Menelisik Yahudi di Madinah, Keturunan Arab Atau Ibrani?

Senin, 25 Juli 2022 - 15:19 WIB
loading...
A A A
Sebaliknya, Ibnu Rustah melacak genealogi Quraizhah dan Nadhir kepada Nabi Harun bin Imran.

Mengikuti Ibnu Rustah, Abu al-Faraj al-Ashfihani mengatakan bahwa Bani Quraizhah dan Bani Nadhir disebut sebagai al-Kahinan (Dua al-Kahin) karena merupakan keturunan al-Kahin bin Harun bin Imran, saudara Musa bin Imran. Dan, mereka ada di wilayah Yatsrib setelah wafatnya Nabi Musa.

Lalu seperti disebutkan Jawwad Ali, Noldeke dan O'Leary tidak menafikkan kemungkinan bahwa Bani Nadhir dan Quraizhah termasuk keturunan kelas pendeta yang bermigrasi dari Palestina setelah terjadinya berbagai peristiwa di sana sebelum akhirnya tinggal di kawasan Hijaz.



Bani Qainuqa adalah kabilah ketiga di antara kabilah-kabilah populer Yahudi yang menetap di Madinah saat Nabi Muhammad hijrah ke sana. Kita tidak tahu banyak mengenai kabilah ini, selain bahwa mereka terkenal di kota ini: bahwa mereka kabilah Yahudi pertama yang mengingkari perjanjian dengan Rasulullah setelah Perang Badar, dan bahwa seorang rabi dan tokoh mereka, al-Hushain bin Salam, adalah orang Yahudi pertama yang masuk Islam, dan beliau mengganti namanya menjadi Abdullah.

Keturunan Ibrani
Muhammad bin Fariz menjelaskan ada seorang peneliti yang meragukan asal-usul Bani Qainuqa. Dia mengajukan kemungkinan bahwa mereka keturunan Arab yang memeluk Yahudi, atau keturunan Bani Adum. Namun, kata Muhammad bin Fariz, masih diperlukan bukti untuk mendukung pendapat ini.

Barangkali yang menguatkan dugaan bahwa Bani Qainuqa benar-benar keturunan Ibrani adalah biografi Abdullah bin Salam yang ditulis Ibnu Hajar, tanpa menyebutkan sumbernya. Dia menulis, “Abdullah bin Salam bin al-Harits, Abu Yusuf keturunan Nabi Yusuf, sekutu kafilah-kafilah (Bani) Khazraj, al-Israili (seorang Yahudi) kemudian al-Anshari (seorang muslim Anshar). Dia sekutu Bani Khazraj yang berasal dari Bani Qainuqa. Dia masuk Islam di awal kedatangan Nabi ke Madinah, wafat di Madinah pada 43 H.

Sementara itu, nasab Ummul Mukminin Shafiyah binti Huyay (w. 52 H) bersambung ke kabilah Bani Nadhir dan Bani Quraizhah karena ayahnya, Huyay bin Akhthab, berasal dari Bani Nadhir dan ibunya, Barrah binti Samau-al, berasal dari Bani Quraizhah.

Menurut beberapa riwayat, Rasulullah mengakui kesahihan dan keaslian nasab (geneologi) Israilnya. Antara lain ketika Ummul Mukminin Aisyah bertengkar dengan Shafiyah, saat itu, Rasulullah berkata kepada Shafiyah, “Kenapa tidak kamu beritahukan: “Ayahku adalah Harun, dan pamanku adalah Musa?”

Al-Qur'an menyebut Bani Israil sebanyak 43 kali, 23 di antaranya berhubungan dengan era Mekkah dan 20 kali terkait dengan era Madinah. Adapun diketahui bahwa yang dimaksud Bani Israil dalam ayat-ayat Madani (yang diturunkan di Madinah) adalah kaum Yahudi Hijaz, terutama tiga kabilah terkenal di kota tersebut.

Menurut Muhammad bin Fariz, karena itulah, jika kesahihan genealogi klan-klan Yahudi di Hijaz tetap menjadi perdebatan di antara para spesialis, baik sejarawan maupun peneliti lainnya, kesahihan nasab Yahudi Bani Nadhir, Quraizhah, dan Qainuqa tidaklah problematis. Sebab, mereka adalah sisa-sisa Ahli Kitab dari Bani Israil di Hijaz. Setidaknya, inilah yang bisa dipahami dari beberapa teks Al-Qur'an dan riwayat-riwayat dari Rasulullah.



Berebut Dominasi atas Yatsrib
Secara umum, bisa kita katakan bahwa kabilah Aus dan Khazraj di satu sisi, serta berbagai kabilah dan klan Yahudi di sisi lain, memperebutkan dominasi atas Yatsrib, Madinah saat itu. Kerap terjadi perang di antara kedua pihak ini.

Perang terakhir mereka adalah Perang Bu'ats, yaitu antara kabilah Aus dan sekutu mereka Bani Quraizhah dengan Bani Nadhir dan Khazraj serta sekutu mereka Bani Qainuqa. Perang ini terjadi tak berapa lama sebelum Nabi hijrah ke Yatsrib. Perang ini populer dan dianggap sebagai perseteruan terakhir antara suku Aus dan Khazraj.

Kemudian datanglah Rasulullah ke Madinah yang saat itu dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul al-“Awfi Khazraji. Bahkan, kaumnya sudah membuat mahkota sebagai simbol penobatan sang pemimpin menjadi raja. Tetapi, rencana itu tak terlaksana akibat tibanya sang Nabi yang disambut para pengikutnya dari kaum Anshar.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2845 seconds (0.1#10.140)