Kapal Nabi Nuh Terdampar di Bukit Judi di Bulan Asyura

Selasa, 28 April 2020 - 15:05 WIB
loading...
Kapal Nabi Nuh Terdampar...
Nabi Nuh membuka pintu-pintu bahtera. Dia melihat matahari dan awan yang memudar. Foto/Borepand
A A A
Al-Kisa’i mengatakan, para ulama berselisih pendapat tentang lamanya waktu diamnya air di atas bumi. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa diamnya air di atas permukaan bumi selama 6 bulan. Ada juga yang mengatakan 150 hari.

وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (QS Huud : 44)

Menurut sebuah riwayat, Judi adalah sebuah gunung yang dekat dengan Maushil (sebuah kota di Irak yang suka disebut Hadaba). Bahtera Nuh mendarat di sana.

Ats-Tsa’labi mengatakan bahwa bahtera Nabi Nuh mendarat di atas bukit Judi pada hari Asyura, hari ke-10 bulan Muharam. Pada hari itu, Nabi Nuh AS berpuasa dalam rangka bersyukur kepada Allah.

Dia memerintahkan orang-orang yang ikut bersamanya untuk berpuasa pada hari itu sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat tersebut. Diriwayatkan bahwa semua burung, binatang liar, dan hewan-hewan melata pada hari itu berpuasa.

Kemudian Nabi Nuh mengeluarkan perbekalan yang tersisa. Dia mengumpulkan 7 jenis biji-bijian, yaitu kacang polong hijau, kacang adas, kacang brul, himmas (chick pea), gandum, jewawut, dan padi.

Dia campur satu sama lain dan memasaknya pada hari itu. Jadi, memasak kacang-kacangan pada hari tersebut merupakan sunnah (tradisi) yang dimunculkan oleh Nabi Nuh AS dan hal itu dianjurkan untuk dilakukan.

Selanjutnya, Nabi Nuh membuka pintu-pintu bahtera. Dia melihat matahari dan awan yang memudar. Di bumi terlihat ada pelangi.

Menurut sebuah riwayat, hal itu sebelumnya belum pernah terjadi, kecuali pada hari itu dan itu menunjukkan bahwa air telah surut. Tatkala melihat itu, Nuh beserta pengikutnya yang ada di dalam kapal bertakbir.

Para penghuni kapal tidak kuat untuk melihat matahari dengan mata mereka. Hal itu mereka adukan kepada Nabi Nuh, mereka berkata, “Kami tidak kuat untuk melihat cahaya matahari dengan mata kami.”

Atas pengaduan itu, pada hari itu, Nabi Nuh menyuruh mereka untuk memakai cela dengan batu itsmid (antimonium) agar mata mereka kuat untuk melihat.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa memakai cela pada hari Asyura, maka pada tahun itu dia tidak akan terkena sakit mata.”

Misi Gagak dan Merpati
Nabi Nuh AS membuka semua pintu kapal sehingga cahaya matahari masuk ke dalam kapal; burung-burung pun mengepakkan sayapnya; binatang-binatang bergerak, dan pohon-pohon bergoyang. Dan ketika melihat kapal telah berlabuh, ‘Auj meninggalkannya. Dia pergi berenang di dalam air sekehendaknya. ( )

Al-Kisa’i mengatakan, gunung yang pertama kali tampak adalah gunung Abu Qubais yang ada di Makkah. Kemudian tampaklah tempat Ka’bah; ia telah menjadi sebuah bukit yang merah.

Tidak ada satu pun kampung yang selamat kecuali kampung Nahawand. Ia muncul dari permukaan air seperti tidak mengalami perubahan apa pun. Yang selamat lainnya adalah piramida-piramida dan sphinx yang terletak di dataran tinggi, yang telah dibangun oleh Hermez awal. Di sana dia meninggalkan ilmu nujum dan ilmu astronomi. Keduanya tampak seperti keadaannya semula. ( )

Setelah itu, Nabi Nuh AS ingin memastikan apakah air masih menggenangi bumi atau tidak. Maka, dia utus burung gagak untuk mencari tahu tentang keadaan bumi. Setelah burung gagak itu pergi, ia melihat banyak bangkai dan ia pun terlena dengan memakan bangkai-bangkai tersebut hingga terlambat sampai 7 hari untuk membawa kabar yang diinginkan oleh Nuh.

Akhirnya, burung itu dipanggil; ia pun datang dengan kepalanya yang pening dan tidak bisa diam di satu tempat akibat terlalu banyak memakan bangkai.

Kemudian Nabi Nuh berkata kepada burung-burung yang lain, “Adakah di antara kalian yang bisa membawakan kepadaku berita tentang air, dan tdiak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh burung gagak?”

Burung merpati menyahut, “Wahai Nabiyullah, saya akan membawakan kepadamu berita tentang air.”

Setelah berbicara itu, burung merpati itu terbang dan menghilang untuk beberapa saat; lalu ia kembali dan di paruhnya ada sebuah daun berwarna hijau.

Ketika Nabi Nuh as melihat daun yang ada di paruh burung merpati tersebut, dia berkata, “Ini adalah daun pohon zaitun.”

Dia tahu bahwa air masih menggenangi bumi. Dia terdiam untuk beberapa saat dan kemudian mengutus lagi burung merpati itu.

Burung tersebut menghilang untuk beberapa saat; lalu ia kembali dengan kedua kakinya berwarna merah. Sebabnya adalah tempat pertama yang sudah tidak tergenangi oleh air adalah tempat Ka’bah yang telah berubah menjadi sebuah bukit berwarna merah.

Burung merpati itu hinggap di sana sehingga kakinya terwarnai oleh tanah merah bukit tersebut. Nabi Nuh AS mendoakan burung merpati dengan doanya, “Allah, jadikanlah burung merpati sebagai burung yang paling banyak diam, paling banyak keturunan, dan paling disukai oleh manusia."
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)