Peringatan Al-Qur'an Agar Tidak Bermegah-megahan
loading...
A
A
A
Gaya hidup mewah dan glamor pada zaman sekarang sudah dianggap biasa oleh sebagian orang. Bahkan tak sedikit yang memamerkan hartanya dan berlomba-lomba dalam kemegahan.
Inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam menimpa umatnya. Sejak 14 abad lebih lalu, Beliau mengingatkan umatnya agar kita tidak lalai dan terperdaya oleh fitnah harta.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan manusia supaya tidak bermegah-megahan. Berikut firman-Nya:
Artinya: "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu." (QS. At-Takatsur Ayat 1)
Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, teperdaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri dan keluarga mereka.
Tafsir Kemenag menukil Hadis Nabi terkait ayat di atas. Diriwayatkan dari Mutharrif dari ayahnya, ia berkata:
"Saya menemui Nabi shollallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang membaca Al-Hakumut-takatsur, beliau bersabda: "Anak Adam berkata, 'Inilah harta saya, inilah harta saya. Nabi bersabda: "Wahai anak Adam! Engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan dan telah engkau habiskan, atau pakaian yang engkau pakai hingga lapuk, atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis." (HR Muslim)
Diriwayatkan pula dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi bersabda: "Seandainya anak Adam memiliki satu lembah harta, sungguh ia ingin memiliki dua lembah harta, dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia ingin memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut manusia (tidak merasa puas) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah akan menerima tobat (memberi ampunan) kepada orang yang bertobat." (HR Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmizi)
Ahli tafsir berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan. Tujuannya semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan. Bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Perhiasan, kekayaan dan anak keturunan, ibarat hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (QS Al-Hadid: 20)
Inilah yang dikhawatirkan oleh Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam menimpa umatnya. Sejak 14 abad lebih lalu, Beliau mengingatkan umatnya agar kita tidak lalai dan terperdaya oleh fitnah harta.
Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan manusia supaya tidak bermegah-megahan. Berikut firman-Nya:
اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ
Artinya: "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu." (QS. At-Takatsur Ayat 1)
Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa manusia sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Mereka asyik dengan berbicara saja, teperdaya oleh keturunan mereka dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri dan keluarga mereka.
Tafsir Kemenag menukil Hadis Nabi terkait ayat di atas. Diriwayatkan dari Mutharrif dari ayahnya, ia berkata:
"Saya menemui Nabi shollallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang membaca Al-Hakumut-takatsur, beliau bersabda: "Anak Adam berkata, 'Inilah harta saya, inilah harta saya. Nabi bersabda: "Wahai anak Adam! Engkau tidak memiliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan dan telah engkau habiskan, atau pakaian yang engkau pakai hingga lapuk, atau yang telah kamu sedekahkan sampai habis." (HR Muslim)
Diriwayatkan pula dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi bersabda: "Seandainya anak Adam memiliki satu lembah harta, sungguh ia ingin memiliki dua lembah harta, dan seandainya ia memiliki dua lembah harta, sungguh ia ingin memiliki tiga lembah harta dan tidak memenuhi perut manusia (tidak merasa puas) kecuali perutnya diisi dengan tanah dan Allah akan menerima tobat (memberi ampunan) kepada orang yang bertobat." (HR Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmizi)
Ahli tafsir berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah bangga dalam berlebih-lebihan. Seseorang berusaha memiliki lebih banyak dari yang lain baik harta ataupun kedudukan. Tujuannya semata-mata untuk mencapai ketinggian dan kebanggaan. Bukan untuk digunakan pada jalan kebaikan atau untuk membantu menegakkan keadilan.
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Perhiasan, kekayaan dan anak keturunan, ibarat hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di Akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu." (QS Al-Hadid: 20)
(rhs)