Hajar Aswad: Batu Hitam yang Dibawa Nabi Adam dari Surga Ditaruh di India

Senin, 13 Juni 2022 - 18:22 WIB
loading...
Hajar Aswad: Batu Hitam yang Dibawa Nabi Adam dari Surga Ditaruh di India
Hajar Aswad dibawa Nabi Adam dari Surga. Selanjutnya batu itu ditaruh di India, tempat pertamakali Nabi Adam diturunkan dari Surga. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Batu hitam atau Hajar Aswad yang menempel di Kakbah memiliki sejarah panjang. Berdasarkan sejumlah riwayat, Hajar Aswad dibawa Nabi Adam dari Surga. Selanjutnya batu itu ditaruh di India, tempat pertamakali Nabi Adam diturunkan dari Surga. Oleh Malaikat Jibril , batu surga tersebut diserahkan kepada Nabi Ibrahim , tatkala pembangunan Kakbah telah selesai.

Kitab Fathul Bariy menjelaskan, pembangunan dan pemeliharaan Kakbah sendiri ternyata juga sudah dilakukan oleh para malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi. Hal ini sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy.

Selanjutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Baihaqiy, dan yang lainnya. (Lihat As Sirah asy Syamiyah, 1/171).

Tahab berikutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan oleh anak-anak Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy dan yang lainnya, dari Wahb bin Munabbih. Dan menurut as Suhailiy, yang membangun adalah Syits bin Adam.

Lalu, pembangunan dan pemeliharaan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail. Hal ini dijelaskan di dalam al Qur'an dan hadis-hadis.



Tempat Ibadah Pertama
Lalu bagaimana sejatinya sejarah Hajar Aswad? Menurut sebagian riwayat batu ini berasal dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam ketika turun ke bumi.

Pada awalnya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Kakbah (QS Al-Baqarah [2]: 125-128). Kakbah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia, sebagaimana diinformasikan dalam QS Ali Imran [3]: 96-97).

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.[Ali Imran/3: 96]

Juga sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar berkata:

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ عَامًا

Saya bertanya kepada Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi?, Beliau menjawab: “Masjidlil haram”. Saya berkata: Lalu setelah itu?, beliau menjawab: “Masjidil Aqsha”. Saya berkata: Berapa tahun jarak dibangunnya antara kedua masjid tersebut?, beliau menjawab: “40 tahun”.



Dalam kitab Qishash al-Anbiyaa' (kisah para Nabi dan Rasul), Ibnu Katsir menjelaskan, saat pembangunan Kakbah hampir selesai, dan masih terdapat satu ruang kosong untuk menutupi temboknya, Nabi Ibrahim berkata kepada anaknya, Nabi Ismail as, untuk mencari batu, agar ruang kosong itu bisa segera tertutupi.

''Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Kakbah sebagai penanda bagi manusia,'' ujar Nabi Ibrahim.

Ismail pergi dari satu bukit ke bukit lain untuk mencari batu yang paling baik. Ketika sedang mencari, malaikat Jibril datang kepada Ismail dan memberinya sebuah batu hitam (Hajar Aswad) yang paling bagus. Dengan senang hati ia menerima batu itu dan segera membawa batu itu untuk diberikan pada ayahnya. Nabi Ibrahim as pun gembira dan mencium batu itu beberapa kali.

Kemudian Ibrahim as bertanya pada putranya, ''Dari mana kamu peroleh batu ini?''

Ismail AS menjawab, ''Batu ini aku dapat dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu.''

Ibrahim as mencium batu itu lagi dan diikuti juga oleh Ismail as. Begitulah, sampai saat ini banyak yang berharap bisa mencium batu yang dinamai Hajar Aswad itu.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1737 seconds (0.1#10.140)