Doa Ketika Gunung Meletus, Jangan Lupa Amalkan!
loading...
A
A
A
Doa ketika gunung meletus atau zikir-zikir lain saat terjadi bencana sangat penting kita panjatkan dan kita wiridkan sebagai bentuk kita meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena sesungguhnya gunung meletus, tanah longsor, dan gempa lainnya merupakan tanda -tanda kebesaran dan kebenaran tentang kekuasaan-Nya.
Allah Azza wa Jalla menciptakan tanda-tanda apa saja yang dikehendakiNya, dan menetapkannya sebagai peringatan kepada hamba-Nya. Mengingatkan terhadap kewajiban (ibadah) manusia, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Mengingatkan manusia dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang.
Dalam buku zikir dan doa akhir zaman yang ditulis oleh kelompok telaah kitab ar-Risalah yang disunting oleh Ustad Abu Fatiah Al-Adnani disebutkan bahwa manusia harus menjauhi segala perbuatan syirik kepada-Nya, tidak merusak alam, dan selalu memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah Ta'ala.
Disebutkan juga bahwa sesungguhnya bencana alam adalah peringatan bagi orang beriman yang lalai dan hukuman bagi orang yang menyembah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala., Rabb semesta alam. Kekuasaan untuk mendatangkan dan menghentikan bencana alam sepenuhnya berada dalam genggaman Allah Ta'ala. Oleh karenanya manusia harus memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah Ta'ala semata.
Diantara doa dan zikir perlindungan terhadap segala bencana seperti gunung meletus, longsor, hingga kebakaran, yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam antara lain :
1.
Allahumma innii a'udzubika minal hadmi wa a'udzubika minat taraddî wa a'udzubika minal gharaqi wal haraqi wal harami wa a'udzubika an yatakhabbathanîsy syaithaanu ‘indal maut wa ‘a'udzubika an amuuta fî sabiilikaa mudbiran wa a'udzubika an amuuta ladîghan
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir, dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), kebakaran, dan tidak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat (binatang berbisa. (HR. Nasai, Al-Hakim, dan Abu Daud)
2.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga mengajarkan saat kita tertimpa musibah agar membaca doa :
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji‘un. Allahumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
3.
Doa lain yang juga bisa dibaca rutin setiap hari sebagai zikir dan wirid rutin adalah doa berikut ini. Para ulama juga kerap merutinkan doa ini :
Bismillahil ladzi laa yadlurru ma‘asmihi syaiun fil ardli wa laa fis sama-I wa huwas samî‘ul alîm
"Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu di bumi dan di langit tak dapat memberikan mudarat (bahaya). Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Pengetahui."
4.
Lalu juga Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Salam mencontohkan merutinkan dzikir pagi petang agar terhindar dari dahsyatnya bencana. Doa itu yakni :
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).”(Dibaca satu kali pada pagi dan petang)
Begitulah kita dianjurkan senantiasa berdoa dan bersabar saat mengalami musibah, seperti gunung meletus longsor dan lain-lain. Sebenarnya di balik derita ada suatu yang lebih besar yang dinikmati seorang muslim. Jika menghadapi musibah dengan sabar, di situ ada pahala. Artinya karena abu Semeru, seperti saat ini misalnya, kita pun bisa meraih pahala jika menghadapi musibah tersebut dengan sabar.
Begitu pula derita bisa jadi nikmat karena dengan adanya musibah, setiap orang diingatkan agar segera kembali pada Allah Ta'ala, Akhirnya banyak memohon dan berdoa pada Allah. Kata ulama : Di antara sempurnanya nikmat Allah pada para hamba-Nya yang beriman, Allah akan menurunkan pada mereka kesulitan dan derita.
Dan di kala sulit tersebut, hati mereka selalu selalu bergantung pada Allah, tidak beralih pada selain Allah. Akhirnya mereka bertawakkal dan kembali pada Allah dan dapat merasakan manisnya iman karena hanya berharap ampunan dan ridho Allah.
Baca Juga: Bencana Meningkat, Ribuan Tagana Disiagakan
Wallahu A'lam
Allah Azza wa Jalla menciptakan tanda-tanda apa saja yang dikehendakiNya, dan menetapkannya sebagai peringatan kepada hamba-Nya. Mengingatkan terhadap kewajiban (ibadah) manusia, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Mengingatkan manusia dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang.
