QS. Asy-Syu'ara' Ayat 196

وَاِنَّهٗ لَفِىۡ زُبُرِ الۡاَوَّلِيۡنَ‏
Wa innahuu lafii Zuburil awwaliin
Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu.
Juz ke-19
Tafsir
Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar disebut dalam kitab-kitab orang yang dahulu seperti Taurat, Zabur, dan Injil (Lihat: Surah al-A’raf/7: 157). Hal ini menunjukkan akan satunya tujuan, satunya sumber, dan keterkaitan antara satu kitab suci dengan kitab suci lainnya sama-sama menyeru kepada Tauhid.
Ayat ini menerangkan bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu telah diisyaratkan dalam kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya terdahulu. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." (as-saff/61: 6).

Di samping adanya isyarat-isyarat akan turun-Nya Al-Qur'an dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul terdahulu, juga telah ada nubuat-nubuat tentang akan diutusnya Nabi Muhammad. Sekalipun kitab Taurat yang sekarang telah dicampuri tangan-tangan manusia, ada yang ditambah, dikurangi, dan sebagainya, namun masih terdapat ayat-ayat yang menjelaskan kedatangan Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir dan membawa syariat yang sempurna. Firman Allah:

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung. (al-A'raf/7: 157)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.