Tata Cara Bersiwak Sesuai Sunnah Rasulullah dan Keutamaannya
loading...
A
A
A
Memakai siwak (bersiwak) merupakan salah satu kesukaan Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Beliau selalu membawa siwak saat berpergian ke manapun.
Bersiwak adalah kegiatan membersihkan mulut dan gigi menggunakan dahan atau akar pohon Arok (salvador persica) yang biasanya tumbuh di Timur Tengah. Hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena merupakan kebiasaan yang sering dilakukan Rasulullah SAW.
Sebagian muslim mungkin belum mengetahui tata cara bersiwak sesuai sunnah Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Berikut keutamaan dan tata cara bersiwak.
Keutamaan Bersiwak
Keutamaan bersiwak disebutkan dalam beberapa Hadis berikut.
1. Mendapat Pahala Mengamalkan Sunnah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: 'Seandainya tidak memberatkan atas umatku atau tidak memberatkan manusia, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali sholat." (HR. Al-Bukhari 887 dan Muslim 452)
2. Mendatangkan Ridha Allah
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
Artyinya: "Bersiwak itu mensucikan mulut dan mendatangkan ridha Allah." (HR Al-Bukhari, secara Mu'allaq)
3. Sholat 2 Rakaat dengan Bersiwak Lebih Baik dari 70 Rakaat Tanpa Bersiwak
Dari shahabat Ummu Darda, Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: {رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ}
Artinya: "Dua rakaat dengan bersiwak lebih baik dari pada tujuh puluh rakaat dengan tanpa bersiwak." (HR Imam Ad-Daruquthi)
Tata Cara Bersiwak
Dianjurkan bersiwak menggunakan kayu yang lembut, tidak melukai, tidak membahayakan, dan tidak pula merusaknya. Seperti kayu Arak, pelepah kurma, dan Zaitun.
Namun, sebaik-baik jenis siwak adalah dari pohon Arak, karena ia memiliki aroma yang wangi dan serabutnya dapat membersihkan kotoran di sela-sela gigi.
Cara bersiwak yang dicontohkan Nabi yaitu memulainya dari sebelah kanan. Hal ini tertera dalam hadis Ummul Mukminin Aisyah yang artinya: "Adalah menyenangkan Rasulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian, Siwak diqiyaskan dengan wudhu. Bersiwak dianjurkan untuk dimulai dengan gerakan menyamping. "Apabila kalian minum maka minumlah dengan cara menghisap. Dan apabila kalian bersiwak maka bersiwaklah secara melebar." (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra)
Terakhir, dianjurkan mencuci kayu siwak sebelum dan sesudah digunakan. Hal ini dijelaskan hadis berikut.
"Rasulullah SAW pernah memberikan siwak kepadaku untuk dicuci. Kemudian aku memakainya untuk bersiwak. Lalu aku mencucinya dan memberikannya kepada beliau." (HR. Abu Dawud)
Bersiwak itu disukai (mustahab/sunnah) di semua waktu. Namun lebih ditekankan pada lima keadaan berikut:
1. Saat hendak berwudhu.
2. Hendak sholat.
3. Hendak membaca Al-Qur'an.
4. Bangun dari tidur.
5. Saat bau mulut berubah.
Bersiwak adalah kegiatan membersihkan mulut dan gigi menggunakan dahan atau akar pohon Arok (salvador persica) yang biasanya tumbuh di Timur Tengah. Hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena merupakan kebiasaan yang sering dilakukan Rasulullah SAW.
Sebagian muslim mungkin belum mengetahui tata cara bersiwak sesuai sunnah Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam. Berikut keutamaan dan tata cara bersiwak.
Keutamaan Bersiwak
Keutamaan bersiwak disebutkan dalam beberapa Hadis berikut.
1. Mendapat Pahala Mengamalkan Sunnah
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ
Artinya: "Rasulullah SAW bersabda: 'Seandainya tidak memberatkan atas umatku atau tidak memberatkan manusia, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali sholat." (HR. Al-Bukhari 887 dan Muslim 452)
2. Mendatangkan Ridha Allah
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
Artyinya: "Bersiwak itu mensucikan mulut dan mendatangkan ridha Allah." (HR Al-Bukhari, secara Mu'allaq)
3. Sholat 2 Rakaat dengan Bersiwak Lebih Baik dari 70 Rakaat Tanpa Bersiwak
Dari shahabat Ummu Darda, Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bersabda:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: {رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ}
Artinya: "Dua rakaat dengan bersiwak lebih baik dari pada tujuh puluh rakaat dengan tanpa bersiwak." (HR Imam Ad-Daruquthi)
Tata Cara Bersiwak
Dianjurkan bersiwak menggunakan kayu yang lembut, tidak melukai, tidak membahayakan, dan tidak pula merusaknya. Seperti kayu Arak, pelepah kurma, dan Zaitun.
Namun, sebaik-baik jenis siwak adalah dari pohon Arak, karena ia memiliki aroma yang wangi dan serabutnya dapat membersihkan kotoran di sela-sela gigi.
Cara bersiwak yang dicontohkan Nabi yaitu memulainya dari sebelah kanan. Hal ini tertera dalam hadis Ummul Mukminin Aisyah yang artinya: "Adalah menyenangkan Rasulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian, Siwak diqiyaskan dengan wudhu. Bersiwak dianjurkan untuk dimulai dengan gerakan menyamping. "Apabila kalian minum maka minumlah dengan cara menghisap. Dan apabila kalian bersiwak maka bersiwaklah secara melebar." (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra)
Terakhir, dianjurkan mencuci kayu siwak sebelum dan sesudah digunakan. Hal ini dijelaskan hadis berikut.
"Rasulullah SAW pernah memberikan siwak kepadaku untuk dicuci. Kemudian aku memakainya untuk bersiwak. Lalu aku mencucinya dan memberikannya kepada beliau." (HR. Abu Dawud)
Bersiwak itu disukai (mustahab/sunnah) di semua waktu. Namun lebih ditekankan pada lima keadaan berikut:
1. Saat hendak berwudhu.
2. Hendak sholat.
3. Hendak membaca Al-Qur'an.
4. Bangun dari tidur.
5. Saat bau mulut berubah.
(rhs)