QS. Al-An’am Ayat 28
Firman Allah:
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tidak ada sesuatupun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah). (al-haqqah/69: 18)
Seandainya mereka dikembalikan ke dunia seperti yang mereka inginkan, niscaya mereka kembali seperti semula, yakni kembali kepada kemusyrikan, kemunafikan, tipu muslihat, kemaksiatan dan segala yang terlarang, karena kejahatan itu sudah mendarah daging pada diri mereka dan disebabkan kelemahan mereka untuk menerima suatu yang baik. Keinginan mereka akan menjadi orang beriman dan tidak akan mendustakan ayat-ayat Allah adalah dusta belaka, karena pernyataan itu lahir akibat ketakutan akan siksa neraka dan sifat mereka tidak akan berubah. Jika kembali ke dunia, mereka kembali sombong, membanggakan dan melakukan maksiat.
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.
Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.