QS. Asy-Syu'ara' Ayat 227

اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَذَكَرُوا اللّٰهَ كَثِيۡرًا وَّانْتَصَرُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا ظُلِمُوۡا​ ؕ وَسَيَـعۡلَمُ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡۤا اَىَّ مُنۡقَلَبٍ يَّـنۡقَلِبُوۡنَ‏
Illal laziina aamanuu w a'amilus saalihaati wa zakarul laaha kasiiranw wantasaruu mim ba'di maa zulimuu; wa saya'lamul laziina zalamuuu aiya munqalbiny yanqalibuun
Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzhalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zhalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.
Juz ke-19
Tafsir
Pada ayat ini diterangkan kriteria penyair yang dikecualikan dari penyair yang disebut di atas. Kecuali orang-orang penyair-penyair yang beriman dengan iman yang benar dan berbuat kebajikan yang sesuai dengan ketentuan syariah dan banyak mengingat Allah, baik siang maupun malam, dan mendapat kemenangan setelah terzalimi karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir. Pada akhir surah ini Allah memberikan peringatan keras terhadap orang-orang kafir. "Dan orang-orang yang zalim kelak yaitu pada hari kebangkitan, akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali. Mereka akan kembali ke neraka.
Ayat ini menerangkan bahwa syair dan penyair yang baik dan bermanfaat itu ialah yang mempunyai sifat-sifat di bawah ini:

1. Beriman kepada Allah.

2. Beramal saleh.

3. Menyebut dan mengagungkan nama Allah, sehingga menambah kemantapan imannya kepada kebesaran dan keesaan-Nya.

4. Mendorong orang-orang yang beriman untuk berjihad, menegakkan agama Allah, melepaskan diri dari penganiayaan orang-orang yang memusuhi mereka dan agama-Nya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-thabari dan Ibnu Abi Syaibah bahwa tatkala ayat di atas turun, datanglah hassan bin sabit, 'Abdullah bin Rawahah, dan Ka'ab bin Malik menghadap Rasulullah. Mereka dalam keadaan menangis dan menyesali diri karena mereka termasuk para penyair. Maka Rasulullah membacakan ayat ini (asy-Syu'ara'/26: 227) kepada mereka.

Sejak permulaan surah ini, Allah telah menerangkan dalil-dalil akal tentang kekuasaan dan kebesaran-Nya melalui kisah para nabi terdahulu dengan umatnya yang dapat menghibur Rasulullah yang sedang gundah karena sikap kaumnya. Kisah-kisah itu juga menerangkan bukti-bukti kebenaran para nabi yang diutus-Nya, perbedaan tukang ramal dengan Rasulullah, membandingkan para penyair dan syair yang buruk dengan para penyair dan syair yang terpuji. Surah ini ditutup dengan peringatan keras yang ditujukan kepada orang-orang yang menentang agama Allah bahwa mereka kelak akan tahu tempat kembali mereka, yaitu neraka yang tidak terbayangkan pedih siksaannya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.