QS. Taha Ayat 49

قَالَ فَمَنۡ رَّبُّكُمَا يٰمُوۡسٰى‏
Qoola famar Rabbu kumaa yaa Muusa
Dia (Fir‘aun) berkata, "Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?"
Juz ke-16
Tafsir
Fir‘aun ingin mendapat kejelasan tentang Allah, Tuhan Yang Mahakuasa tersebut. Dia berkata, “Siapakah Tuhanmu berdua yang mengutusmu untuk menyampaikan dakwah itu, wahai Musa?”
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah Musa dan Harun a.s. sampai di depan istana Firaun keduanya berdiri di sana, menunggu izin untuk masuk. Setelah tertahan cukup lama, karena penjagaan yang amat ketat, keduanya baru diizinkan masuk untuk menemui Firaun; dan terjadilah dialog antara keduanya dan Firaun. Pada ayat ini Allah mengisahkan dialog itu. Firaun bertanya, "Kalau engkau berdua betul-betul utusan Tuhanmu yang mengutus kamu kemari, saya harap engkau beritahukan kepada saya, siapa Tuhanmu?" Di dalam ayat ini, seakan-akan Musalah yang ditanya oleh Firaun, karena hanya nama Musa yang dipanggil, sekalipun pertanyaan itu ditujukan kepada Musa dan Harun, karena memang Musalah yang pokok, sedang Harun hanyalah pembantu baginya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Taha
Surat Thaahaa terdiri atas 135 ayat, diturunkan sesudah diturunkannya surat Maryam, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamai Thaahaa, diambil dari perkataan yang berasal dan ayat pertama surat ini. Sebagaimana yang lazim terdapat pada surat-surat yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf thaahaa dalam surat ini. Allah menerangkan bahwa Al Quran merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Selain hal-hal tersebut di atas, maka surat ini mengandung pokok-pokok isi sebagai berikut: