Bahaya di Balik Curhat kepada Selain Allah SWT
loading...
A
A
A
Belajar dari Curhat Nabi Ya’qub dan Nabi Ayyub AS
Soal masalah curhat ini, ingatlah bahwa pernah ada manusia yang ditimpakan masalah berat. Ia adalah Nabi Ya’qub Alaihissalam. Ia pernah kehilangan anak kesayangannya, yaitu Nabi Yusuf Alaihissalam ketika masih kecil. Maka simaklah apa yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub berikut ini:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya”. (QS. Yusuf: 86).
Nabi Ya’qub dengan segera curhat langsung kepada Allah, karena ia yakin tidak ada daya dan upaya yang bisa dilakukan manusia, kecuali atas izin Allah.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186).
Begitu juga dengan kisah Nabi Ayyub ketika ditimpa cobaan berat. Nabi Ayyub Alaihissalam adalah nabi sekaligus manusia yang pernah ditimpa masalah atau cobaan terberat yang pernah ditimpakan kepada manusia. Dalam waktu singkat, seluruh anaknya meninggal dunia, istrinya meninggalkannya, hartanya habis, dan beliau ditimpakan penyakit yang mungkin tidak akan diderita oleh manusia setelahnya. Setelah ditimpa oleh masalah besar selama bertahun-tahun, Nabi Ayyub hanya bisa bersabar dan pada akhirnya ia berkeluh kesah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”. (QS. Shaad: 41).
Karena ia mengadukan masalahnya kepada Allah, maka Allah langsung menjawabnya, seperti dlam firmannya:
ارْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
“Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. (QS. Shaad: 42).
Tidak hanya itu, Allah kemudian mengganti semua harta benda yang telah hilang dengan yang lebih baik:
وَوَهَبْنَا لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنَّا وَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
"Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad: 43).
Curhatlah Pada Allah Saja
Dari dua kisah nabi mulia ini, maka dapat dipetik pelajaran bahwa jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itulah yang akan bermanfaat baginya. Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam sejumlah firman-Nya. Jika Anda berkehendak, bacalah dan renungkanlah beberapa firman Allah ini,
وَ إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