QS. Asy-Syu'ara' Ayat 61

فَلَمَّا تَرَآءَ الۡجَمۡعٰنِ قَالَ اَصۡحٰبُ مُوۡسٰٓى اِنَّا لَمُدۡرَكُوۡنَ​ۚ‏ 
Falammaa taraaa'al jam'aani qoola as haabu Muusaaa innaa lamudrakuun
Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Kita benar-benar akan tersusul."
Juz ke-19
Tafsir
Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa dengan nada gemetar dan takut “Kita benar-benar akan tersusul, oleh Fir’aun dan bala tentaranya."
Ketika Musa beserta Bani Israil dan Fir'aun bersama bala tentaranya berada dalam jarak yang dekat, Bani Israil merasa cemas dan khawatir kalau mereka tersusul oleh Fir'aun dan bala tentaranya. Mereka berkata kepada Musa, "Fir'aun dan tentaranya telah menyiksa anak-anak kami sebelum kami berangkat, dan setelah tersusul, kami semua akan dibunuh oleh mereka."
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.