Saat Hari Kebangkitan Tiba Menurut Al-Ghazali

Selasa, 24 Mei 2022 - 16:38 WIB
loading...
Saat Hari Kebangkitan Tiba Menurut Al-Ghazali
Pada Hari Kebangkitan, Al-Ghazali mengingatkan, seseorang akan mendapati seluruh jam-jam hidupnya terjajar seperti satu deret lemari perbendaharaan. Foto/Ilustrasi: Learn-Islam
A A A
Di dalam Al-Qur'an Allah telah berfirman, "Akan Kami pasang satu timbangan yang adil di Hari Perhitungan dan tak akan ada jiwa yang dianiaya dalam segala hal. Siapa pun yang telah menempa satu butir kebaikan atau maksiat, kelak pada hari itu akan melihatnya."

Di dalam Al-Qur'an juga tertulis, "Setiap jiwa akan melihat apa yang diperbuat sebelumnya pada Hari Perhitungan."

Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata, "Tuntutlah pertanggungjawaban dari dirimu sebelum dituntut pertanggungjawabanmu."

Dan Allah berfirman, "Wahai kaum mukminin, bersabar dan berjuanglah melawan nafsu-nafsumu dan kemudian beristiqamahlah."



Imam Al-Ghazali dalam The Alchemy of Happinessdan telah ditermahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Haidar Baqir dengan judul Kimia Kebahagiaan menyebutkan semua wali paham bahwa mereka datang ke dunia ini untuk menyelenggarakan suatu lalu-lintas rohaniah. Perolehan ataupun kerugian yang menjadi akibatnya adalah surga atau neraka.

Oleh karena itu, mereka selalu menatap dengan pandangan waspada kepada badan mereka yang berkhianat, bisa menyebabkan mereka menderita kerugian besar.

Hanya orang-orang bijaksana sajalah yang setelah sholat subuhnya menghabiskan satu jam penuh untuk mengadakan perhitungan rohaniah dan berkata kepada jiwanya:

"Wahai jiwaku, engkau hanya mempunyai satu hidup. Tidak satu pun saat yang telah lewat bisa dikembalikan, karena dalam perbendaharaan Allah jumlah nafas bagianmu sudah tertentu dan tidak bisa ditambah. Ketika kehidupan telah berakhir, tidak ada lagi lalu-lintas rohaniah yang mungkin kau peroleh. Karena itu, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang. Perlakuan hari ini sedemikian rupa seakan-akan hidupmu telah kau habiskan sama sekali dan bahwa hari ini adalah hari tambahan yang dianugerahkan kepadamu oleh rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekeliruan apa lagi yang lebih besar daripada menyia-nyiakannya?"



Pada Hari Kebangkitan, Al-Ghazali mengingatkan, seseorang akan mendapati seluruh jam-jam hidupnya terjajar seperti satu deret lemari perbendaharaan. Pintu salah satu lemari itu akan terbuka dan akan tampak penuh dengan cahaya. Hal itu mencerminkan saat yang dihabiskan untuk melakukan kebaikan.

Hatinya akan dipenuhi dengan kegembiraan sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan membuat penghuni neraka melupakan api itu.

Pintu lemari yang kedua akan terbuka; di dalamnya gelap pekat dan dari dalamnya terpancar bau tidak enak, yang menyebabkan setiap orang menutup hidungnya. Itu mencerminkan saat-saat yang dihabiskan untuk berbuat maksiat. Ia akan merasakan takut yang sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan segera membuat penghuni surga gelisah dan memohon rahmat.

Pintu lemari yang ketiga pun terbuka; di dalamnya tampak kosong, tak ada cahaya tidak pula gelap. Ini mencerminkan saat-saat yang tidak dipakai untuk melakukan kebaikan maupun maksiat. Waktu itu ia akan merasa sangat menyesal dan bingung laksana seorang yang memiliki harta banyak, tapi menyia-nyiakannya atau membiarkannya lepas begitu saja dari genggamannya.

Jadi, seluruh rangkaian saat-saat hidupnya akan dipertunjukkan satu demi satu di depan matanya. Lantaran itu, seseorang mesti berkata kepada jiwanya setiap pagi: "Allah telah memberimu khazanah dua puluh empat jam. Berhati-hatilah agar engkau tidak kehilangan satu pun di antaranya, karena engkau tidak akan mampu menahan penyesalan yang akan mengikuti kerugian seperti itu."



Para wali telah berkata, "Sekalipun, misalnya, Allah akan mengampuni anda yang menyia-nyiakan kehidupan, anda tidak akan bisa mencapai tingkatan orang-orang saleh dan mesti akan menyesali kerugian anda. Oleh karena itu, awasilah dengan ketat lidah anda, mata anda dan segenap anggota rubuh anda, karena masing-masing daripadanya mungkin menjadi pintu gerbang menuju neraka.

Ucapkanlah pada badan anda, 'Jika engkau memberontak, sesungguhnya aku akan menghukummu' karena meskipun badan itu keras kepala, ia mampu menerima perintah dan bisa dijinakkan dengan keprihatinan."

Itulah tujuan pemeriksaan diri, dan Nabi SAW telah berkata, "Kebahagiaan itu bagi orang yang sekarang mengerjakan amal-amal yang akan memberikan keuntungan baginya setelah mati."

Sekarang sampailah kita pada zikrullah yang berarti ingatnya seseorang bahwa Allah mengamati seluruh tindakan dan pikirannya. Orang-orang hanya melihat penampilan luar, sementara Allah melihat keduanya; yang di luar maupun yang di dalam diri manusia.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)