Hikmah Mengucapkan Wallahu A'lam Bagi Seorang Muslim
loading...
A
A
A
Seorang muslim pastinya sudah sering mendengar kalimat Wallahu A'lam (والله أعلمُ) yang artinya hanya Allah Yang Lebih Mengetahui (Maha Tahu). Biasanya kalimat ini diucapkan seorang ulama atau ustaz ketika menjelaskan sesuatu.
Terkadang, sebagian menambahkan kalimat tersebut menjadi Wallahu A'lam bish-Shawab (والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ) yang artinya Dan hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran sesungguhnya.
Pada maknanya sendiri, kalimat tersebut bisa dipahami sebagai bentuk ungkapan atau pengakuan atas keterbatasan ilmu yang diketahui. Selain itu, hal ini juga mengukuhkan bahwa hanya Allah lah yang paling mengetahui segalanya.
Dalam salah satu hadits, Abdullah bin Mas'ud pernah bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَنْ عَلِمَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ بِهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ، فَإِنَّ مِنَ العِلْمِ أَنْ يَقُولَ لِمَا لاَ يَعْلَمُ اللَّهُ أَعْلَمُ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ المُتَكَلِّفِينَ
Artinya: "Wahai manusia, siapa yang mengetahui tentang sesuatu, sampaikanlah. Dan jika tak tahu, ucapkanlah, 'Allahu A'lam' (Allah lebih mengetahui). Karena, sesungguhnya termasuk bagian dari ilmu, jika engkau mengucapkan terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan ucapan: 'Allahu A'lam'. Allah berfirman kepada Nabi-Nya: 'Katakanlah (hai Rasul): Aku tidak meminta upah sedikitpun pada kalian atas dakwahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan." (HR Al-Bukhari)
Syaikh Ali Jum'ah dalam satu kajiannya pernah menyampaikan bahwa hikmah pengucapan Wallahu A'lam adalah ucapan tersebut ditujukan sebagai bentuk pengakuan bahwa fatwa yang telah disampaikan ulama masih terbatas dan dapat ditinjau ulang kembali.
Dalam hal ini, para ulama juga terbuka untuk mengubah fatwanya ketika ditemukan sumber atau sudut pandang lain yang dirasa lebih baik dan valid. Kemudian, hikmah berikutnya sebagai bentuk pengakuan para ulama bahwa fatwa yang telah disampaikan adalah bersumber dari ilmu yang mereka dapatkan. Lebih lanjut, ilmu tersebut datang dari Allah.
Maka dari itu, ucapan Wallahu A'lam ini menjadi bentuk tawadhu' atau kerendahan hati para ulama di hadapan Allah.
Jadi, dapat dipahami bahwa ucapan Wallahu A'lam sejatinya ditujukan sebagai pengakuan atas keterbatasan ilmu yang diketahui. Sekaligus mengukuhkan pandangan bahwa hanya Allah lah yang paling mengetahui segalanya.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ عٰلِمُ غَيۡبِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ اِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ
Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui yang ghaib (tersembunyi) di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fatir Ayat 38)
Pada ayat lain: "Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah Ayat 216)
Wallahu A'lam
Terkadang, sebagian menambahkan kalimat tersebut menjadi Wallahu A'lam bish-Shawab (والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ) yang artinya Dan hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran sesungguhnya.
Pada maknanya sendiri, kalimat tersebut bisa dipahami sebagai bentuk ungkapan atau pengakuan atas keterbatasan ilmu yang diketahui. Selain itu, hal ini juga mengukuhkan bahwa hanya Allah lah yang paling mengetahui segalanya.
Dalam salah satu hadits, Abdullah bin Mas'ud pernah bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، مَنْ عَلِمَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ بِهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ، فَإِنَّ مِنَ العِلْمِ أَنْ يَقُولَ لِمَا لاَ يَعْلَمُ اللَّهُ أَعْلَمُ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ المُتَكَلِّفِينَ
Artinya: "Wahai manusia, siapa yang mengetahui tentang sesuatu, sampaikanlah. Dan jika tak tahu, ucapkanlah, 'Allahu A'lam' (Allah lebih mengetahui). Karena, sesungguhnya termasuk bagian dari ilmu, jika engkau mengucapkan terhadap sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan ucapan: 'Allahu A'lam'. Allah berfirman kepada Nabi-Nya: 'Katakanlah (hai Rasul): Aku tidak meminta upah sedikitpun pada kalian atas dakwahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan." (HR Al-Bukhari)
Syaikh Ali Jum'ah dalam satu kajiannya pernah menyampaikan bahwa hikmah pengucapan Wallahu A'lam adalah ucapan tersebut ditujukan sebagai bentuk pengakuan bahwa fatwa yang telah disampaikan ulama masih terbatas dan dapat ditinjau ulang kembali.
Dalam hal ini, para ulama juga terbuka untuk mengubah fatwanya ketika ditemukan sumber atau sudut pandang lain yang dirasa lebih baik dan valid. Kemudian, hikmah berikutnya sebagai bentuk pengakuan para ulama bahwa fatwa yang telah disampaikan adalah bersumber dari ilmu yang mereka dapatkan. Lebih lanjut, ilmu tersebut datang dari Allah.
Maka dari itu, ucapan Wallahu A'lam ini menjadi bentuk tawadhu' atau kerendahan hati para ulama di hadapan Allah.
Jadi, dapat dipahami bahwa ucapan Wallahu A'lam sejatinya ditujukan sebagai pengakuan atas keterbatasan ilmu yang diketahui. Sekaligus mengukuhkan pandangan bahwa hanya Allah lah yang paling mengetahui segalanya.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ عٰلِمُ غَيۡبِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ اِنَّهٗ عَلِيۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ
Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui yang ghaib (tersembunyi) di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fatir Ayat 38)
Pada ayat lain: "Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah Ayat 216)
Wallahu A'lam
Baca Juga
(rhs)