QS. Asy-Syu'ara' Ayat 141

كَذَّبَتۡ ثَمُوۡدُ الۡمُرۡسَلِيۡنَ​ ۖ​ۚ‏
Kazzabat Samuudul mursaliin
Kaum Tsamud telah mendustakan para rasul.
Juz ke-19
Tafsir
Kaum Samud telah mendustakan para rasul yang mengajak mereka kembali kepada jalan yang benar, yaitu menauhidkan Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.
Ayat ini menerangkan bahwa kaum Samud telah mendustakan rasul yang diutus kepada mereka, yaitu Nabi Saleh (al-A'raf/7: 73-79). Nabi Saleh termasuk salah seorang keturunan dari seorang yang bernama samud. Dengan perkataan lain bahwa Nabi Saleh dengan kaum Samud sama-sama berasal dari keturunan samud. Menurut suatu riwayat, samud adalah anak kandung 'ad, sedang menurut riwayat yang lain, samud adalah saudara sepupu dari 'ad. Sekalipun ada perbedaan demikian, namun dapat ditetapkan bahwa antara kaum Samud dengan kaum 'ad masih mempunyai hubungan yang dekat. samud adalah putra dari Aus bin Aram bin Sam bin Nuh.

Kaum Samud bertempat tinggal di kota hijr (Mada'in salih) sampai ke Wadil Qura, yaitu tempat yang terletak antara Hejaz dan Syam, di sebelah tenggara negeri Madyan. Peninggalan mereka sampai sekarang masih terdapat di daerah ini, yang pada umumnya dapat menunjukkan bagaimana kekuasaan mereka dahulu dan betapa kemakmuran yang telah mereka capai. Periode kehidupan mereka setelah periode kaum 'ad dan pengutusan Nabi Saleh kepada kaum Samud ini adalah sebelum pengutusan Nabi Ibrahim kepada bangsa Babilonia (lihat kosakata Samud dalam Tafsir ini).
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.