QS. Al-Isra Ayat 57

اُولٰۤٮِٕكَ الَّذِيۡنَ يَدۡعُوۡنَ يَبۡتَغُوۡنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الۡوَسِيۡلَةَ اَيُّهُمۡ اَقۡرَبُ وَيَرۡجُوۡنَ رَحۡمَتَهٗ وَيَخَافُوۡنَ عَذَابَهٗؕ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحۡذُوۡرًا
Ulaaa'ikal laziina yad'uuna yabtaghuuna ilaa Rabbihimul wasiilata ayyuhum aqrabu wa yarjuuna rahmatahuu wa yakhaafuuna 'azaabah; inna 'azaaba rabbika kaana mahzuuraa
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti."
Juz ke-15
Tafsir
Orang-orang yang mereka seru itu, yaitu orang-orang yang mereka anggap sebagai tuhan selain Allah, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka, dan berusaha siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah. Dan mereka senantiasa mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu adalah sesuatu yang harus ditakuti oleh siapa pun makhluk-Nya.
Di atas telah disebutkan bahwa kaum musyrik menyembah para malaikat, jin, Nabi Isa, dan 'Uzair. Mereka menganggapnya sebagai tuhan yang dapat menghilangkan bahaya dan kemudaratan mereka. Lalu Allah menyebutkan bahwa yang mereka sembah itu sendiri sebenarnya mencari wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jalan itu tidak lain ialah taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah, ia berkata:

Rasulullah saw bersabda, "Mohonkanlah wasilah untukku kepada Allah." Mereka bertanya, "Apakah wasilah itu? Nabi pun berkata, "Mendekatkan diri kepada Allah." Kemudian Nabi membaca ayat ini (ayat 57).

Lebih lanjut Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang paling dekat sekalipun, di antara para malaikat, jin, Nabi Isa, dan 'Uzair, kepada Allah tetap mencari wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dengan menaati dan menghambakan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, apakah mereka layak disembah? Mengapa kamu tidak langsung saja menyembah Allah?

Pada bagian akhir ayat ini, Allah swt menyebutkan bahwa sesungguhnya azab Tuhan adalah hal yang (harus) ditakuti oleh siapa pun, baik para malaikat, para rasul dan nabi-Nya, maupun manusia seluruhnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Isra
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.