QS. Asy-Syu'ara' Ayat 29

قَالَ لَٮِٕنِ اتَّخَذۡتَ اِلٰهًا غَيۡرِىۡ لَاَجۡعَلَـنَّكَ مِنَ الۡمَسۡجُوۡنِيۡنَ‏ 
Qoola la'init takhazta ilaahan ghairii la aj'alannaka minal masjuuniin
Dia (Fir‘aun) berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara."
Juz ke-19
Tafsir
Fir’aun semakin berang mendengar perkataan Nabi Musa dan mulai menggunakan kekuatannya, sebagaimana juga penguasa yang zalim, untuk membungkam musuh-musuh mereka. Fir‘aun berkata dengan nada mengancam, “Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara. Sebagaimana orang-orang yang telah aku penjarakan. Aku akan siksa dirimu dengan siksaan yang amat pedih."
Pada ayat ini, Allah mengisahkan bahwa ketika Fir'aun tidak dapat melumpuhkan keterangan dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Musa kepadanya, ia lalu berlaku kasar dan mengancam Musa. Fir'aun berkata, "Wahai Musa. Kalau engkau berani menyembah Tuhan selain aku, maka aku akan memasukkan kamu ke dalam penjara. Di sana akan kamu rasakan siksaan yang amat pedih, perlakuan yang kejam, dan tidak ada belas kasihan sedikit pun." Siksaan yang diderita orang-orang yang dipenjarakan Fir'aun lebih berat dari pembunuhan, sebab ia memenjarakan seseorang sampai yang bersangkutan mati.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.