QS. Al-An’am Ayat 114
Sebenarnya Al-Qur'an telah cukup menjadi bukti yang nyata atas kenabian Muhammad, karena Al-Qur'an bukan karangannya sendiri, melainkan semata-mata wahyu dari Allah swt. Karena Nabi Muhammad sudah hidup bergaul dengan kaumnya sekitar 40 tahun lamanya, sebelum dia diangkat menjadi Nabi dan belum pernah dalam kurun waktu itu Nabi menyampaikan keterangan-keterangan tentang alam gaib dan tentang kisah rasul-rasul sebelumnya. Orang-orang musyrik Quraisy menuntut kepada Nabi Muhammad agar mendatangkan mukjizat yang menjadi bukti atas kebenarannya, padahal kepada mereka telah diperlihatkan mukjizat yang paling besar, yaitu Al-Qur'an yang mengandung ilmu pengetahuan, dengan susunan kata yang tidak mungkin dapat ditiru oleh siapapun. Hal itu cukup menjadi dalil, bahwa Allah telah memperkuat kenabiannya, bukan dengan diturunkan Al-Qur'an dan penjelasan di dalamnya tentang posisinya sebagai Nabi saja bahkan juga dengan keterangan kitab-kitab Taurat dan Injil, karena kedua kitab tersebut mengandung keterangan-keterangan yang menunjukkan bahwa Muhammad adalah Nabi dan Rasul. Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar kaum Muslimin jangan sekali-kali merasa ragu tentang kebenaran Al-Qur'an.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang membaca kitab Taurat dan Injil, telah mengenal Nabi Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, hanya saja mereka menyembunyikan kebenaran itu dan tidak mau menerimanya, karena sebagaimana diinformasikan dalam Al-Qur'an mereka merasa dengki kepada Nabi Muhammad.
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.