Asbabun Nuzul Surat An-Nashr Beserta Maknanya
loading...
A
A
A
Surat An-Nashr (ءَ نَصۡرُ) merupakan surat ke 110 dalam Al-Qur'an terdiri 3 ayat. Berikut Asbabun Nuzulnya beserta maknanya.
Dinamai An-Nashr (pertolongan) diambil dari perkataan Nashr pada ayat pertama surat ini. Surat ini termasuk golongan surat Madaniyyah walupun diturunkan di Mekah sesudah Surat At-Taubah. Alasan pengklasifikasian Makkiyah dan Madaniyah bukan berdasarkan tempat kemunculannya melainkan berdasarkan waktu kemunculannya.
Seperti surat lainnya, Surat An-Nashr juga memiliki asbabun nuzul sendiri atau sebab turunnya surat tersebut. Surat An-Nashr merupakan surat yang terakhir kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul Surat An-Nashr ini berkaitan dengan dua hal. Pertama, tentang kabar kemenangan dan masuknya orang-orang Arab secara serentak. Kedua, mengisyaratkan bahwa ajal Nabi Muhammad SAW telah dekat.
Ibnu Umar menjelaskan tentang waktu surat ini diturunkan pada pertengahan hari Tasyrik. "Maka aku ingin mengetahui bahwa hal ini merupakan suatu Al-Wada (perpisahan)," kata Ibnu umar.
Mengenai Asbabun Nuzul surat ini, Ibnu Abbas menjelaskan, setelah Allah telah menurunkan surat ini kepada Nabi Muhammad SAW, beliau memanggil putrinya Sayyidah Fathimah radhiyallahu 'anha.
Nabi Muhammad SAW kemudian mengabarkan bahwa ajalnya sudah dekat. Mendengar kabar tersebut, Fathimah langsung bersedih. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :
لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى
Artinya: "Janganlah menangis, sesungguhnya engkau merupakan keluargaku yang paling awal untuk menyusulku." (HR Ad-Darimi dan at-Thabrani)
Imam Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis dari para pahlawan perang badar. Sebagian pahlawan perang Badar keberatan jika Ibnu Abbas dilibatkan dalam majlis itu.
Setelah itu Umar menguji kepada mereka semua (majlis para pahlawan perang badar): "Apa pendapat kalian tentang firman Allah idza ja a nashrullahi wal fath dalam surat tersebut."
Salah satu dari mereka menjawab: "Allah telah memerintahkan kita untuk selalu bertahmid dan beristighfar kepada-Nya, jika Dia akan menolong dan memberi kemenangan." Dalam keterangan tersebut, tidak ada jawaban lain selain jawaban ini.
Lalu Umar menanyakan kepada Ibnu Abbas "Apakah demikian pendapatmu wahai Ibu Abbas?" Ibnu Abbas menjawab: "Tidak wahai Amirul Mukminin, idza ja a nashrullahi wal fath merupakan isyarat tentang dekatnya ajal Rasulullah SAW yang Allah kabarkan kepada beliau. Datangnya kemenangan dan juga Fathu Makkah adalah tanda ajal beliau."
Setelah mendengar jawaban itu, Umar berkata "Aku tidak mengetahui tafsir dari Surat An-Nashr ini melainkan sejak apa yang kamu katakan."
Makna Surat An-Nashr
1. Ayat Pertama
Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan." (QS An-Nashr ayat 1)
Maknanya:
Wahai Nabi Muhammad, apabila telah datang pertolongan Allah kepadamu dan pengikutmu dalam menghadapi kaum kafir Quraisy, dan telah datang pula kemenangan kepadamu dengan penaklukan Mekkah menjadi kota yang suci kembali dari kesyirikan dan kekafiran.
2. Ayat Kedua
Artinya: "Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah." (QS An-Nashr ayat 2)
Maknanya:
Dan engkau melihat manusia dari seluruh penjuru Jazirah Arab berbondong-bondong masuk agama Allah, yakni agama Islam, setelah sebelumnya mereka masuk Islam secara perorangan.
3. Ayat Ketiga
Artinya: "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat." (QS An-Nashr ayat 3)
Maknanya:
Maka sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang agung itu, bertasbihlah dan sucikanlah Tuhanmu dari sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya, dan sertailah tasbihmu itu dengan memuji Tuhan-mu yang telah menyokongmu dalam menaklukkan Mekah, dan mohonlah ampunan kepada-Nya untukmu dan umatmu. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat hamba-hamba-Nya yang bertasbih dan beristigfar. Membaca tasbih, tahmid, dan istighfar adalah cara yang mulia ketika seseorang meraih kesuksesan karena pada hakikatnya Allah-lah yang memberi kesuksesan itu kepadanya, bukan dengan berpesta dan berfoya-foya.
