QS. Al-A’raf Ayat 132

وَقَالُوۡا مَهۡمَا تَاۡتِنَا بِهٖ مِنۡ اٰيَةٍ لِّـتَسۡحَرَنَا بِهَا ۙ فَمَا نَحۡنُ لَكَ بِمُؤۡمِنِيۡنَ
Wa qooluu mahmaa taatinaa bihii min Aayatil litasharanaa bihaa famaa nahnu laka bimu'miniin
Dan mereka berkata (kepada Musa), "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu."
Juz ke-9
Tafsir
Karena asumsi yang salah seperti inilah mereka tetap mempertahankan kemungkaran. Dan tidak saja menuduh Nabi Musa sebagai penyebab kesulitan yang mereka hadapi, mereka kaum Fir'aun juga berkata kepada Nabi Musa, "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami berupa mukjizat atau bukti kebenaranmu untuk menyihir atau mengelabui kami dengannya, agar kami meninggalkan seruan Fir'aun. Kami tidak akan meninggalkan keyakinan kami dan kami tidak akan beriman kepadamu."
Pada ayat ini dijelaskan keingkaran mereka walaupun Nabi Musa telah memberikan berbagai keterangan dan bukti yang jelas tentang kerasulannya. Mereka berkata kepada Nabi Musa: "Bagaimana pun kamu telah mendatangkan berbagai keterangan itu, namun kami sekali-kali tidak akan beriman kepada kamu."

Semua keterangan-keterangan yang telah dikemukakan Nabi Musa kepada mereka yang membuktikan kerasulannya, mereka anggap sebagai sihir untuk mempengaruhi mereka, agar meninggalkan agama nenek moyang mereka. Kemudian mereka menegaskan bahwa mereka sekali-kali tidak akan membenarkan semua keterangan dan bukti-bukti tersebut. Ini berarti bahwa mereka tidak akan menerima agama Allah yang disampaikan kepada Nabi Musa untuk mereka semuanya. Tetapi mereka tetap melakukan kezaliman terhadap Bani Israil dan Nabi Musa.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.