QS. Asy-Syura Ayat 18

يَسۡتَعۡجِلُ بِهَا الَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِهَا‌ ۚ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مُشۡفِقُوۡنَ مِنۡهَا ۙ وَيَعۡلَمُوۡنَ اَنَّهَا الۡحَقُّ ‌ ؕ اَلَاۤ اِنَّ الَّذِيۡنَ يُمَارُوۡنَ فِى السَّاعَةِ لَفِىۡ ضَلٰلٍۢ بَعِيۡدٍ
Yasta'jilu bihal laziina laa yu'minuuna bihaa wallaziina aamanuu mushfiquuna minhaa wa ya'lamuuna annahal haqq; alaaa innal laziina yumaaruuna fis Saa'ati lafii dalaalim ba'iid
Orang-orang yang tidak percaya adanya hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh.
Juz ke-25
Tafsir
Orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari Kiamat meminta dengan mengolok-olok agar hari itu segera terjadi jika memang betul ada dan akan datang, sedangkan orang-orang yang beriman kepada keniscayaan adanya hari akhir itu merasa takut kepadanya karena aneka ragam siksanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah akan terjadi dan kedatangannya merupakan satu hal yang pasti. Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu dan meragukan kedatangannya benar-benar telah tersesat jauh dari kebenaran.
Diriwayatkan bahwa pernah di dalam suatu kesempatan Nabi Muhammad saw menyebut-nyebut hari Kiamat dan pada waktu itu ada orang-orang musyrik. Maka mereka bertanya dengan nada mengejek dan mendustakan kedatangan hari Kiamat itu, "Kapankah hari Kiamat itu?" Maka turunlah ayat ini, riwayat di atas menceritakan bahwa orang-orang yang tidak percaya akan terjadinya hari Kiamat itu mengejek nabi dan ingkar kepadanya. Mereka menginginkan supaya hari Kiamat itu segera datang untuk membuktikan siapakah yang benar, mereka atau Muhammad dan sahabatnya yang benar?

Berbeda halnya dengan orang-orang Mukmin. Orang-orang Mukmin merasa takut dan cemas akan kedatangan hari Kiamat. Mereka belum tahu bagaimana nasibnya pada hari itu nanti. Mereka harus mempertanggungjawabkan amal perbuatan mereka di dunia dan menerima balasan baik dan buruk dari perbuatan mereka. Sejalan dengan ayat ini firman Allah:

Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya. (al-Mu'minun/23: 60)

Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa orang-orang yang membantah dan menolak akan adanya hari Kiamat adalah orang-orang yang sesat, salah jalan, jauh dari kebenaran.

Karena percaya pada hari Kiamat merupakan salah satu rukun iman maka menafikan hari Kiamat berarti menafikan kebenaran Allah sebab keadilan yang hak hanya diperoleh manusia pada hari Kiamat, banyak sekali terjadi ketidakadilan di muka bumi ini, dimana lagi mereka yang terzalimi akan memperoleh hak-haknya kalau bukan di pengadilan Allah.

Orang yang menginginkan hari akhirat dalam arti mempercayainya dan bersiap-siap menghadapinya adalah orang-orang yang memiliki visi jauh ke depan, sedangkan orang-orang yang mengingkari hari Kiamat yang menganggap kehidupannya berakhir dengan kematiannya adalah orang-orang yang visi hidupnya sempit. Mereka tidak akan pernah merasakan kepuasan rohani, karena sibuk mengejar kenikmatan duniawi.

Salah satu ciri yang membedakan antara ajaran agama dan pemikiran manusia yang pernah diterapkan manusia di dunia ini adalah adanya kepercayaan pada hari akhirat atau hari Kiamat, karena bisa dikatakan inti dari iman kepada Allah, adalah iman kepada hari akhirat, tempat dan waktu dimana manusia harus mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya di dunia. Berita tentang hari Kiamat dan dibangkitkannya kembali orang-orang yang sudah mati itu pasti menjadi kenyataan.

Allah merupakan pencipta langit dan bumi, Dia mampu dan kuasa pula menghancurkannya serta menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Sebagaimana firman Allah:

Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. (ar-Rum/30: 27)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syura
Surat Asy Syuura terdiri atas 53 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai dengan Asy Syuura (musyawarat) diambil dari perkataan Syuura yang terdapat pada ayat 38 surat ini. Dalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarat. Dinamai juga Haa Miim 'Ain Siin Qaaf karena surat ini dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah itu.
Bacaan Selawat Robbi...
Bacaan Selawat Robbi Fanfana, Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan

Bacaan selawat robbi fanfana termasuk di antara amalan yang memiliki banyak keutamaan. Namanya sendiri diambil dari dari salah satu penggalan liriknya yang berbunyi Robbi Fanfana Bibarkatihim, Wahdinal Husna Bihurmatihim.

7 Zikir Penarik Rezeki...
7 Zikir Penarik Rezeki yang Ampuh Berdasarkan Hadis Nabi SAW

Zikir penarik rezeki yang ampuh ini bersumber dari Hadis Nabi Shallallahu alaihi waa sallam, dan dianjurkan diamalkan secara rutin. Apa saja amalan zikirnya?

6 Fakta Sulaiman Al-Qanuni,...
6 Fakta Sulaiman Al-Qanuni, Sultan ke-10 Daulah Turki Utsmani

Berikut ini adalah 6 fakta tentang Sulaiman Al-Qanuni (1494-1566). Sulaiman Al-Qanuni lahir di Kota Trabzun, kawasan pantai Laut Hitam pada 6 November 1494 M. Beliau adalah putra Sultan Salim I.

Kisah Khalifah Utsman...
Kisah Khalifah Utsman bin Affan Dapat Dukungan Ali bin Abi Thalib

Kisah Utsman bin Affan mendapat dukungan Ali bin Abi Thalib ketika terjadi protes atas tindakannya membakar mushaf-mushaf Al-Quran selain mushaf dirinya dalam rangka menyeragamkan bacaan al-Quran.

Siapa Pendiri Daulah...
Siapa Pendiri Daulah Abbasiyah? Berikut Ini Kisah Perjuangannya

Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah (721-754). Nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim.