QS. Asy-Syu'ara' Ayat 137

اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا خُلُقُ الۡاَوَّلِيۡنَۙ‏
In haazaaa illaa khuluqul awwaliin
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
Juz ke-19
Tafsir
"Agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang kami ikuti." Inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat dibenci oleh Allah.
Selanjutnya mereka mengatakan bahwa agama yang mereka anut adalah agama nenek moyang yang telah diwariskan kepada mereka. Mereka yakin tidak akan diazab karena mengikuti agama nenek moyang itu.

Pada ayat yang lain diterangkan bahwa Hud menantang kaumnya yang semakin ingkar itu dengan menyeru mereka agar melakukan usaha untuk membunuhnya dilakukan bersama-sama. Hud juga menyuruh mereka untuk mengikutkan dewa-dewa yang mereka sembah, seandainya mereka benar-benar percaya akan kemampuan dewa-dewa itu melakukan sesuatu yang mereka inginkan. Seakan-akan Hud berkata kepada mereka, "Bersatulah kamu sekalian dengan dewa-dewa yang kamu sembah itu untuk membunuhku, dan laksanakanlah pembunuhan itu sekarang juga, jangan ditangguhkan lagi. Aku tidak takut sedikit pun dibunuh karena aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu yang sebenarnya. Makhluk apa pun yang ada di bumi ini selalu dijaga, dipelihara, dan dikuasai oleh Allah dan perkataan-Nya selalu benar dan lurus."

Tantangan yang dikemukakan Hud kepada kaumnya adalah bukti bahwa dia seorang rasul yang diutus Allah. Andaikata ia bukan seorang rasul, dia tidak akan berani melakukan tantangan yang demikian terhadap kaumnya yang lebih kuat tubuhnya dan lebih kejam sifatnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.