QS. Al-Qasas Ayat 50

فَاِنۡ لَّمۡ يَسۡتَجِيۡبُوۡا لَكَ فَاعۡلَمۡ اَنَّمَا يَـتَّبِعُوۡنَ اَهۡوَآءَهُمۡ‌ ؕ وَمَنۡ اَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوٰٮهُ بِغَيۡرِ هُدًى مِّنَ اللّٰهِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ
Fa il lam yastajiibuu laka fa'lam annamaa yattabi'uuna ahwaaa'ahum; w aman adallu mimmanit taba'a hawaahu bighari hudam minal laah; innal laaha laa yahdil qawmaz zaalimiin
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.
Juz ke-20
Tafsir
Sudah barang tentu mereka tidak akan mampu mendatangkannya. Maka jika mereka tidak mampu menjawab tantanganmu untuk mendatangkan kitab berisi petunjuk yang lebih baik daripada Al-Qur`an, bahkan yang semisal dengannya, atau jika mereka tidak menyambut ajakanmu untuk beriman, maka ketahuilah wahai Nabi Muhammad atau siapa pun, bahwa mereka tidak lagi memiliki dalih atau alasan penolakan. Dan dengan begitu, jika mereka tetap menolak, maka sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti keinginan hawa nafsu mereka tanpa alasan yang kuat dan benar, dan dengan demikian mereka pada hakikatnya tidak memperoleh petunjuk, bahkan mereka adalah orang-orang yang sesat. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginan hawa nafsu-nya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun dan tanpa memiliki pijakan yang logis? Pastilah tidak ada yang lebih sesat daripada mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim yang melampaui batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah.
Ayat ini menerangkan bahwa kalau orang-orang musyrik itu tidak dapat memenuhi tantangan Nabi mendatangkan kitab dari sisi Allah yang lebih menjamin kebahagiaan daripada Taurat dan Al-Qur'an, maka itu berarti bahwa pembangkangan mereka sesungguhnya hanyalah dorongan hawa nafsu belaka, dan mengikuti ajakan setan yang tidak beralasan sama sekali. Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya dan menuruti bujukan setan tanpa ada petunjuk dari Allah, adalah orang-orang yang sangat sesat bahkan paling sesat. Oleh sebab itu, Allah melarang mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan dari jalan yang benar. Orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, firman Allah:

(Allah berfirman), "Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (shad/38: 26)

Pada akhir ayat 50 ini ditegaskan bahwa Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang zalim dan selalu meninggalkan perintah Allah, melanggar larangan-Nya, mendustakan rasul-Nya, mengikuti kemauan hawa nafsu, dan lebih mengutamakan ketaatan kepada setan daripada ketaatan kepada Allah. Orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang amat pedih di akhirat. Firman Allah:

Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (al-Furqan/25: 19)

Dan firman-Nya:

Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat). (az-Zukhruf43: 65)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Qasas
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.