QS. Ar-Rum Ayat 33
Kesusahan itu bisa berupa kemelaratan, sakit, musibah, bencana, dan sebagainya. Ungkapan bahwa kesusahan itu hanya "menyentuhnya" berarti hanya ringan dan sesaat dari masa hidupnya yang panjang, tidak sampai "menimpanya" dengan dahsyat. Namun demikian, hanya dengan sentuhan sedikit kesusahan saja, mereka sudah merasa dunia ini gelap. Mereka segera berdoa kepada Allah agar segera dilepaskan dari kesusahan itu. Doa itu mereka iringi dengan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka rajin beribadah, memohon ampun atas dosa-dosanya, dan berjanji akan patuh melaksanakan perintah-perintah Allah pada masa yang akan datang. Dengan demikian, mereka kembali kepada fitrah mereka.
Akan tetapi, kepatuhan mereka itu hanya sebentar, yaitu selama kesusahan itu masih terasa. Ketika kesusahan itu diganti Allah dengan "mencicipkan" kepadanya sedikit kebahagiaan saja, sebagian mereka sudah lupa diri dan kembali menyekutukan Allah. Menyekutukan Allah itu maksudnya mempercayai adanya unsur lain yang berperan dalam membuat mereka beruntung atau susah, baik berupa berhala, setan, ataupun manusia. Satu kesalahan besar jika mereka memandang keuntungan usaha itu sebagai hasil usaha dan kerja keras mereka sendiri, sehingga mereka tidak mensyukuri nikmat itu. Mereka juga tidak menggunakan nikmat tersebut menurut semestinya sebagaimana yang dikehendaki oleh Pemberinya, Allah. Dengan demikian, mereka mengotori fitrah mereka.
Surat Ar Ruum terdiri atas 60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah diturunkan sesudah ayat Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat ini, yaitu ayat 2, 3 dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah suatu mukjizat Al Quran, yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga suatu isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan menang dan dapat menghancurkan kaum musyrikin. Isyarat ini terbukti pertama kali pada perang Badar.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.