QS. Asy-Syu'ara' Ayat 49

قَالَ اٰمَنۡتُمۡ لَهٗ قَبۡلَ اَنۡ اٰذَنَ لَـكُمۡ​ۚ اِنَّهٗ لَـكَبِيۡرُكُمُ الَّذِىۡ عَلَّمَكُمُ السِّحۡرَ​ۚ فَلَسَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَ ۙ لَاُقَطِّعَنَّ اَيۡدِيَكُمۡ وَاَرۡجُلَـكُمۡ مِّنۡ خِلَافٍ وَّلَاُصَلِّبَنَّكُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ​ۚ‏
Qoola aamantum lahuu qabla an aazana lakum innahuu lakabiirukumul lazii 'alla makumus sihra falasawfa ta'lamuun; la uqatti'anna aidiyakum wa arjulakum min khilaafinw wa la usallibanna kum ajma'iin
Dia (Fir‘aun) berkata, "Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya."
Juz ke-19
Tafsir
Dengan dikalahkannya para pesihir itu, posisi Fir’aun semakin terdesak. Padahal kejadian ini disaksikan banyak sekali penduduk yang berkerumun. Fir’aun lalu berkata kapada para pesihir dengan suara lantang dan menggertak dengan nada geram, “Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Padahal aku adalah pemimpin yang ditaati dan ditakuti. Sesungguhnya dia, Musa, pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu." Lalu Fir’aun mengancam mereka, "Nanti kamu pasti akan tahu akibat perbuatanmu. Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya di tiang sampai kamu mati di tiang salib itu.
Setelah para ahli sihir itu berikrar bahwa mereka menjadi beriman kepada Tuhan semesta alam, yang berarti tidak lagi mengakui Fir'aun sebagai tuhan mereka, Fir'aun menjadi sangat marah. Dengan sombong, ia mengancam akan menindak mereka, tetapi ancaman itu tidak diindahkan oleh mereka. Bahkan dengan ancaman itu, iman mereka makin bertambah mantap karena tabir kekafiran telah terbuka dan telah kelihatan jelas oleh mereka cahaya kebenaran.

Ikrar yang diucapkan oleh ahli-ahli sihir itu membuat Fir'aun merasa dilecehkan haknya sebagai seorang yang berkuasa dan mengakui dirinya sebagai tuhan, karena mereka telah beriman kepada Musa tanpa minta izin lebih dahulu kepadanya. Menurut Fir'aun, sebelum mereka memeluk agama Musa, mereka itu harus lebih dahulu minta izin padanya, karena ia adalah seorang penguasa yang harus dipatuhi. Untuk mengelabui dan menyesatkan orang banyak, Fir'aun menuduh antara Musa dan para ahli sihir itu ada persekongkolan, karena Musa yang mengajarkan kepada mereka ilmu sihir. Tuduhan itu tentu tidak berdasar, karena sebelum adu kekuatan, mereka tidak bertemu dengan Musa. Puncak dari kemarahan Fir'aun, ia mengancam mereka akan merasakan siksaan, sebagai akibat dari perbuatan mereka itu. Ia mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka secara bersilang bahkan akan membunuh mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.