QS. An-Nahl Ayat 15

وَاَلۡقٰى فِى الۡاَرۡضِ رَوَاسِىَ اَنۡ تَمِيۡدَ بِكُمۡ وَاَنۡهٰرًا وَّسُبُلًا لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَۙ
Wa alqoo fil ardi rawaasiya an tamiida bikum wa anhaaranw wa sublulal la 'allakum tahtaduun
Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
Juz ke-14
Tafsir
Dan Dia Yang Mahakuasa itu pula yang telah menancapkan gunung dengan kukuh dan kuat di bumi tempat kamu tinggal agar bumi itu tidak goncang bersama kamu. Dan Dia pula yang menciptakan sungai-sungai yang mengalirkan air untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup, dan di atas bumi itu pula Allah menciptakan jalan-jalan yang terbentang agar kamu mendapat petunjuk, baik menuju arah yang benar maupun menuju pengakuan atas keesaan Allah.
Allah swt juga menyebutkan nikmat yang didapat manusia secara tidak langsung. Dia menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang. Dengan demikian, binatang-binatang serta manusia yang berada di permukaannya dapat hidup tenang. Gambaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah bahwa gunung diciptakan oleh Allah sebagai pemelihara keseimbangan bumi sehingga dapat berputar dengan tenang. Mengenai ketenangan bumi karena adanya gunung itu dapat diumpamakan seperti tenangnya perahu di atas air. Apabila perahu itu tidak diberi beban, ia mudah tergoncang oleh gelombang ombak. Tetapi apabila diberi beban yang cukup berat, maka perahu itu tidak mudah oleng.

Allah swt menciptakan sungai di permukaan bumi yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba-Nya. Sungai itu berfungsi sebagai sumber pengairan yang dapat diatur untuk mengairi sawah dan ladang, sehingga manusia dapat bercocok tanam untuk memenuhi segala macam kebutuhannya. Di samping itu, sungai dapat juga dijadikan sebagai sarana lalu lintas guna kepentingan pengangkutan barang-barang dagangan manusia.

Allah juga menciptakan daratan yang dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan transportasi dari suatu negeri ke negeri yang lain. Jalan-jalan itu terbentang mulai dari tepi pantai, menembus hutan-hutan, dan melingkari gunung-gunung, sehingga dengan demikian manusia dapat mencapai tujuannya tanpa tersesat ke tempat lain. Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah swt menyebutkan bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk. Artinya tidak tersesat tanpa arah tujuan.

Firman Allah:

Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (al-Anbiya'/21: 31)

Ayat 15 Surah an-Nahl/16 ini juga menyiratkan bagaimana proses geologi berjalan, yang pada dasarnya berupa siklus yang tiada berhenti. Ketika proses erosi terjadi maka seluruh material hasil erosi dihamparkan dan diendapkan pada tempat-tempat yang lebih rendah, bahkan mencapai wilayah-wilayah terendah seperti palung-palung yang terdapat di sebelah barat pulau Sumatera ataupun di selatan pulau Jawa. Kumpulan material akibat erosi selama jutaan tahun ini secara bersamaan dihimpit oleh lempengan-lempengan yang terus bergerak dan lambat laun menghasilkan pegunungan.

Proses geologi selalu menuju ke keseimbangan yang terukur. Pada pegunungan yang menjulang tinggi, maka beban ini menekan kerak bumi di bawahnya dan menyebabkan kerakbumi menekuk lebih dalam, ibarat sebuah akar yang menunjam dalam dan membuat bumi stabil. Jadi, di bawah pegunungan terdapat akar yang ketebalannya prororsional dengan beratnya (terukur). Contoh dari fenomena adalah dibawah pengunungan Himalaya yang menjulang tinggi terdapat akar yang dalam.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.