Ilmu Laduni dan Cara Mendapatkannya

Jum'at, 26 November 2021 - 14:53 WIB
loading...
Ilmu Laduni dan Cara Mendapatkannya
Orang yang mendapatkan ilmu Laduni ialah orang-orang terpilih yang mengenal Allah dan Allah juga ridha kepada mereka. Foto/Ist
A A A
Ilmu Laduni adalah pengetahuan yang datang langsung dari Allah Ta'ala tanpa perantara. Hanya orang tertentu saja yang mendapatkan ilmu ini.

Ilmu Laduni ini disebut juga ilmu kasyf bagi kalangan ahli tasawuf dan ahli Makrifat. Menurut Ibnu Ajibah dalam Tafsir Al Bahr Al-Madid, yang dimaksud dengan ilmu Laduni adalah ilmu yang mengalir ke kalbu seseorang tanpa diusahakan.

Ustaz Ubaidillah Arsyad Djaelani dalam kajian Kitab Al-Fawaidul Mukhtaroh menjelaskan defenisi ilmu Laduni dan cara mendapatkannya.

العلم اللدني: هو الذي يفيض على القلب من غير اكتساب ولا تعلم، قال عليه الصلاة والسلام: «من عمل بما علم أورثه الله علم ما لم يعلم» . وذلك بعد تطهير القلب من النقائص والرذائل وتفرغه من العلائق والشواغل

"Ilmu Laduni adalah ilmu yang diberikan oleh Allah kepada seseorang tanpa melalui proses belajar atau perantara. Ilmu ini dianugrahkan kepada orang-orang yang mengamalkan ilmunya disertai dengan kebeningan hati dan melakukan riyadlah dan mujahadah." (Al-Bahru al-Madid vol. 4 hal. 256).

Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata: "Siapa yang mengamalkan apa yang dia tahu (dari ilmu agama), Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang dia tidak ketahui." (Maraqy al-Ubudiyyah: 9, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani)

معنى الحديث: أن من عمل بما يعلمه من واجبات الشرع ومندوباته، واجتناب مكروهاته ومحرماته، أورثه الله تعالى من العلم الإلهي ما لم يعلم من ذلك

"Makna hadis di atas adalah sesungguhnya orang yang mengamalkan apa yang diketahuinya dari kewajiban agama, sunnahnya, menjauhi makruh dan keharamannya, maka Allah akan memberinya ilmu yang belum ia ketahui dari ilmu Ladunni."

Ulama Tabi'in Imam Hasan Al-Bashri menukil perkataan Nabi Isa 'alaihissalam: "Siapa yang berbuat sesuai dengan apa yang dia tahu maka dia adalah benar-benar wali (kekasih) Allah." (Kitab Tanbihul Mughtarrin karya Syekh Abdul Wahab al-Sya'rani)

Senada dengan itu, Abdul Wahid bin Zaid juga berkata: "Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia ketahui, maka Allah akan membukakan untuknya sesuatu yang sebelumnya ia tidak tahu." (Hilyatul Auliyaa' VI/163)

Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah berkata:

لاَ يَزَالُ الْعَالِمُ جَاهِلًا بِمَا عَلِمَ حَتَّى يَعْمَلَ بِهِ، فَإِذَا عَمِلَ بِهِ كَانَ عَالِمًا

"Belum bisa disebut orang 'alim (tetap menjadi orang bodoh meskipun banyak ilmunya) jika belum mengamalkan ilmunya. Ketika sudah mengamalkan ilmunya maka baru bisa disebut orang alim."

Mari perhatikan pesan Sayyidina Ali karomallahu wajhah berikut:

يا حملة العلم اعملوا به فإنما العالم من عمل بما علم ووافق علمه عمله

"Wahai orang yang berilmu, ketahuilah yang dikatakan orang alim, adalah seseorang yang mengamalkan ilmu-nya, dan ilmu-nya sesuai dengan amalnya." (Mughni al-Muhtaj: 99)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يفقههُ فِي الدِّينِ . معناه من علامات سعادة الإنسان تفقهه في الدّين لاسيما إذا عمل بما تعلم أي أن من شاء الله له السّعادة في الآخرة ييسر له في الدُّنيا سبل تعلم علم الدّين

"Orang yang dikehendaki oleh Allah kebaikan adalah orang yang difahamkan dalam masalah agama. Maknanya adalah sebagian dari alamat keberuntungan manusia adalah pemahamanya dalam agama lebih-lebih jika ia mengamalkan apa yang ia ketahui. Dengan artian sesungguhnya orang yang dikehendaki oleh Allah sebagai orang yang beruntung di akhirat, ia akan dimudahkan di dunia jalan-jalan mempelajari ilmu agama."

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2224 seconds (0.1#10.140)