QS. Al-A’raf Ayat 164

وَاِذۡ قَالَتۡ اُمَّةٌ مِّنۡهُمۡ لِمَ تَعِظُوۡنَ قَوۡمَاْ ‌ ۙ اۨللّٰهُ مُهۡلِكُهُمۡ اَوۡ مُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا شَدِيۡدًا‌ ؕ قَالُوۡا مَعۡذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَّقُوۡنَ
Wa iz qoolat ummatum minhum lima ta'izuuna qaw manil laahu muhlikuhum aw mu'azzibuhum 'azaaban shadiidan qooluu ma'ziratan ilaa Rabbikum wa la'allahum tattaquun
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa."
Juz ke-9
Tafsir
Setelah menjelaskan keadaan para pendurhaka itu, ayat ini menguraikan sikap orang-orang yang sebelum ini pada ayat 159 telah disinggung, yaitu umat Nabi Musa yang memberi petunjuk kepada kebenaran. Ayat ini menyatakan, "Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka, yaitu tatkala sekelompok orang-orang saleh dari leluhur Bani Israil yang tidak berbuat jahat seperti yang lainnya bertanya kepada mereka yang menasihati orang-orang yang berbuat jahat dengan berkata, "Mengapa kamu bersusah payah menasihati kaum yang akan dibinasakan sehingga punah sama sekali karena dosa yang mereka lakukan, atau diazab oleh Allah di akhirat nanti dengan azab yang sangat keras?" Mereka menjawab, "Kami melakukan itu agar kami mempunyai alasan dan pelepas tanggung jawab kepada Tuhanmu, dan sebenarnya kami berharap agar mereka bertakwa." Alasan mereka itu ialah mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan.
Sikap segolongan nenek-moyang Bani Israil yang mencela segolongan Bani Israil yang lain, yaitu memperingatkan Bani Israil yang telah mengingkari perintah Allah dan tidak menghentikan larangan-Nya. Dalam ayat ini dipahami pula bahwa tidak semua nenek-moyang Bani Israil mengabaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya pada hari Sabat itu, ada di antara mereka yang melaksanakannya.

Dari ayat ini juga dapat diketahui bahwa dalam menyikapi perintah dan larangan Allah mereka terbagi kepada tiga kelompok, yaitu:

1. Kelompok yang mengabaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya pada hari Sabat.

2. Kelompok yang memberi nasihat pada kelompok yang mengabaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.

3. Kelompok yang membantah tindakan kelompok yang memberi nasihat itu.

Kelompok kedua mengatakan kepada kelompok ketiga: "Kami memberi pelajaran kepada mereka itu, adalah untuk membebaskan diri dari perbuatan dosa dan untuk melaksanakan tugas kami, yaitu mencegah perbuatan yang mungkar. Kami berharap agar orang-orang yang durhaka itu sadar dan kembali ke jalan yang benar dan lurus".

Ketika Bani Israil tetap membangkang dan tidak mau kembali ke jalan Allah, dan tetap mengabaikan nasihat-nasihat yang telah diberikan, maka Allah menimpakan azab yang berat kepada mereka dan menyelamatkan orang-orang yang memberi nasihat tersebut.

Sebagian ulama berpendapat bahwa azab Allah tidak menimpa golongan ketiga, sedang sebagian ulama lagi berpendapat bahwa azab itu juga menimpa golongan ketiga, karena yang taat itu hanyalah golongan kedua saja, sedangkan golongan ketiga tidak melarang dari mengerjakan perbuatan yang mungkar, bahkan membantah dan menyalahkan orang yang melarang mengerjakan perbuatan yang mungkar.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.