Allah Menjadikan Seseorang itu Miskin atau Kaya, Ini Dalilnya

Jum'at, 04 November 2022 - 13:21 WIB
loading...
A A A
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun).” (QS. An Nahl: 73)

Seandainya Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu rizki tersebut. AllahTa’alaberfirman :

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).

Itu memang benar, tidak mungkin ada yang dapat memberikan makan dan minum ketika Allah menahan rezeki tersebut.

Dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, disebutkan bahwa Allah memberi rezeki tanpa ada kesulitan dan sama sekali tidak terbebani. Ulama Ath Thohawidalam matan kitab aqidahnya berkata, “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.” Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Dia akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga.

Dalam hadis qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman :

“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim, dari Abu Dzar Al Ghifari).

Mengenai hadits di atas itu, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.”

Ketahuilah bahwa kaya dan miskin bukanlah tanda orang itu mulia dan hina. Karena orang kafir (tidak menyembah Allah dan tidak beriman pada Rasulullah) saja Allah beri rezeki, begitu pula dengan orang yang bermaksiat pun Allah beri rezeki. Jadi rezeki tidak dibatasi pada orang beriman saja. Itulah lathif-nya Allah (Maha Lembutnya Allah). Sebagaimana dalam ayat disebutkan :

اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ القَوِيُّ العَزِيزُ


“Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Asy Syura: 19)

Dan, sejatinya kekayaan dan kemiskinan merupakan ujian dari Allâh Azza wa Jalla terhadap para hamba-Nya. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ


Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan. (Qs.Al-Anbiyâ : 35)

Islam juga mengatasi kemiskinan dengan menyeru orang-orang miskin untuk bekerja, tidak malas dan berpangku tangan, agar mereka tidak menjadi beban masyarakat. Berusaha mengentaskan kemiskinan dan bekerja mencari rezeki merupakan perkara yang disyariatkan dan terpuji.

Diantara doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى


Ya Allâh aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri, dan kecukupan [HR. Muslim]

Dan rezeki yang banyak merupakan salah satu buah dari amal shaleh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Barang siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi. (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1248 seconds (0.1#10.140)