QS. Al-Ahqaf Ayat 26
Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. (Gafir/40: 82)
Selanjutnya ayat 26 ini menjelaskan bahwa Allah telah memberikan banyak kenikmatan kepada kaum 'Ad. Allah telah memberikan tempat yang baik kepada mereka, menganugerahkan penglihatan yang baik, dan pendengaran yang tajam agar mereka dapat memperhatikan ayat-ayat dan tanda-tanda kebesaran Allah. Akan tetapi, mereka tidak mempergunakannya, bahkan semuanya itu tidak mereka manfaatkan dengan baik dan benar.
Sejarah telah membuktikan bahwa kaum 'Ad pernah mempunyai kebudayaan yang tinggi. Mereka telah sanggup menyusun pemerintahan dan membangun negara. Mereka telah membangun istana, benteng, menggali barang tambang dari perut bumi, dan membuat kanal untuk menciptakan irigasi yang teratur. Dengan adanya irigasi yang teratur itu, tanah negeri mereka menjadi subur. Mereka dapat pula mengolah tanah dengan baik sehingga mereka hidup makmur. Di samping itu, mereka juga mampu membentuk tentara yang kuat sehingga negara mereka menjadi negara yang terkemuka di Jazirah Arab pada masa itu. Firman Allah:
Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati, dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? (asy-Syu'ara'/26: 128-129)
Seharusnya kenikmatan dan kebesaran yang telah dianugerahkan Allah menjadi bahan pemikiran bagi mereka tentang siapa yang telah menolongnya mencapai semua yang mereka cita-citakan. Tetapi semuanya itu menambah kesombongan dan ketakaburan mereka. Mereka mengira bahwa keadaan yang demikian itu mereka peroleh semata-mata atas kesanggupan dan kemauan mereka, dan keadaan itu akan mereka punyai selama-lamanya. Allah berfirman:
Maka adapun kaum 'Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran dan mereka berkata, "Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?" Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia lebih hebat kekuatan-Nya daripada mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami. (Fussilat/41: 15)
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa kaum 'Ad tidak dapat mengambil manfaat dari semua yang telah dianugerahkan kepada mereka, karena mereka mendustakan seruan rasul yang diutus kepada mereka serta mengingkari mukjizat-mukjizat rasul. Akibatnya, mereka ditimpa azab yang selalu mereka minta untuk disegerakan, karena menurut mereka azab itu mustahil akan terjadi.
Surat Al Ahqaaf terdiri dari 35 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Jaatsiyah. Dinamai Al Ahqaaf (bukit-bukit pasir) dari perkataan Al Ahqaaf yang terdapat pada ayat 21 surat ini.Dalam ayat tersebut dan ayat-ayat sesudahnya diterangkan bahwa Nabi Hud a.s. telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya di Al Ahqaaf yang sekarang dikenal dengan Ar Rab'ul Khaali, tetapi kaumnya tetap ingkar sekalipun mereka telah diberi peringatan pula oleh rasul-rasul yang sebelumnya. Akhirnya Allah menghancurkan mereka dengan tiupan angin kencang. Hal ini adalah sebagai isyarat dari Allah kepada kaum musyrikin Quraisy bahwa mereka akan dihancurkan bila mereka tidak mengindahkan seruan Rasul.
Bacaan selawat robbi fanfana termasuk di antara amalan yang memiliki banyak keutamaan. Namanya sendiri diambil dari dari salah satu penggalan liriknya yang berbunyi Robbi Fanfana Bibarkatihim, Wahdinal Husna Bihurmatihim.
Zikir penarik rezeki yang ampuh ini bersumber dari Hadis Nabi Shallallahu alaihi waa sallam, dan dianjurkan diamalkan secara rutin. Apa saja amalan zikirnya?
Berikut ini adalah 6 fakta tentang Sulaiman Al-Qanuni (1494-1566). Sulaiman Al-Qanuni lahir di Kota Trabzun, kawasan pantai Laut Hitam pada 6 November 1494 M. Beliau adalah putra Sultan Salim I.
Kisah Utsman bin Affan mendapat dukungan Ali bin Abi Thalib ketika terjadi protes atas tindakannya membakar mushaf-mushaf Al-Quran selain mushaf dirinya dalam rangka menyeragamkan bacaan al-Quran.
Pendiri Daulah Abbasiyah adalah Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah (721-754). Nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul-Muththalib bin Hasyim.