Dalam buku zikir dan doa akhir zaman yang ditulis oleh kelompok telaah kitab ar-Risalah yang disunting oleh Ustad Abu Fatiah Al-Adnani disebutkan bahwa manusia harus menjauhi segala perbuatan syirik kepada-Nya, tidak merusak alam, dan selalu memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah Ta'ala.
Disebutkan juga bahwa sesungguhnya bencana alam adalah peringatan bagi orang beriman yang lalai dan hukuman bagi orang yang menyembah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala., Rabb semesta alam. Kekuasaan untuk mendatangkan dan menghentikan bencana alam sepenuhnya berada dalam genggaman Allah Ta'ala. Oleh karenanya manusia harus memohon perlindungan dan keselamatan kepada Allah Ta'ala semata.
Diantara doa dan zikir perlindungan terhadap segala bencana seperti gunung meletus, longsor, hingga kebakaran, yang diajarkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam antara lain :
1.
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْمِ وأعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وأعُوذُ بِكَ مِنَ الغَرَقِ وَالحَرَقِ وَالهَرَمِ وَأعُوذُ بِكَ أن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطانُ عِنْدَ المَوْتِ وأعُوذُ بِكَ أنْ أمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وأعُوذُ بِكَ أن أمُوتَ لَديغاً
Allahumma innii a'udzubika minal hadmi wa a'udzubika minat taraddî wa a'udzubika minal gharaqi wal haraqi wal harami wa a'udzubika an yatakhabbathanîsy syaithaanu ‘indal maut wa ‘a'udzubika an amuuta fî sabiilikaa mudbiran wa a'udzubika an amuuta ladîghan
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), dan aku berlindung pada-Mu dari tergelincir, dan aku berlindung pada-Mu dari tenggelam (banjir), kebakaran, dan tidak berdaya. Dan aku berlindung pada-Mu apabila syetan menjerumuskan padaku ketika akan mati, dan aku berlindung pada-Mu apabila mati dalam keadaan berbalik arah dari jalan-Mu (murtad), dan aku berlindung pada-Mu apabila mati karena disengat (binatang berbisa. (HR. Nasai, Al-Hakim, dan Abu Daud)
2.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga mengajarkan saat kita tertimpa musibah agar membaca doa :
إنَّا للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْها
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji‘un. Allahumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ.
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
3.
Doa lain yang juga bisa dibaca rutin setiap hari sebagai zikir dan wirid rutin adalah doa berikut ini. Para ulama juga kerap merutinkan doa ini :
بِسْمِ اللَّهِ الَّذي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأرْضِ وَلا في السَّماءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيم9
Bismillahil ladzi laa yadlurru ma‘asmihi syaiun fil ardli wa laa fis sama-I wa huwas samî‘ul alîm
"Dengan menyebut nama Allah yang bersama nama-Nya sesuatu di bumi dan di langit tak dapat memberikan mudarat (bahaya). Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Pengetahui."
4.
Lalu juga Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Salam mencontohkan merutinkan dzikir pagi petang agar terhindar dari dahsyatnya bencana. Doa itu yakni :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).”(Dibaca satu kali pada pagi dan petang)
Begitulah kita dianjurkan senantiasa berdoa dan bersabar saat mengalami musibah, seperti gunung meletus longsor dan lain-lain. Sebenarnya di balik derita ada suatu yang lebih besar yang dinikmati seorang muslim. Jika menghadapi musibah dengan sabar, di situ ada pahala. Artinya karena abu Semeru, seperti saat ini misalnya, kita pun bisa meraih pahala jika menghadapi musibah tersebut dengan sabar.
Begitu pula derita bisa jadi nikmat karena dengan adanya musibah, setiap orang diingatkan agar segera kembali pada Allah Ta'ala, Akhirnya banyak memohon dan berdoa pada Allah. Kata ulama : Di antara sempurnanya nikmat Allah pada para hamba-Nya yang beriman, Allah akan menurunkan pada mereka kesulitan dan derita.
Dan di kala sulit tersebut, hati mereka selalu selalu bergantung pada Allah, tidak beralih pada selain Allah. Akhirnya mereka bertawakkal dan kembali pada Allah dan dapat merasakan manisnya iman karena hanya berharap ampunan dan ridho Allah.
Baca Juga: Bencana Meningkat, Ribuan Tagana Disiagakan
Wallahu A'lam
(wid)