QS. Ar-Rum Ayat 25

وَمِنۡ اٰيٰتِهٖۤ اَنۡ تَقُوۡمَ السَّمَآءُ وَالۡاَرۡضُ بِاَمۡرِهٖ‌ ؕ ثُمَّ اِذَا دَعَاكُمۡ دَعۡوَةً  ‌ۖ مِّنَ الۡاَرۡضِ ‌ۖ اِذَاۤ اَنۡـتُمۡ تَخۡرُجُوۡنَ
Wa min Aayaatihii an taquumas samaaa'u wal ardu bi-amrih; summa izaa da'aakum da'watam minal ardi izaaa antum takhrujuun
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apa-bila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).
Juz ke-21
Tafsir
Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah berdirinya langit tanpa penyangga dan bumi yang terhampar dengan kehendak-Nya. Kemudian, apabila kamu wafat dan Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi pada hari kiamat, seketika itu kamu keluar dari kubur untuk menghadap Allah guna menjalani proses hisab dengan seadil-adilnya.
Ayat ini menerangkan bahwa di antara tanda-tanda yang lain dari kekuasaan Allah adalah langit tanpa tiang penyangga dan bumi yang bulat tanpa ada tiang pancangnya. Berdirinya langit dan bumi dengan iradat Allah mengandung arti bahwa eksistensi keduanya tetap dalam penjagaan dan pengaturan-Nya. Dengan iradat Allah (bi amrihi) di sini maksudnya ialah kekuasaan dan kesanggupan-Nya. Bila seseorang berpendapat bahwa alam semesta ini, baik langit maupun bumi, telah ada sedemikian rupa menurut tabiatnya, tanpa dipelihara oleh Allah, bagaimana pula pendapat mereka tentang aturan alam yang sangat harmonis itu, sehingga yang satu dengan yang lainnya, tak pernah bertabrakan. Sebagian manusia mengingkari alam ini ciptaan Allah dan berada di bawah penjagaan-Nya karena tidak mau mengakui keesaan-Nya. Langit dan bumi akan tetap dalam keadaannya yang sekarang ini sampai datangnya suatu saat yang telah ditentukan, yaitu terjadinya Kiamat. Ketika saat itu datang, manusia akan memenuhi panggilan Tuhan untuk bangkit dari dalam kubur.

Kapan datangnya hari kebangkitan itu tidak diketahui oleh seorang pun. Suatu hal jelas adalah seruan kebangkitan itu datang setelah manusia mati semuanya. Ungkapan "seketika itu kamu keluar (dari kubur)", menunjukkan bahwa kebangkitan dari kubur itu langsung setelah seruan, tidak terlambat walaupun sesaat. Firman Allah dalam ayat yang lain:

Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya. (Yasin/36: 51)

Kata-kata "seketika itu" atau kata-kata "tiba-tiba" dalam ayat 25 ini ditujukan kepada mereka yang tidak menghendaki hari kebangkitan, dan tidak percaya dengan hari akhirat. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa apabila mereka dibangkitkan pada hari Kiamat, mereka tercengang dan merasa heran. Lalu mereka berkata seperti yang diceritakan dalam Al-Qur'an:

Mereka berkata, "Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul (-Nya). (Yasin/36: 52)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ar-Rum
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.