QS. Ar-Rum Ayat 24
Al-Qur'an sesuai dengan keadaannya sebagai kitab dakwah, tidak memerinci hakikat fenomena-fenomena alam itu, dan tidak menerangkan sebab-sebabnya. Al-Qur'an hanya menyebutkan hal itu sebagai alat untuk menghubungkan hati manusia dengan alam dan Penciptanya. Oleh karena itu, dalam ayat ini dia menetapkan salah satu tanda adanya Allah, yaitu dengan memperlihatkan keadaan kilat yang menimbulkan takut dan harapan. Kedua perasaan naluri itu datang silih berganti pada jiwa manusia dalam menghadapi fenomena itu.
Perasaan takut muncul di kala melihat kilat karena ia diikuti oleh petir yang bila menyambar sesuatu, akan membinasakannya. Bila manusia disambarnya, maka ia akan mati terbakar. Bila metal (logam) yang disambar, maka benda itu akan mencair dan melebur. Bila batu dan bangunan yang disambarnya, maka akan hancur.
Sesudah kata-kata takut dan harapan, ayat ini dilanjutkan dengan "Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering)." Ungkapan hidup dan mati itu jika dihubungkan dengan tanah adalah suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa tanah itu dapat hidup dan dapat pula mati. Begitulah hakikat yang digambarkan Al-Qur'an. Alam ini adalah makhluk hidup, yang tunduk dan patuh kepada Allah, mengerjakan perintah-Nya dengan bertasbih dan beribadah kepada-Nya. Manusia yang hidup di atas bumi adalah salah satu dari makhluk-makhluk Allah itu. Mereka beserta makhluk-makhluk itu berada dalam satu parade (pawai) besar menghadap Allah, Tuhan semesta alam.
Di samping itu air apabila menyirami tanah, dia akan menyuburkannya. Kemudian tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan daun-daunnya berkembang. Begitu pula halnya dengan hewan dan manusia. Air itu merupakan rasul dan pembawa kehidupan. Di mana ada air di sana ada kehidupan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Ayat ini diakhiri dengan kata "akal", sebagai media untuk berpikir dan menyelidik.
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.