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Peran dan Tanggung Jawab Ayah untuk Anak dalam Islam Dibahas di Cahaya Hati Indonesia iNews
Dinamai An-Nashr (pertolongan) diambil dari perkataan Nashr pada ayat pertama surat ini. Surat ini termasuk golongan surat Madaniyyah walupun diturunkan di Mekah sesudah Surat At-Taubah. Alasan pengklasifikasian Makkiyah dan Madaniyah bukan berdasarkan tempat kemunculannya melainkan berdasarkan waktu kemunculannya.
Seperti surat lainnya, Surat An-Nashr juga memiliki asbabun nuzul sendiri atau sebab turunnya surat tersebut. Surat An-Nashr merupakan surat yang terakhir kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul Surat An-Nashr ini berkaitan dengan dua hal. Pertama, tentang kabar kemenangan dan masuknya orang-orang Arab secara serentak. Kedua, mengisyaratkan bahwa ajal Nabi Muhammad SAW telah dekat.
Ibnu Umar menjelaskan tentang waktu surat ini diturunkan pada pertengahan hari Tasyrik. "Maka aku ingin mengetahui bahwa hal ini merupakan suatu Al-Wada (perpisahan)," kata Ibnu umar.
Mengenai Asbabun Nuzul surat ini, Ibnu Abbas menjelaskan, setelah Allah telah menurunkan surat ini kepada Nabi Muhammad SAW, beliau memanggil putrinya Sayyidah Fathimah radhiyallahu 'anha.
Nabi Muhammad SAW kemudian mengabarkan bahwa ajalnya sudah dekat. Mendengar kabar tersebut, Fathimah langsung bersedih. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :
لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى
Artinya: "Janganlah menangis, sesungguhnya engkau merupakan keluargaku yang paling awal untuk menyusulku." (HR Ad-Darimi dan at-Thabrani)
Imam Al-Bukhari juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis dari para pahlawan perang badar. Sebagian pahlawan perang Badar keberatan jika Ibnu Abbas dilibatkan dalam majlis itu.
Setelah itu Umar menguji kepada mereka semua (majlis para pahlawan perang badar): "Apa pendapat kalian tentang firman Allah idza ja a nashrullahi wal fath dalam surat tersebut."
Salah satu dari mereka menjawab: "Allah telah memerintahkan kita untuk selalu bertahmid dan beristighfar kepada-Nya, jika Dia akan menolong dan memberi kemenangan." Dalam keterangan tersebut, tidak ada jawaban lain selain jawaban ini.
Lalu Umar menanyakan kepada Ibnu Abbas "Apakah demikian pendapatmu wahai Ibu Abbas?" Ibnu Abbas menjawab: "Tidak wahai Amirul Mukminin, idza ja a nashrullahi wal fath merupakan isyarat tentang dekatnya ajal Rasulullah SAW yang Allah kabarkan kepada beliau. Datangnya kemenangan dan juga Fathu Makkah adalah tanda ajal beliau."
Setelah mendengar jawaban itu, Umar berkata "Aku tidak mengetahui tafsir dari Surat An-Nashr ini melainkan sejak apa yang kamu katakan."
Makna Surat An-Nashr
1. Ayat Pertama
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan." (QS An-Nashr ayat 1)
Maknanya:
Wahai Nabi Muhammad, apabila telah datang pertolongan Allah kepadamu dan pengikutmu dalam menghadapi kaum kafir Quraisy, dan telah datang pula kemenangan kepadamu dengan penaklukan Mekkah menjadi kota yang suci kembali dari kesyirikan dan kekafiran.
2. Ayat Kedua
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
Artinya: "Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah." (QS An-Nashr ayat 2)
Maknanya:
Dan engkau melihat manusia dari seluruh penjuru Jazirah Arab berbondong-bondong masuk agama Allah, yakni agama Islam, setelah sebelumnya mereka masuk Islam secara perorangan.
3. Ayat Ketiga
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Artinya: "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat." (QS An-Nashr ayat 3)
Maknanya:
Maka sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang agung itu, bertasbihlah dan sucikanlah Tuhanmu dari sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya, dan sertailah tasbihmu itu dengan memuji Tuhan-mu yang telah menyokongmu dalam menaklukkan Mekah, dan mohonlah ampunan kepada-Nya untukmu dan umatmu. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat hamba-hamba-Nya yang bertasbih dan beristigfar. Membaca tasbih, tahmid, dan istighfar adalah cara yang mulia ketika seseorang meraih kesuksesan karena pada hakikatnya Allah-lah yang memberi kesuksesan itu kepadanya, bukan dengan berpesta dan berfoya-foya.
Wallahu A'lam
Lihat Juga: Peran dan Tanggung Jawab Ayah untuk Anak dalam Islam Dibahas di Cahaya Hati Indonesia iNews
(rhs)