Prinsip Pengelolaan Energi Sudah Ada di Masa Nabi

Senin, 05 September 2022 - 16:48 WIB
loading...
Prinsip Pengelolaan...
Selain berhemat menggunakan penerangan, Rasulullah SAW juga sering menyampaikan agar umat muslim berhemat dalam menggunakan air. Foto/Ist
A A A
Hidup di era industri menuntut kebutuhan energi yang kebanyakan tak terbarukan seperti listrik berbahan dasar batu bara, bahan bakar kendaraan berbahan dasar minyak bumi, dan sebagainya. Karena proses produksinya memakan watu cukup lama, sementara kebutuhan terhadap energi tersebut terus meningkat, maka lama-lama akan habis.

Karena itu, solusi paling tepat yang bisa kita lakukan saat ini adalah menghemat energi seperti dengan mematikan lampu ketika tidak diperlukan, menggunakan kendaraan umum, dan sebagainya. Prinsip hemat energi sendiri sudah banyak ditegaskan dalam Al-Qur'an maupun Hadis Nabi. Salah satunya adalah firman Allah berikut:

اِنَّ الۡمُبَذِّرِيۡنَ كَانُوۡۤا اِخۡوَانَ الشَّيٰطِيۡنِ‌ ؕ وَكَانَ الشَّيۡطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوۡرًا

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS Al-Isra [17]: 27)

Ayat di atas menegaskan bahwa perbuatan mubazir atau menggunakan harta kekayaan secara berlebihan merupakan perilaku tercela. Bahkan pelakunya disebut sebagai teman setan.

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, alasan pelaku mubazir disebut sebagai teman setan karena ia telah berperilaku seperti setan atau kelak di hari kiamat akan dimasukkan ke dalam neraka bersama makhluk terkutuk itu.

Pengelolaan Energi di Masa Nabi
Sebagai teladan umat manusia, Nabi Muhammad SAW telah memberi contoh terbaik dalam hal ini. Sekitar 14 abad lalu, Nabi telah mengampanyekan hemat energi kepada masyarakat setempat.

Ada banyak hadis terkait hal ini, salah satunya sabda beliau berikut:

عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا اسْتَجْنَحَ اللَّيْلُ أَوْ كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ الْعِشَاءِ فَحُلُّوهُمْ وَأَغْلِقْ بَابَكَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَأَطْفِئْ مِصْبَاحَكَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَأَوْكِ سِقَاءَكَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَخَمِّرْ إِنَاءَكَ، وَاذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ، وَلَوْ تَعْرُضُ عَلَيْهِ شَيْئًا

Artinya: "Dari Nabi shollallohu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: 'Bila malam telah tiba maka tahanlah anak-anak kecil kalian (agar tidak keluar rumah) karena setan saat itu sedang berkeliaran. Bila telah berlalu waktu Isya maka silakan lepaskan mereka, tutuplah pintumu dan bacalah nama Allah, matikan lampu dan bacalah nama Allah, tutuplah tempat airmu dan bacalah nama Allah, tutuplah bejanamu meski engkau hanya lintangkan sesuatu di atasnya dan bacalah nama Allah." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis di atas menjelaskan tentang anjuran Nabi kepada umatnya untuk mematikan lampu ketika hendak tidur di malam hari. Pesan serupa sering beliau sampaikan dalam redaksi yang beragam. Ini menunjukkan beliau tidak sepintas lalu menyampaikan pesan ini, tetapi betul-betul dikampanyekan.

Bayangkan, dari hal-hal sepele terkait hemat energi saja Nabi sangat memperhatikannya, apalagi dalam konteks yang lebih luas dan berskala global. Jika diterapkan dalam konteks zaman industri seperti sekarang ini, pesan Nabi tersebut bisa kita pegang betul-betul dalam upaya pengelolaan energi terutama yang tak terbarukan.

Selain soal hemat menggunakan penerangan, Rasulullah SAW juga sering menyampaikan agar umat muslim berhemat dalam menggunakan air. Salah satunya disampaikan beliau dalam hadis berikut:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه: "أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ مرَّ بسعدٍ وهو يتوضأُ فقال ما هذا السَّرفُ يا سعدُ قال أفي الوضوءِ سرفٌ قال نعم وإن كنتَ على نهَرِ جارٍ"

Artinya: "Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya Rasulullah SAW pernah melewati Sa'ad ketika ia sedang berwudhu, maka Nabi Muhammad bersabda: "Kenapa kamu memakai air banyak sekali ya Sa'ad? Maka Sa'ad berkata, "Apakah ketika berwudhu tidak boleh memakai air terlalu banyak?" Beliau bersabda: "Iya, walaupun kamu berwudhu di sungai sekalipun." (HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Muhamad Abror,
Santri Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta
Prinsip Pengelolaan Energi Sudah Ada di Masa Nabi


(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2533 seconds (0.1#10.140)