Biografi Ibnu Aqil, Penulis Kitab Terbesar dalam Islam dan Kisahnya yang Unik
loading...
A
A
A
Berkata Imam Ibnu Jauzi rahimahullah tentang diri beliau:
وكان دائم التشاغل بالعلم... وكان له الخاطر العاطر، والبحث عن الغوامض والدقائق
"Beliau senantiasa sibuk dengan ilmu, memiliki otak yang sangat cerdas dan kemampuan menyelami masalah-masalah pelik dan detail permasalahan." [Adz Dzail 'ala Thabaqat al Hanabilah (1/145)]
6. Punya Banyak Karya
Kitab Al-Funun bukanlah satu-satunya karya Imam Ibnu Aqil. Sebagian ulama menyebutkan masih ada karya lain sebanyak 20 judul kitab yang telah ia susun. Diantaranya adalah kitab Al-Jadal ala Tariqat al Fuqaha; Kitab Al-Fushul; Kifayat Al-Mufti, Umadah Al-Adillah; Al Mufradat at Tadzkirah; Al-Isyarah dan Al-Mantsur Al-Irsyad. Sayangnya karya-karyanya termasuk banyak yang tidak utuh.
7. Memiliki Kisah yang Unik
Ada sebuah kisah unik dalam kehidupan imam Ibnu Aqil. Yang memberikan pelajaran sangat berharga. Berikut kisahnya diceritakan oleh beliau: "Aku pernah pergi saat berhaji menemukan kalung permata dengan untaian benang merah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki tua lagi buta, mencarinya dan berjanji kepada siapa saja yang menemukan dan mengembalikan kepadanya akan di beri imbalan 100 dinar (Rp390 juta).
Aku pun mengembalikan kalung itu kepadanya, dan saat itu ia akan memberikan imbalannya aku menolaknya. Kemudian, setelah menyelesaikan ibadah haji aku menuju Syam dan berziarah ke Masjidil Aqsha sebentar. Saat sampai di Aleppo, aku menginap di sebuah masjid dalam keadaan kedinginan dan kelaparan.
Lalu ketika tiba waktu sholat, orang-orang pun memintaku menjadi Imam. Aku pun mengimami mereka. Selesai sholat, aku dijamu makan oleh mereka. Peristiwa itu terjadi di awal Ramadhan. Salah satu dari mereka berkata kepadaku:
إمامنا توفي، فصل بنا هذا الشهر
"Imam kami baru saja meninggal, kami berharap engkau mau menjadi imam shalat kami selama sebulan ini."
Aku pun memenuhi keinginan mereka. Setelah beberapa waktu, mereka berkata:
لإمامنا بنت. فزوجت بها
"Imam kami punya seorang anak gadis. Maukah Engkau menikah dengannya?" Aku pun akhirnya menikahi putri sang imam.
Pada suatu hari aku mengamati istriku, ternyata di lehernya ada seuntai kalung permata dengan benang merah yang dulu aku temukan di Makkah, maka aku katakan kepada istriku: لهذا قصة (kalung ini memiliki sebuah kisah).
Kemudian aku mengkisahkan peristiwa ketika dahulu aku menemukan kalung itu di Makkah. Mendegar kisahku itu, istriku pun menangis lalu berkata:
أنت هو والله، لقد كان أبي يبكي، ويقول: اللهم ارزق بنتي مثل الذي رد العقد علي، وقد استجاب الله منه
"Aduhai, berarti laki-laki itu adalah dirimu! Demi Allah, ayahku waktu itu menangis dan ia pernah berdoa: Ya Allah, karuniakanlah putriku seorang suami seperti laki-laki yang mengembalikan kalung ini. Sungguh Allah telah mengabulkan doa ayahku." [Siyar A'lam Nubala (19/449-450)]
Demikian sekilas biografi Ibnu Aqil, ulama penulis Kitab Al-Funun yang fenomenal dalam sejarah karya ulama. Semoga bermanfaat menambah wawasan kita.
