QS. Asy-Syu'ara' Ayat 139

فَكَذَّبُوۡهُ فَاَهۡلَـكۡنٰهُمۡ​ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَاَيَةً​ ؕ وَ مَا كَانَ اَكۡثَرُهُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ‏
Fakazzabuuhu fa ahlaknaahum; inna fii zaalika la aayah; wa maa kaana aksaruhum mu'miniin
Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Juz ke-19
Tafsir
Sebagai sanksi atas kepongahan mereka, Allah menurunkan siksaNya kepada mereka. Maka mereka mendustakan Hud terhadap semua ajakan dan nasihatnya, lalu Kami binasakan mereka dengan angin yang sangat dingin dan kencang selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus (Lihat juga Surah Al-Haqqah/69: 7). Sungguh pada kejadian yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah yang demikian besar dan nyata yang semestinya menjadi pelajaran bagi mereka, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman bahkan mendustakan Allah dan rasul-Nya.
Ayat ini menerangkan bahwa kaum 'ad tetap durhaka dan tidak mengindahkan seruan Nabi Hud. Dalam firman-Nya yang lain, Nabi Hud mengancam kaumnya dengan mengatakan bahwa jika mereka tetap ingkar, mereka akan dihancurkan oleh Allah dan menggantinya dengan kaum yang lain, yang akan berkuasa dan menjadi cikal-bakal bagi generasi-generasi mendatang. Sedangkan mereka tidak akan dapat mendatangkan kemudaratan sedikit pun kepada Allah. Allah berfirman:

Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu." (Hud/11: 57).

Di antara kaum 'ad ini ada yang beriman kepada Nabi Hud, tetapi sebagian besar dari mereka tetap ingkar. Kaum 'ad yang tidak beriman ini dimusnahkan Allah dengan mendatangkan angin yang sangat dingin, hingga mereka mati bergelimpangan, kota-kota dan negeri mereka roboh dan terpendam dalam tanah, sebagaimana firman Allah:

Sedangkan kaum 'ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus, maka kamu melihat kaum 'ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (Al-haqqah/69: 6-8).

Kaum ' yang tidak beriman dan dibinasakan Allah itu disebut 'Ād al-¸la ('ad yang pertama). Adapun orang-orang yang beriman dan diselamatkan Allah bersama-sama dengan Nabi Hud disebut 'ad ats-saniyah ('ad yang kedua).

Di antara mereka yang beriman ini ada yang pindah bersama Nabi Hud ke sebelah selatan, yakni Hadramaut. Sampai sekarang di daerah itu masih ada kota yang bernama Madinah Qabri Hud, yang terletak sebelah timur kota Tariem, salah satu kota terbesar di Hadramaut. Di Madinah Qabri Hud ini terdapat sebuah kuburan yang bernama Qabri Hud, yang diabadikan sampai sekarang, untuk menjadi bukti atas kebenaran kisah Hud yang tersebut di dalam Al-Qur'an.

Sekalipun negeri kaum 'ad terpendam di dalam tanah akibat azab Allah, namun masih ada tanda-tanda bahwa tempat itu pernah didiami manusia yang berkebudayaan tinggi. Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyuruh orang mengadakan perjalanan di muka bumi untuk memperhatikan bekas-bekas pemukiman penduduk yang telah dibinasakan oleh Allah, di antaranya kaum Hud, untuk dijadikan sebagai pelajaran.

Pada abad ke-20 datang ke sana ekspedisi yang dipimpin oleh sarjana-sarjana Barat, di antaranya yang dipimpin oleh H. St. John Philby, yang dapat mengadakan ekspedisi ke ar-Rub' al-Khali atas izin Raja Arab Saudi, Abdul Aziz Alu Su'ud. Dia menulis sebuah buku yang berjudul The Heart of Arabia. Seorang sarjana Belanda, Van der Mulen, juga pernah memimpin ekspedisi ke sekitar ar-Rab' al-Khali, dan menulis sebuah buku berjudul Hadramaut.

Kisah Nabi Hud dan kaumnya hanya disebut dalam Al-Qur'an, tidak terdapat pada kitab-kitab Samawi yang lain. Pada kisah kaum Hud itu terdapat pelajaran bagi kaum Muslimin, karena mereka yang dibinasakan itu adalah mereka yang tidak beriman.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Bacaan Selawat Asyghil:...
Bacaan Selawat Asyghil: Arab, Latin, Terjemahan dan Keutamaannya

Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.

Bacaan Doa Agar Tidak...
Bacaan Doa Agar Tidak Hujan: Arab, Latin dan Terjemahannya

Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.

7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.