌ وَاحِدٌ : لَيْسَ بِحَرَامٍ ، بِلَا شَكٍّ، وَإِنَّمَا هَذِهِ عَلَامَاتٌ ، وَالْعَلَامَةُ لَا يُشْتَرَطُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ، بَلْ تَكُونُ بِالْخَيْرِ وَالشَّرِّ ، وَالْمُبَاحِ وَالْمُحَرَّمِ ، وَالْوَاجِبِ وَغَيْرِهِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ
“Tidak semua yang Nabi shallallahu’alaihi wasallam kabarkan tentang tanda-tanda kiamat, otomatis menjadi haram atau tercela. Contohnya berlomba meninggikan bangunan, tersebarnya harta kekayaan, jumlah wanita lima puluh banding satu pria, ini semua bukan sesuatu hal yang haram tanpa ada keraguan. Ini hanya sebagai tanda, dan yang namanya tanda tidak disyaratkan hal tersebut (harus tercela, pent). Namun tanda bisa berupa perkara baik atau buruk, bisa juga mubah atau haram, bisa juga wajib dan yang lainnya. Wallahua’lam.” (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, 1/159)
Demikian pula yang dijelaskan oleh Imam Al-Munawi rahimahullah,
ليس كل علامة على قرب الساعة تكون مذمومة ، بل ذكر لها أمورا ذمها، كارتفاع الأمانة، وأمورا حمدها ، وأمورا لا تحمد ولا تذم، فليس أشراط الساعة من الأمور المذمومة
“Tidak semua tanda dekatnya kiamat itu tercela. Bahkan memang ada yang tercela seperti diangkatnya sifat amanah, ada yang terpuji, dan ada yang tidak berkaitan dengan pujian dan celaan. Maka tanda kiamat tidak otomatis hal yang tercela.” (Faidhul Qodir 9/6)