QS. Asy-Syu'ara' Ayat 145

وَمَاۤ اَسۡــَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ اَجۡرٍ​ۚ اِنۡ اَجۡرِىَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَؕ‏
Wa maaa as'alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illaa 'alaa Rabbil 'aalamiin
Dan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
Juz ke-19
Tafsir
Dan aku tidak meminta suatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, baik berupa materi atau non materi. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Tuhan Pemelihara seluruh alam. Dialah yang mengutusku.
Nabi Saleh menyeru kaum Samud untuk kembali pada agama tauhid dan bertakwa kepada Allah. Semula mereka beriman kepada Allah, kemudian menjadi kafir dan menyembah berhala yang mereka persekutukan dengan-Nya. Untuk mengembalikan mereka kepada agama tauhid, Allah mengutus Nabi Saleh kepada mereka. Nabi Saleh menyeru kaumnya agar bertakwa kepada Allah, mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya, serta mengakui bahwa Nabi Saleh adalah rasul yang diutus Allah kepada mereka.

Dalam Surah Hud diterangkan bahwa Nabi Saleh menyeru kaumnya agar beriman pada agama tauhid. Pokok dakwahnya ialah menyembah Allah dalam arti bahwa hanya Allah yang harus disembah, bukan patung-patung yang mereka buat. Untuk menguatkan dakwahnya, Nabi Saleh menyampaikan alasan bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang menciptakan mereka, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, dan menjadikan mereka para saudagar, gembala, pengusaha, dan pemakmur bumi, sebagaimana firman Allah:

Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)". (Hud/11: 61).

Nabi Saleh menjelaskan alasannya, yaitu bahwa Allah telah menciptakan mereka dari bumi yaitu dari tanah. Ini adalah suatu hal yang nyata bagi mereka, tidak dapat mereka ingkari. Nabi Saleh juga mengatakan bawah Allah telah menjadikan mereka pemakmur bumi. Ini merupakan kenyataan juga bagi mereka. Mereka memang telah memakmurkan bumi dengan memanfaatkan sumber-sumber air, membangun irigasi yang berfungsi mengatur distribusi air, sampai tanah mereka menjadi subur, tanaman mereka tumbuh dan berbuah, dan ternak mereka hidup dengan baik. Mereka juga telah mengeluarkan logam dari dalam tanah yang bermanfaat bagi perusahaan dan perniagaan. Dengan demikian, mereka telah mengolah dan memakmurkan bumi, dan inilah suatu hal nyata yang mereka jalani setiap hari.

Nabi Saleh menerangkan bahwa dia tidak akan meminta upah sedikit pun kepada mereka. Dia hanya mengharapkan upah dari Allah yang mengutusnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.