QS. Asy-Syu'ara' Ayat 116

قَالُوۡا لَٮِٕنۡ لَّمۡ تَنۡتَهِ يٰـنُوۡحُ لَـتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡمَرۡجُوۡمِيۡنَؕ‏ 
Qooluu la'il lam tantahi yaa Nuuhu latakuunanna minal marjuumiin
Mereka berkata, "Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati)."
Juz ke-19
Tafsir
Mendengar jawaban Nabi Nuh yang demikian tegas dan masuk akal, kaumnya mengintimidasinya. Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak mau berhenti dari ajakanmu, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam yaitu dilempari batu sampai mati.” Demikianlah sikap orang-orang zalim pada setiap zaman. Mereka akan menggunakan kekuatan jika kalah dalam adu argumentasi. Mendengar ancaman kaumnya, Nabi Nuh mengadu kepada Tuhannya.
Demikianlah Nabi Nuh melaksanakan tugasnya sebagai seorang rasul Allah. Ia berusaha sekuat tenaga menyampaikan seruan Allah, siang dan malam, baik secara sembunyi maupun terang-terangan. Semakin giat Nabi Nuh menyeru mereka, semakin kuat pula halangan dan rintangan yang diberikan kaumnya. Sikap mereka itu dilukiskan dalam firman Allah:

Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri. (Nuh/71: 7).

Akhirnya mereka mengancam Nabi Nuh untuk segera menghentikan usahanya mengajak mereka mengikuti agama yang didakwahkannya. Jika ia masih melanjutkan usahanya itu dan tidak menghentikannya, mereka akan merajam dan membinasakan Nabi Nuh.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.