Wallahu A'lam
وكان دائم التشاغل بالعلم... وكان له الخاطر العاطر، والبحث عن الغوامض والدقائق
"Beliau senantiasa sibuk dengan ilmu, memiliki otak yang sangat cerdas dan kemampuan menyelami masalah-masalah pelik dan detail permasalahan." [Adz Dzail 'ala Thabaqat al Hanabilah (1/145)]
6. Punya Banyak Karya
Kitab Al-Funun bukanlah satu-satunya karya Imam Ibnu Aqil. Sebagian ulama menyebutkan masih ada karya lain sebanyak 20 judul kitab yang telah ia susun. Diantaranya adalah kitab Al-Jadal ala Tariqat al Fuqaha; Kitab Al-Fushul; Kifayat Al-Mufti, Umadah Al-Adillah; Al Mufradat at Tadzkirah; Al-Isyarah dan Al-Mantsur Al-Irsyad. Sayangnya karya-karyanya termasuk banyak yang tidak utuh.
7. Memiliki Kisah yang Unik
Ada sebuah kisah unik dalam kehidupan imam Ibnu Aqil. Yang memberikan pelajaran sangat berharga. Berikut kisahnya diceritakan oleh beliau: "Aku pernah pergi saat berhaji menemukan kalung permata dengan untaian benang merah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki tua lagi buta, mencarinya dan berjanji kepada siapa saja yang menemukan dan mengembalikan kepadanya akan di beri imbalan 100 dinar (Rp390 juta).
Aku pun mengembalikan kalung itu kepadanya, dan saat itu ia akan memberikan imbalannya aku menolaknya. Kemudian, setelah menyelesaikan ibadah haji aku menuju Syam dan berziarah ke Masjidil Aqsha sebentar. Saat sampai di Aleppo, aku menginap di sebuah masjid dalam keadaan kedinginan dan kelaparan.
Lalu ketika tiba waktu sholat, orang-orang pun memintaku menjadi Imam. Aku pun mengimami mereka. Selesai sholat, aku dijamu makan oleh mereka. Peristiwa itu terjadi di awal Ramadhan. Salah satu dari mereka berkata kepadaku:
إمامنا توفي، فصل بنا هذا الشهر
"Imam kami baru saja meninggal, kami berharap engkau mau menjadi imam shalat kami selama sebulan ini."
Aku pun memenuhi keinginan mereka. Setelah beberapa waktu, mereka berkata:
لإمامنا بنت. فزوجت بها
"Imam kami punya seorang anak gadis. Maukah Engkau menikah dengannya?" Aku pun akhirnya menikahi putri sang imam.
Pada suatu hari aku mengamati istriku, ternyata di lehernya ada seuntai kalung permata dengan benang merah yang dulu aku temukan di Makkah, maka aku katakan kepada istriku: لهذا قصة (kalung ini memiliki sebuah kisah).
Kemudian aku mengkisahkan peristiwa ketika dahulu aku menemukan kalung itu di Makkah. Mendegar kisahku itu, istriku pun menangis lalu berkata:
أنت هو والله، لقد كان أبي يبكي، ويقول: اللهم ارزق بنتي مثل الذي رد العقد علي، وقد استجاب الله منه
"Aduhai, berarti laki-laki itu adalah dirimu! Demi Allah, ayahku waktu itu menangis dan ia pernah berdoa: Ya Allah, karuniakanlah putriku seorang suami seperti laki-laki yang mengembalikan kalung ini. Sungguh Allah telah mengabulkan doa ayahku." [Siyar A'lam Nubala (19/449-450)]
Demikian sekilas biografi Ibnu Aqil, ulama penulis Kitab Al-Funun yang fenomenal dalam sejarah karya ulama. Semoga bermanfaat menambah wawasan kita.
Wallahu A'lam
(rhs)