QS. Asy-Syu'ara' Ayat 139
Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu." (Hud/11: 57).
Di antara kaum 'ad ini ada yang beriman kepada Nabi Hud, tetapi sebagian besar dari mereka tetap ingkar. Kaum 'ad yang tidak beriman ini dimusnahkan Allah dengan mendatangkan angin yang sangat dingin, hingga mereka mati bergelimpangan, kota-kota dan negeri mereka roboh dan terpendam dalam tanah, sebagaimana firman Allah:
Sedangkan kaum 'ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus, maka kamu melihat kaum 'ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (Al-haqqah/69: 6-8).
Kaum ' yang tidak beriman dan dibinasakan Allah itu disebut 'Ād al-¸la ('ad yang pertama). Adapun orang-orang yang beriman dan diselamatkan Allah bersama-sama dengan Nabi Hud disebut 'ad ats-saniyah ('ad yang kedua).
Di antara mereka yang beriman ini ada yang pindah bersama Nabi Hud ke sebelah selatan, yakni Hadramaut. Sampai sekarang di daerah itu masih ada kota yang bernama Madinah Qabri Hud, yang terletak sebelah timur kota Tariem, salah satu kota terbesar di Hadramaut. Di Madinah Qabri Hud ini terdapat sebuah kuburan yang bernama Qabri Hud, yang diabadikan sampai sekarang, untuk menjadi bukti atas kebenaran kisah Hud yang tersebut di dalam Al-Qur'an.
Sekalipun negeri kaum 'ad terpendam di dalam tanah akibat azab Allah, namun masih ada tanda-tanda bahwa tempat itu pernah didiami manusia yang berkebudayaan tinggi. Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang menyuruh orang mengadakan perjalanan di muka bumi untuk memperhatikan bekas-bekas pemukiman penduduk yang telah dibinasakan oleh Allah, di antaranya kaum Hud, untuk dijadikan sebagai pelajaran.
Pada abad ke-20 datang ke sana ekspedisi yang dipimpin oleh sarjana-sarjana Barat, di antaranya yang dipimpin oleh H. St. John Philby, yang dapat mengadakan ekspedisi ke ar-Rub' al-Khali atas izin Raja Arab Saudi, Abdul Aziz Alu Su'ud. Dia menulis sebuah buku yang berjudul The Heart of Arabia. Seorang sarjana Belanda, Van der Mulen, juga pernah memimpin ekspedisi ke sekitar ar-Rab' al-Khali, dan menulis sebuah buku berjudul Hadramaut.
Kisah Nabi Hud dan kaumnya hanya disebut dalam Al-Qur'an, tidak terdapat pada kitab-kitab Samawi yang lain. Pada kisah kaum Hud itu terdapat pelajaran bagi kaum Muslimin, karena mereka yang dibinasakan itu adalah mereka yang tidak beriman.
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?
Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?
Lima contoh khotbah Idulfitri 2025 ini dapat dijadikan referensi atau sumber tambahan ilmu bagi setiap muslim. Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari paling istimewa bagi setiap umat Islam.
Pada Idulfitri atau lebaran umat Islam bisa melakukan amalan yang besar pahalanya setara dengan sahabat yang ikut perang Badar. Amalan apa saja itu?
Jadwal imsakiyah dan buka puasa ini mengikuti jadwal salat resmi Kemenag RI yang berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.